Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Rabu, 29 Oktober 2008

“RAHASIA HIDUP SEHAT CARA ISLAM” (bag. 3-selesai)

10/29/2008 05:12:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

KETIGA : HIDUP AKTIF SELALU

Kesehatan tidak bisa diperoleh kecuali kalau kita senantiasa aktif bergerak. Diantara ciri mutlak hidup biologis adalah bergerak. Tidak satu komponenpun di dalam tubuh kita yang tidak bergerak harta benda padat seperti tulang sekalipun mengalami dinamisasi internal proses bongkar pasang elemen-elemen selulernya. Dari sejumlah perintah syari'at dalam Islam, sholat merupakan ibadah yang merangkaikan aspek gerak fisik yang layak dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya gerak-gerak tersebut dalam kehidupan kita? Adakah perbedaan antara orang yang melakukan sholat secara benar dengan yang tidak? Logikanya orang yang memiliki kebiasaan-kebiasaan rutin tertentu seharusnya memiliki keunikan dari pengaruh pembiasaan yang ia lakukan dalam hidupnya. Atlet pelaku aerobik misalnya akan memiliki frekwensi denyut nadi yang lebih rendah dibanding orang biasanya, para perenang memiliki kapasitas pernafasan yang lebih baik dan pelari pasti memiliki otot yang elastis dan jantung yang kuat. Sholat, jika dilakukan secara baik dan benar sesuai cara dan tatacara yang dicontohkan Nabi mestinya meninggalkan atsar (jejak) terhadap diri dan kehidupan kita (QS 29:45). Namun Nabi memprediksi bahwa kelak banyak dari umatnya melakukan sholat tapi sesungguhnya tidak menegakkan sholat. "Akan datang suatu masa atas manusia, mereka melakukan sholat namun pada hakekatnya mereka tidak sholat" (Al-Hadish).

Sholat; sebagai Olah Rasa, Olah Rasio sekaligus Olah Raga

Ibadah sholat merupakan simbol total ketundukan seorang hamba kepada Khalik-Nya yang di-ekspresi-kan dengan ketundukan seluruh dimensi diri (hati, akal dan raga). Konsentrasi terhadap dan apresiasi terhadap makna bacaan sholat, merasakan kehadiran Allah ketika tengah ber-audiensi denganNya mengaktifkan fakultas berfikir dan berdzikir (otak dan hati). Sedangkan gerakan-gerakan seperti: berdiri, rukuk, duduk iftirosy, sujud, tahiyyat dan salam mengaktifkan anggota tubuh (melibatkan : mengaktifkan sistem otot dan rangka, mempengaruhi  kardiovaskuler dan aliran getah bening, menggerakkan saluran pencernaan, paru-paru sistem kemih). Gerakan-gerakan sholat wajib sehari 17 rakaat yang memberikan format 119 postur fisik, atau 3570 postur setiap bulannya atau 42.840 postur setiap tahunnya. Tentunya gerakan ini bertambah lagi jika seorang muslim melakukan sholat sunnat tambahan lainnya seperti tahiyyatul masjid, rawatib, tahajjud, dhuha (35-40 rakaat), maka minimal ia melakukan 400 gerakan postur fisik setiap harinya. Gerakan sholat proporsional bagi tubuh, semua format gerakan terasa ringan dan mudah dilakukan, tidak ada hambatan bagi segala lapis usia. Dalam bahasa medis gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan fisiologis yang mengikuti format anatomi tubuh. Dalam gerakan-gerakan tersebut, ada semacam "olahraga rutin berintensitas rendah", yang kini sangat direkomendasikan oleh pakar aerobic karena sangat baik khususnya untuk kesehatan jantung. Diketahui kini, olahraga yang berat memberikan beban stress yang berlebih bagi tubuh akan menciptakan efek-efek merugikan diantaranya kemunculan radikal bebas. Dr. Shahid Athar menghitung bahwa sholat mampu membakar 10 kalori, sedangkan sholat sunat Ramadhan mampu membakar sekitar 200 kalori per-harinya. Dengan jumlah pembakaran kalori demikian, maka gerakan sholat analog dengan olahraga berintensitas rendah yang sangat penting dalam maintenance kesehatan.

Performance sholat membuat banyak organ tubuh kita beraksi, terutama sistem otot, tulang rangka dan persendian. Manuver gerakan dan perubahan-perubahan posisi yang dilakukan seperti sujud  memanipulasi secara fisiologis sistem jantung & peredaran darah dengan menambah suply darah ke otak. Pasokan yang meningkat akibat sujud memberikan pressure pada pembuluh darah yang akan "melatih pembuluh darah dikepala" lebih adaptif menghadapi tekanan sehingga relatif menjadi lebih kuat apabila menghadapi suatu trauma. Takbir merupakan abduksi dan bersedekap adalah adduksi yang mempengaruhi pengembangan dan pengempisan rongga dada ketika bernafas dan format itu juga menggerakkan sistem limfatik dilengan bergerak menuju leher. Formasi berdiri, rukuk, sujud duduk dan sujud 85 kali sehari melancarkan gerak peristaltik saluran cerna (pemijatan), memperkuat dinding abdomen dengan kontraksi rutin, mengosongkan kandung kemih. Sebuah penelitian sederhana dilakukan dr.Sagiran menyimpulkan penekukan formasi duduk iftirosy menyebabkan penjepitan pembuluh darah utama dikaki, yang dibuktikan dengan pengukuran saturasi oksigen dengan pulse oxymetry ke titik nol (0), sehingga formasi duduk iftirosy melatih sirkulasi kolateral untuk menyuplai oksigen di area bawah tersebut.

Dr Muhammad Sholeh (sarjana IAIN orang di luar medis), melakukan terobosan yang agak ganjil bagi komunitas medis . Ia menyusun tesisnya dalam Program Pasca Kedokteran UNAIR Surabaya, berjudul "Pengaruh Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi". ia menyimpulkan bahwa jika sholat Tahajud dilakukan secara kontinyu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, maka secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologis), khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi. (sebuah upaya yang layak diapresiasi) .

            Selain sholat mungkin relevan juga bila meneladani cara jalan Nabi yang cepat, yang tentunya mirip dengan olahraga aerobik yang baik untuk kesehatan jantung.


 

KEEMPAT :MENGELOLA FIKIRAN DAN JIWA DENGAN BENAR.

Sehat meliputi dimensi yang holistik, WHO mendefenisikan bahwa kesehatan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial tanpa ada keluhan sama sekali. Dr. Robert Benson, MD spesialis pembahas keterkaitan antara kesehatan dengan pikiran mengatakan: "Lebih dari separuh penyakit-penyakit yang ada didunia ini bersumber dari gangguan kejiwaan". Ajaran Qur'an dan perilaku Nabi Muhammad sangat kaya untuk menjadi referensi dalam mengelola kesehatan jiwa ini. Qur'an mengajarkan untuk hidup berfikir posiif optimis dan menjauhi perasaan putus asa (QS 12: 87, QS 15: 56), meluruskan persepsi terhadap segala ujian & musibah (QS 2:155), bersabar (QS 2:45), menjauhi amarah (QS 3: 134, QS 42: 37), menjauhi sikap boros(QS 17:26), berdisiplin (QS 4:103) dan banyak lagi yang kesemuanya sangat relevan dengan hidup sehat.

Pembentukan ahklak yang mulia adalah muara dari seluruh amalan Islam, orang yang memiliki budipekerti yang mulia pasti akan mewarisi hidup penuh ketenangan dan mengundang keridhaan Ilahi. Dan hidup penuh ketenangan dan kedamaian adalah syarat mutlak jika kita mau hidup sehat. Hanya jiwa-jiwa yang tenang yang kelak akan dipanggil Tuhan dengan mesra. "wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan hati puas dan diridhai, masuklah ke dalam kelompok hamba-hambaKu dan masuklah kedalam syurga-Ku".

Wallaa'hu a'lam bish-shawab.


 

Oleh : dr. Ade Hashman

Selasa, 28 Oktober 2008

“RAHASIA HIDUP SEHAT CARA ISLAM” (bag. 2)

10/28/2008 05:13:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

KEDUA : MEMANAJEMEN MAKANAN

Status kesehatan seseorang sangat bergantung dan dipengaruhi faktor makanan. Faktor makanan menjadi penting karena ia merupakan variabel yang bisa dikendalikan. Porsi makan yang berlebihan, tidak selektif dalam memilih menu, makan dengan frekwensi yang tidak teratur, atau mengkonsumsi makanan yang toksik  memicu berbagai penyakit a.l bisa disebutkan: diabetes mellitus (gula), jantung koroner, Hipertensi, Gout (asam urat), Neoplasma (kanker), peracunan, gastritis dan penuaan dini. Disepakati para ahli kesehatan, terdapat korelasi signifikan antara penambahan berat badan dari ukuran normal dengan peningkatan resiko kematian.

Saluran pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut  tidak pernah berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Pernahkah anda membayangkan apa saja yang sudah kita masukkan dalam sistem saluran pencernaan kita? Mulai dari yang lembek, liat, alot, hingga keras, mulai dari gula manis, garam asin, salak sepet, jamu yang pahit, buah yang asem, hidangan sejak dari yang panas, suam-suam kuku, hingga yang dingin. Kadang tanpa seleksi, kita memasukkan apa saja kedalam saluran pencernaan yang kita anggap enak untuk dimakan. Tanpa disadari seringkali sebetulnya kita juga memasukkan racun dan limbah berbahaya kedalam tubuh kita bersama makanan yang kita santap atau air yang kita teguk, apalagi kalau kita tengah menelan obat-obatan.

Dalam tubuh manusia, ada dua sistem organ yang langsung kontak dengan dunia luar, yaitu sistem pernafasan dan saluran pencernaan, sehingga kedua organ tersebut merupakan bagian yang sangat rentan untuk terserang penyakit. Saluran pencernaan manusia sejak dari mulut hingga anus bisa diibaratkan seperti sebuah selang yang terbuka begitu saja, sehingga logis organ ini mudah menjadi pintu masuk (port d'entry) bagi segala penyakit sehingga Nabi mengatakan "perut itu gudang penyakit".

            Urusan makanan ini sangat diatur oleh agama, secara alegoris dikisahkan kesalahan manusia pertama sekali adalah tidak mampu menahan diri memakan buah (dalam melodrama Adam). Nabi mengilustrasikan gaya makan orang beriman seperti lebah, yakni  sangat "selektif". Lebah tidak mengkonsumsi sembarangan kecuali yang baik-baik yakni nectar (sari bunga) dan kelak lebah menghasilkan output yang bermanfaat buat kehidupan yakni madu.

Al-Qur'an memberikan patron dalam soal konsumsi yakni makanlah yang halal (bukan hasil korupsi) dan thayib (sesuai standard gizi) (QS 2 :168). Janganlah makan secara berlebih-lebihan (QS 7:31). Nabi menyampaikan kepada umatnya "Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang", "Isilah perut kalian dengan 1/3 makanan, 1/3 minuman dan 1/3 udara.  "Orang yang paling disukai Allah diantara kalian adalah yang paling sedikit makannya dan paling ringan badannya" (HR Ibnu Abbas). Falsafah yang dipakai "makanlah untuk hidup, jangan hidup untuk makan!" Do'a yang senantiasa Nabi panjatkan "Ya Allah jadikan rezeki bagi keluarga Muhammad sebagai kekuatan". Tuntunan tentang kwalitas makanan juga ditegaskan Allah untuk memilah jenis makanan yang terbaik (QS 18:19, QS 7:160). Nabi juga mengajarkan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi "Makanlah kalian berbagai macam makanan. Karena sesungguhnya bila makanan yang satu panas maka bisa dipadamkan oleh makanan lain yang dingin" (Hadish) Variasi jenis-jenis makanan baik sumber nabati atau hewani disebutkan dalam banyak ayat dalam Qur'an. Menariknya lagi, dalam sirah Nabi diceritakan bahwa rumah tangga Nabi tidak pernah menyimpan makanan untuk hari esok, hal ini dapat ditafsirkan Nabi selalu mengkonsumsi makanan yang segar dan baru.

Sehatnya ber-Puasa

Dalam memanage makanan, secara khusus kaum muslimin diwajibkan melaksanakan ibadah puasa selama 1 bulan saat Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi sendiri "puasalah kamu supaya kamu sehat". Kini semakin banyak penelitian yang memapaparkan bahwa Puasa merupakan kegiatan yang sangat menyehatkan. Resume hasil-hasil riset tentang manfaat Puasa bagi kesehatan dapat disarikan a.l : memberikan istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat,  menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid "jahat" (cholesterol, trigliserid LDL), detoksifikasi, eradikasi kuman di lambung dan bila benar-benar dilakukan dapat menurunkan berat badan sekitar 3%-4%, dan efek-efek bermanfaat lainnya yang begitu panjang jika diuraikan. Disamping puasa Ramadhan kita juga bisa melaksanakan sunnah puasa senin kamis atau Puasa Daud bila memang mampu.

Bahaya Medis Makanan Haram

Pelarangan beberapa jenis makanan (QS 5:3) diluar aspek hukum yang harus dipatuhi, ternyata makanan haram juga berbahaya untuk kesehatan. Bangkai jelas mengandung banyak bakteri patogen mematikan. Darah yang secara faali merupakan media transportasi; mengandung banyak senyawa yang berbahaya untuk dikonsumsi seperti urea, amoniak, kreatinin, asam urat, asam suksinat, asam asetoasetat, asam laktat, asam piruvat, berbagai lipoprotein, serta semua hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin, darah juga membawa sel darah putih  dan antibodi yang berfungsi dalam memerangi bakteri dan virus akibatnya memakan darah dapat berarti makan bebagai sumber penyakit. Daging babi mengandung parasit yang berbahaya diantaranya cacing taenia soleum yang memiliki pengait, cacing trichinella spiralis dan bakteri salmonella. Dalam hal tingginya kandungan kholesterol tidak ada yang mampu menyamai babi. Khamar (minuman memabukkan) misalnya Alkohol sangat toksik terhadap otak, membuat luka lambung (ulkus peptik hingga menimbulkan keganasan 'kanker'), menyebabkan pankreatitis, mengganti jaringan liver yang sehat dengan perlemakan hingga akhirnya sirosis yang tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu menghindari semua menu yang diharamkan (termasuk yang syubhat) merupakan sikap pemeliharaan hidup sehat.

Oleh : dr. Ade Hashman

Senin, 27 Oktober 2008

“RAHASIA HIDUP SEHAT CARA ISLAM” (bag. 1)

10/27/2008 05:48:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

                         
 

Tujuan dasar ibadah dalam Islam memang bukan dilakukan untuk mencari kemanfaatan praktis, tapi bertujuan altruist yakni mengharap ridha Ilahi. Orang berpuasa misalnya, target utamanya meraih predikat taqwa meski kemudian terbukti bahwa puasa bermanfaat untuk kesehatan. Demikian pula dengan praktek ibadah-ibadah lainnya, jika dikajii ternyata memberi manfaat yang bersifat praktis duniawi. Ajaran Islam diistilahkan dienul fitrah yakni ajaran yang sama dan sebangun dengan kodrat kemanusiaan. Meminjam istilah cendekiawan muslim bahwa; Islam itu sesungguhnya merupakan kelanjutan dari desain dasar kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain hubungan agama dengan pemeluknya adalah hubungan yang bersifat kebutuhan bukan semata–semata kewajiban, setiap perintah dan larangan kemanfaatannya akan terpulang kembali pada pelakunya itu sendiri. Tuhan yang menurunkan risalah ini adalah Dia Yang Maha Kaya lagi tumpuan puji, Yang kepadaNya segala bergantung. Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun. Pada hakekatnya Tuhan tidak bertambah mulia dengan ibadah hambaNya dan tidak akan terluka oleh kedurhakaan hambaNya, sesuatu yang Dia perintahkan bagi hambaNya berarti penting bagi kita, sehingga Dia mewajibkanNya, karena Dia mencintai hamba-hambaNya.

RASULULLAH SEBAGAI TELADAN HIDUP SEHAT

Rasulullah Muhammad saw berusia 64 tahun, dan diantara keistimewaan hidup beliau yang mungkin jarang dibahas adalah kondisi fisiknya yang prima. Dari biografi kehidupan Nabi disebutkan bahwa sepanjang hidupnya Nabi hanya sakit 2 kali saja. Ini fakta prestasi kebugaran fisik yang sangat luar biasa. Betapa tidak, Rasulullah Muhammad saw itu, hidup dengan beban pekerjaan yang besar dan memikul amanat yang berat. Ia menjalani hidupnya dengan episode "penderitaan demi penderitaan"; lahir berpredikat yatim, beranjak enam tahun menjadi piatu, muda belia menjadi pekerja keras, beranjak dewasa predikat yang diembannya semakin bertambah kompleks; selain sebagai seorang suami dan ayah bagi keluarganya, ia adalah Nabi bagi umatnya, Rasul yang diutus bagi seluruh umat manusia, kepala pemerintahan di jazirah arabia, komandan di banyak medan peperangan,  pelindung kaum yang lemah & tertindas.

Kehidupannya amat bersahaja, ketika datang tawaran kepada Nabi yang mulia ini segala bentuk kesenangan duniawi berupa harta yang melimpah, kekuasaan luas untuk menjadi Nabi yang Raja, tapi ia lebih memilih hidup menjadi seorang Nabi yang Rakyat Jelata.  Berbeda dengan banyak pemimpin-pemimpin dunia, menurut Emha Ainun Nadjib, rumah Nabi luasnya hanya 4,80 cm X 4,62 cm, meski kelak ditangannya telah terbayang kunci masyriq dan maghrib (kelak Persia & Konstantinopel jatuh dalam Islam) tapi ia tidur hanya beralaskan dipan tikar yang kasar. Nabi tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut, menu sehari-hari yang ia konsumsi adalah roti gandum yang keras, dalam rumahnya tidak pernah tersimpan makanan untuk hari esok, waktu tidurnya sangat sedikit. Ketika beliau wafat, harta kekayaan yang diwariskan hanyalah uang sebanyak 7 (tujuh) dinar saja. Meski kelak beberapa tahun setelah beliau meninggal dunia, Islam terentang luas sejak dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, membentuk sebuah imperium keimanan yang paling besar yang pernah dikenal umat manusia !

Muhammad lahir di tahun 570 M, di suatu tempat yang jauh dari pusat peradaban dunia yang berkultur tinggi. Jazirah arabia saat itu adalah tempat yang paling terbelakang di dunia, jauh dari seni dan ilmu pengetahuan dengan tradisi masyarakat jahiliyah & tribalisme. Kota Mekkah saat kelahiran Nabi hanya "dipandang sebelah mata" karena tidak ada yang dapat dibanggakan sebagai suatu peradaban, apatah lagi membincangkan sistem kesehatan saat itu ? Dunia ilmu kedokteran ketika Nabi lahir didominasi takhayul, mitos dan khurafat. Namun alangkah aneh, bila Rasulullah Muhammad saw hanya sakit dua kali saja seumur hidupnya ?

Lalu kira-kira apa rahasianya yang menyebabkan beliau memiliki stamina fisik yang mengagumkan itu ? jawaban atas "pencerahan hidup" yang dialami Nabi tentu bersumber dari Al-Qur'an yang memang ditujukan Tuhan untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia untuk meraih kesejahteraan hidup didunia dan akhirat. Dan Muhammad di setting Tuhan sebagai suri teladan manusia (QS 33: 21), ia merupakan wujud operasional Qur'an sehingga Nabi sering dijuluki sebagai "Qur'an yang berjalan" (the living qur'an). Sebagai sumber keteladanan, perilaku kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad saw adalah perilaku kehidupan manusia biasa; yang dapat ditiru (QS. 18: 110).

Ternyata jika kita kaji lebih dalam, konsep pemeliharaan kesehatan dalam Islam itu terintegrasi dalam perintah-perintah agama itu sendiri, murah dan mudah dilakukan. Bersama akan kita bahas apa saja bagian kandungan Qur'an dan perilaku Rasulullah (Sunnah Nabi) yang memberikan kontribusi untuk memelihara kesehatan itu.

PERTAMA : MENJAGA KEBERSIHAN

Sebagaimana motto kedokteran modern bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, maka Islam punya semboyan yang lebih tinggi maknanya "kebersihan bagian dari keimanan". Seolah-olah perilaku hidup yang tidak bersih adalah cermin dari kurangnya nilai iman dalam diri seseorang. Bahwa hidup yang bersih (bersih; jasmani, pakaian, makanan minuman & lingkungan) merupakan syarat mutlak untuk 'hidup yang sehat' tidak perlu diperdebatkan lagi. Terlalu banyak penyakit yang bisa ditimbulkan akibat lingkungan yang tidak hygienis, khususnya penyakit-penyakit dalam kategori infeksi menular.

Kebersihan jasmani merupakan syarat mutlak pertama kali bagi seorang muslim jika ia hendak melakukan sholat menghadap Allah swt. Kebersihan dipandang sentral dalam yurisprudensi (fiqh) Islam, kajian tentang kebersihan merupakan tema yang pertama ada dalam kitab fiqh, dengan spektrum pembahasan yang sangat luas. Kita akan mendapati berjilid-jilid buku-buku fiqh tentang thaharah (bersuci) yang membahas tema-tema : seputar najis (dengan klasifikasi ringan, sedang, berat), jenis-jenis air, mandi (junub, jum'at), wudhu, istinjak (pembersihan dua jalur eksresi), haid, nifas, bersugi (sikat gigi), memotong kuku, memotong janggut, larangan merajah tubuh (membuat tatto), tayamum, khitan, memandikan jenazah, menyegerakan pemakaman atau  tema-tema yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan yang dikaji dengan sangat rinci. Kajian yang lengkap mengenai hidup bersih seperti itu rasanya tidak akan pernah ditemukan secara tekstual normatif dalam ajaran-ajaran lain. Alm. K.H Efendy Zarkasy dalam kesempatannya mengelilingi eropa menemukan hal yang unik tentang kebersihan, ternyata diantara semua negara eropa hanya di Spanyol yang toiletnya terdapat penampungan air, mengapa? Toilet-toilet dengan bak air itu merupakan warisan tradisi kaum muslimin dahulu, karena orang Islam sangat memerlukan tempat untuk bersuci & mandi. Di banyak negara Eropa lainnya atau disuatu gedung yang arsitekturnya mengacu pada gaya dunia barat "modern", misalnya seperti di hotel-hotel berbintang, kita akan temukan toilet yang hanya disediakan kertas tissue untuk istinjak atau jikapun ada sumber air di toilet tersebut, maka biasanya hanya dari selang kecil saja.

Hidup Hygienis dengan wudhu

Orang muslim paling tidak membasuh 7 anggota tubuhnya yang terpapar dunia luar 5 kali sehari dalam wudhunya dengan air bersih lagi mensucikan. Prosesi wudhu sendiri sangat hygienis untuk pemeliharaan kesehatan. Cuci tangan memutus penularan rantai infeksi. Menjaga kebersihan tangan juga diajar Nabi diluar wudhu terutama ketika tangan dipakai untuk makan. Rasulullah saw mengatakan : "Jika seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah memasukkan tangannya ke sebuah tempat makanan sehingga membasuh tangan tersebut tiga kali,..". Berkumur-kumur melindungi mulut dan tenggorokan dari inflamasi. Satu diantara kebiasaan Nabi adalah bersugi (menyikat gigi), bahkan dalam hadishnya dikatakan " Seandainya tidak  memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka bersugi yaitu meyikati gigi setiap akan sholat" (HR Bukhari). Menyikat gigi melindungi gigi dari kerusakan akibat pembusukan makanan, disamping itu membersihkan area mulut yang dihuni jutaan mikroorganisme, juga mencegah resiko infeksi oportunistik bila daya tahan tubuh kita menurun. Istinsyaq yakni menghirup air ke dalam hidung, merupakan suatu perbuatan yang mungkin tidak akan pernah dilakukan orang (apalagi secara rutin) kecuali jika ia berwudhu. Menurut ahli bedah tumor Dr. Bahar Azwar, Sp.B.Onk, jika terdapat tumor yang letaknya tersembunyi didalam hidung maka aliran air yang melintasi dan menyapu area nasopharyng akan menimbulkan perdarahan sehingga istinsyaq dapat sebagai deteksi dini tumor didaerah yang tersembunyi tersebut. Membasuh wajah membersihkan kotoran sisa sekret kelenjar kulit dan menjadi tabir surya yang melindungi kulit wajah dari efek buruk ultra violet yang diantaranya memicu kanker kulit. Membasuh kedua tangan dan kaki dengan melakukan pemijatan pada ujung-ujung jari dan telapaknya memperkuat pembuluh darah perifer, menambah vitalitas dan aktivitas tubuh.

Di samping itu ada paket pemeliharaan kebersihan lainnya yang secara inheren wajib dilakukan bagi tiap muslim ; yakni membebaskan diri dari najis; ajaran istinjak dengan air bersih dan khitan (circumsitio)  merupakan bagian kebiasaan yang sehat. Khusus bagi wanita terkait struktur anatomi, istinjak saat miksi mencegah infeksi saluran kencing dan bagi pria; khitan melindungi dari resiko keganasan akibat akumulasi smegma yang iritatif yang terdepo di kulit dalam penis. Nabi menganjurkan memakai alas kaki bila masuk jamban, melakukan bagian fitrah diri yaitu mandi, memotong kuku, merapikan rambut, janggut, kumis secara rutin.

Oleh : dr. Ade Hashman

 
 


 

Minggu, 26 Oktober 2008

“Jadilah Dermawan”

10/26/2008 06:03:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. dijelaskan bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Sungguh Rasulullah saw. lebih dermawan dengan kebajikan dari angin yang diutus.

Puasa menyeru memberi makanan kepada orang yang sedang lapar, memberi si miskin dan menolong si fakir. Ramadhan adalah musim bersedekah dan peluang emas untuk orang yang memberi hartanya kepada orang lain.

Sebuah syair mengatakan : "Allah swt. telah memberimu, berikanlah sebagian pemberian-Nya kepada orang lain. Karena harta akan sirna dan umur pun akan pergi. Harta ibarat air, bila disumbat alirannya air akan kotor, dan bila dialirkan darinya akan mengalir air yang dingin dan segar."

Betapa indah memberi harta kepada orang lain, betapa baiknya shodaqoh itu. Setiap kali orang membelanjakan hartanya di jalan Allah swt., Allah swt. memberinya kesehatan tubuh, ketenangan hati dan keluasan rezeki. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw. bersabda : "Shodaqoh memadamkan panasnya dosa, sebagaimana air memadamkan api."

Dosa-dosa mempunyai daya panas dalam hati, bara dalam jiwa, dan api yang menyala dalam kehidupan. Tak ada yang dapat memadamkan panas dan bara ini kecuali shodaqoh.

Utsman bin Affan ra. adalah sahabat yang kaya. Dia menjadikan harta dan kekayaannya sebagai alat untuk mencari ridha Allah swt. Dia beri dana khusus untuk mempersiapkan tentara yang akan berangkat ke Tabuk, membeli sumur Roumah untuk kaum muslimin.

Wahai orang yang berpuasa, dengan memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, sungguh anda telah meminjamkannya kepada Tuhanmu. Dan shodaqoh itu seluruhnya akan kembali kepada Anda, di hari di mana Anda menjadi fakir, membutuhkan, hari kritis, hari kefakiran dan kemiskinan, yaitu hari kiamat.

Wahai orang yang berpuasa, seteguk air putih, seteguk air susu, sebiji kurma, sedikit makanan, harta, pakaian dan buah-buahan yang Anda berikan kepada orang yang membutuhkan adalah jalan Anda menuju surga.

Wahai orang yang berpuasa, demi Allah tidak ada yang mampu menjaga seperti shodaqoh, tak ada yang kuasa mensucikan harta seperti shodaqoh. Banyak orang kaya meninggal dunia meninggalkan harta, simpanan, rumah dan istana yang hanya Allah yang mengetahui. Tetapi, semua berakhir menjadi rugi dan penyesalan karena mereka tidak mengarahkannya pada jalur yang benar.


 


 

(Tausiah Ustadz Jefri Al Bukhari,dikutip dari harian TP tgl. 9 September 2008M/9 Ramadhan 1429H)

Jumat, 24 Oktober 2008

Nasib Islam Liberal Pasca Muktamar Muhammadiyah

10/24/2008 06:32:00 PM Posted by Ady'S No comments

Sebuah catatan lama, namun menarik untuk disimak…


 

"Islam Liberal terpental dari Muhammadiyah dalam Muktamar ke-45 di Malang. Apa sikap Din Syamsuddin pasca Muktamar?"

Kaum Islam Liberal di tubuh Muhammadiyah menjerit, karena misi mereka gagal. Semula, mereka berharap, Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang akan menjadi momentum penting untuk semakin leluasa menjadikan Muhammadiyah sebagai kuda tunggangan penyebaran ide-ide liberal ke umat Islam Indonesia.

Sukidi Mulyadi, aktivis Islam Liberal di Muhammadiyah yang juga mahasiswa Teologi di Harvard University, menulis di majalah TEMPO edisi 17 Juli 2005, bahwa "Terpentalnya sayap pemikir muslim liberal seperti Munir Mulkhan dan Amin Abdullah dari formatur 13 juga dapat dibaca sebagai kemenangan anti-liberalisme dalam muktamar."

Di akhir tulisannya Sukidi berharap, sebagai nakhoda baru di Muhammadiyah, Din Syamsuddin tidak akan melakukan represi terhadap paham liberalisasi Islam, yang dia katakan makin bersinar terang di bawah kepemimpinan Syafii Ma'arif.

Ia berharap, Din Syamsuddin akan bersikap bijaksana dalam mengelola sayap liberal dan anti-liberal di tubuh Muhammadiyah."Kedua sayap itu justru menandakan terjadinya dinamika pluralisme internal dalam tubuh Muhammadiyah. Jika Din sukses mengelola pluralisme internal ini, Muhammadiyah akan menjadi kekuatan luar biasa sebagai "laboratorium pemikiran" yang mencerahkan umat dan bangsa," begitu tulis Sukidi, aktivis penyebar paham Pluralisme Agama di Muhammadiyah.

Harapan kaum liberal untuk tetap diakui sebagai bagian yang sah dari Muhammadiyah masih tersisa, mengingat – tidak seperti Muktamar NU – Muktamar Muhammadiyah ke-45 memang tidak secara formal melarang ajaran liberalisme dikembangkan di Muhammadiyah.

Merasa diri mereka tersudut, mereka sekarang berjuang untuk mendapatkan pengakuan, bahwa liberalisme adalah bagian yang sah dari Muhammadiyah. Bahkan, dibuat berbagai tulisan yang menggambarkan, bahwa pendiri Muhammadiyah adalah juga seorang penganut paham liberalisme.

Din Syamsuddin sendiri masih dinilai oleh kaum Liberal belum jelas benar sikapnya, karena dalam berbagai kesempatan, dia banyak mengkritik paham Islam Liberal. Dalam buku berjudul "Pemikiran Muhammadiyah: Respons Terhadap Liberalisasi Islam, (Surakarta: UMS, 2005), Din  menyatakan, bahwa Muhammadiyah "tidak sejalan dengan paham ekstrem rasional dikembangkan Islam Liberal, meski beberapa oknum terutama di kalangan muda atau yang merasa muda ikut-ikut berkubang di jurang "liberalisme Islam".

Dalam buku ini disebutkan, bahwa Din menegaskan sikap Muhammadiyah yang ingin mengambil "posisi tengahan" yang secara teologis merujuk kepada al-Aqidah al-Wasithiyah. Secara tegas, Din mengkritik penjiplakan membabi buta terhadap paham rasionalisme dan liberalisme, termasuk di kalangan Muhammadiyah.

Din menyatakan: "Begitu juga ketika datang tawaran pemikiran rasionalisme dan liberalisme, tidak sedikit generasi muda Muhammadiyah, dan mereka yang masih merasa muda, terseret dalam arus liberalisme dan rasionalisme tersebut.

Muncul di sementara generasi Muhammadiyah yang mengatakan bahwa Al-Quran itu adalah produk budaya lokal (Arab), sehingga seluruh isinya adalah zhanni.

Dakwah Islam, menurut mereka, bukanlah mengajak manusia untuk ber-Islam, baik kepada yang sudah muslim apalagi yang belum muslim, dakwah tidak mengurusi keyakinan dan iman seseorang, tetapi hanya menata kehidupan yang harmonis diantara berbagai keyakinan dan mengatasi berbagai problem kemanusiaan seperti kemiskinan, kebodohan, dan sebagainya.

Persoalan iman adalah masalah individu sehingga isu kristenisasi seharusnya tidak menjadi masalah lagi bagi Muhammadiyah. Bahkan, ada yang lebih ekstrem dengan mengatakan, bahwa Muhammadiyah hendak diubah paradigmanya, dari gerakan amal saleh dan gerakan ibadah menjadi gerakan praksis sosial yang netral dari kepentingan keagamaan."

Itulah sebagian kritik yang pernah disampaikan oleh Din Syamsuddin terhadap ide-ide liberalisme yang berkembang di tubuh Muhammadiyah.

Namun, Din juga menginginkan, bahwa jalan yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah pemikiran adalah dialog pemikiran. Dia pernah mengutarakan keinginannya agar semua aliran pemikiran itu ditampung dan didialogkan dengan serius dalam suasana kekeluargaan.

Ketika menemui Nurcholish Madjid, yang masih bergelut dengan penyakit hatinya, Rabu (13/7/2005), Din mengatakan, pada kurun waktu terakhir ini, di Muhammadiyah telah berkembang dialektika pemikiran dalam spektrum yang sejalan dengan ide-ide pembaruan seperti modernitas, pluralisme, dan inklusivisme yang memadukan cita-cita liberal dan progresif dengan keimanan yang saleh.

Disamping itu, di kalangan warga Muhammadiyah, juga masih kuat berkembang bentuk-bentuk pemikiran yang 'puritan'. Untuk menghindari kesenjangan dialektika dua arus pemikiran ini, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan berusaha mendekatkan kedua pihak melalui dialog yang intensif dan kontinyu. (Republika, 14/7/2005)

Dialog pemikiran adalah bentuk yang sangat ideal. Dan hal itu harus dikaji dengan serius dan mendalam. Tidak bisa tidak, Muhammadiyah harus menghidupkan tradisi ilmu dan melengkapi dirinya dengan literatur-literatur Islam dan Barat – termasuk studi Kristen, Yahudi, dan agama-agama lain – yang memadai. Dalam hal ini, memang Muhammadiyah masih  jauh ketinggalan.

Untuk menilai ide mana yang baik dan ide mana yang buruk, dibutuhkan ilmu yang cukup. Hingga kini, misalnya, sebagai satu institusi keagamaan, Muhammadiyah belum melakukan kajian yang serius dan sikap resmi tentang paham Pluralisme Agama, metode interpretasi hermeneutika untuk tafsir al-Quran, dan isu-isu penting lainnya dalam liberalisasi Islam.

Adalah sangat berbahaya jika dialog dilakukan tanpa persiapan yang matang dalam keilmuan dan informasi yang memadai tentang pemikiran tersebut. Yang salah bisa dilihat sebagai kebenaran, sedangkan yang benar bisa dikatakan sebagai kesalahan, hanya karena kurang pandai dalam 'mengemas' dan 'menjual'.

Sudah lazim diketahui, liberalisme dijajakan kepada masyarakat dengan kemasan yang menarik dan teknik-teknik pemasaran yang piawai, serta biaya promosi yang 'gila-gilaan'. Untuk mengiklankan paham liberal di media massa saja, disiapkan dana milyaran rupiah.

Meskipun sifatnya racun dan sebenarnya patologis (seperti iklan bir bintang dan makanan anak-anak jenis tertentu), karena ditampilkan dengan iklan yang menarik, maka akan banyak peminatnya. 

Disamping itu, sejak awal perlu disepakati, bahwa ada hal-hal yang tidak mungkin dikompromikan, karena secara substansial dan fundamental memang berbeda.

Antara iman dengan syirik tidak mungkin bertemu. Antara paham Tauhid Islam dengan paham Pluralisme Agama tidak mungkin bertemu, sebab paham Pluralisme Agama jelas-jelas mengajarkan syirik. Mustahil dua paham ini bisa disatukan dalam satu tubuh, sebab satu sama lain, saling menegasikan.

Yang satu mengakui eksklusivitas Ke-Esaan Allah dan kebenaran risalah Nabi Muhammad saw sebagai satu-satunya jalan kebenaran dan keselamatan, sedangkan yang lain mengakui kebenaran dan validitas semua agama. Syirik adalah kezaliman yang besar (zhulmun azhim), sedangkan salah satu dosa yang cepat mendatangkan azab Allah adalah dosa kezaliman.

Karena itu aneh sekali jika kaum Islam Liberal menginginkan paham syirik semacam ini hidup berdampingan secara damai dengan paham Tauhid di tubuh Muhammadiyah. Seharusnya penyebar paham ini bertobat dan menyadari kekeliruannya, mengaji Islam lagi dengan baik, dan berpikir dengan lebih jernih dan ikhlas. Tidak perlu terlalu silau dengan kemajuan Barat.

Kita sungguh kasihan pada penyebar dan penganut paham ini. Sebagai contoh, bisa dilihat kasus Sukidi. Sebagai propagandis pluralisme agama, Sukidi sendiri tidakmalu-malu lagi mengakui kebenaran semua agama, dengan membangga-banggakan pendapat Mahatma Gandhi, yang menyatakan: "Semua agama pada hakikatnya benar, tapi karena kebenaran tunggal itu diterima sekian banyak manusia dari beragam ras, agama, dan identitas, maka kebenaran yang tertangkap dari yang tunggal itu terfragmentasi, terpecah-pecah. Padahal, inti kebenaran itu satu jua."

Karena itu, kata Sukidi, semua agama pada hakikatnya benar, hanya cara mendekati kebenaran itu saja yang menggunakan sekian banyak jalan. Ia menilai, Islam yang dulu dipelajarinya penuh dengan indoktrinasi, klaim-klaim kebenaran dan keselamatan, serta meletakkan Islam seolah-olah sebagai satu-satunya jalan menuju Tuhan.

Karena itu, ia mengaku menemukan Islam di Harvard, yakni Islam yang diletakkan dalam koteks studi agama-agama lain memberi inspirasi bahwa Islam hanyalah salah satu jalan di antara sekian banyak jalan menuju hadirat Tuhan.

Namun, ia sendiri menyatakan belum menemukan kebenaran. Katanya, "Terus terang saya masih dalam tahap pencarian akan arti kebenaran itu sendiri, sehingga masih dalam proses yang tiada berujung."

Kita sungguh kasihan dengan anak muda pintar seperti Sukidi ini. Jauh-jauh belajar Islam ke Harvard hasilnya justru mengakui kebenaran semua agama, dan ragu akan kebenaran eksklusif agama Islam. Kasihan sekali, sungguh kasihan.

Namun, di sini kita juga mengakui, betapa hebatnya program cuci otak yang dilakukan terhadap para cendekiawan Muslim, sehingga entah sadar atau tidak, dia sudah menyebarkan virus pluralisme agama itu ke tubuh Muhammadiyah dan umat
Islam secara keseluruhan. 

Paham kebenaran semua agama ini sudah berabad-abad digagas. Berbagai tamsil dibuat. Ada hikayat tentang gajah dan orang buta, ada hikayat tentang Nathan yang bijaksana. Dan sebagainya.

Di kalangan Yahudi, pada abad ke-18 muncul nama Moses Mendelssohn (1729-1786) yang menolak klaim kebenaran eksklusif satu agama. Belakangan, populer buku Charles Kimball "When Religion Becomes Evil" yang menyebut, agama akan
menjadi jahat jika memiliki doktrin "absulute truth claims".
 
Jelas,  bagi Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya, paham Pluralisme Agama semacam itu adalah racun, sebab akan melemahkan semangat Muhammadiyah dalam melakukan dakwah, dan terlena dari serangan gerakan Kristenisasi atau evangelisasi yang semakin aktif disebarkan oleh kalangan Kristen kepada kaum Muslim Indonesia. 

Islam tegak diatas landasan syahadat: pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jadi, Islam bukan hanya percaya kepada Allah, tetapi juga mengakui kebenaran kerasulan Muhammad. Inilah yang ditolak keras oleh kaum Yahudi dan Nasrani sepanjang sejarah.

Kita setuju dengan rencana Din Syamsuddin untuk melakukan dialog pemikiran. Tetapi, dialog itu perlu  jelas pedoman, arah, batasan, dan landasannya.

Anak-anak muda Muhammadiyah yang terpukau kepada paham liberalisme perlu diajak dialog dan dijelaskan dengan cara-cara yang baik dan ilmiah. Sebab, banyak yang terpesona dengan "hal baru" tanpa mendalami hakekat dan dampaknya, karena miskinnya tradisi ilmu.

Kita berharap, Din Syamsuddin dapat mendudukkan masalah liberalisme ini dengan bijaksana. Janjinya untuk menegaskan jati diri Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tetap menjadi gerakan amar ma'ruf nahi munkar, mudah-mudahan bisa direalisasikan.

Kemungkaran terbesar adalah kemungkaran yang menghancurkan Tauhid Islam, seperti paham Pluralisme Agama ini – sebuah paham yang melegitimasi dan mendukung kekufuran dan kemusyrikan.

Padahal, Allah SWT sudah menegaskan (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya." (QS 98:6).

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS 4:48).

"Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menuduh Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak." (QS 19:88-91).

Jadi, dalam konsepsi Islam, sekedar menyatakan bahwa Allah mempunyai anak sudah disebut sebagai kemungkaran besar dan Allah sangat murka dengan hal itu.

Dengan Pluralisme Agama, semua kemungkaran ini dilegitimasi. Pluralisme Agama jelas membongkar Islam dari konsep dasarnya. Tidak ada lagi konsep mukmin, kafir, syirik, sorga, neraka, dan sebagainya. Karena itu, mustahil paham Pluralisme Agama bisa hidup berdampingan secara damai dengan Tauhid Islam.

Sebab keduanya bersifat saling menegasikan. Di mana pun juga, apakah di Muhammadiyah, di NU, MUI, DDII, atau yang lain.  Wallahu a'lam.

(Catatan Akhir Pekan (CAP) Adian Husaini bekerjasama Radio Dakta FM dan Hidayatullah.com)

MEMAKNAI PENGORBANAN NABI IBRAHIM AS.

10/24/2008 06:15:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

Pada saat ini jutaan manusia beriman dari seantero dunia berkumpul di tanah suci makkah untuk menunaikan ibadah haji dengan ikhlash menjalani proses ibadah , dan ingatan kita kembali mengenang peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan khusus jamaah haji merefleksikan dengan ritual yang diajarkan oleh Allah dan rasulNya.

Terdengarlah gema suara talbiyah di mana-mana, bersahut-sahutan mengagungkan asma Allah, kadang-kadang tanpa disadari menetes airmata melihat kebesaran Allah dan kembali diingatkan pengorbanan Nabi Ibrahim as, bersama anaknya Ismail dan isteri Siti Hajar. Peristiwa tersebut diabadikan Allah dalam surat Ash-Shofat ayat 104-107.

Ibadah qurban berawal mimpi Nabi Ibrahim as. Dalam mimpi beliau diperintah untuk menyembelih anak yang dicintainya Ismail as, Sejak itu Nabi Ibrahim sangat risau memikirkan , tetapi mimpi terus muncul , dan ketika hal tersebut disampaikan kepada anaknya Ismail justru berseia menjadi qurban disembelih oleh ayahnya demi memenuhi perintah Allah Swt.

Ibrahim dan Ismail diuji dengan ujian yang amat berat, karena ia harus menghadapi dilema pilihan yang sama-sama berat, yaitu antara iman dan eman. Memilih iman berarti ia harus menyembelih anak yang sangat dicintainya. Dan kalau memilih eman, maka berarti ia tidak tunduk kepada Allah. Begitu juga Ismail, jika ia memilih iman berarti ia harus merelakan jiwanya untuk disembelih, dan jika memilih eman tentu ia termasuk orang-orang yang ingkar terhadap Allah. Namun, keduanya telah memenangkan imannya di atas eman-eman yang menghantuinya. Mereka berdua pun dengan penuh keikhlasan dan kesabaran tunduk melaksanakan perintah Allah.

Namun, ketika mereka telah memulai melaksanakan perintah itu, Allah pun memanggilnya dan melarang pelaksanaan penyembelihan tersebut, dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar. Kemudian peristiwa ini diabadikan oleh Allah dengan disyariatkannya ibadah Qurban atau udhiyah.

Sesungguhnya apa yang dipancangkan oleh Nabi Ibrahim itu adalah sebuah momentum sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia sampai sekarang ini. Ia menghendaki sebuah masyarakat ideal yang bersih; yang merupakan refleksi otentik interaksinya dengan sistem kepercayaan, nilai-nilai luhur, dan tata aturan (syariat) yang telah menjadi dasar kehidupan bersama. Sebab keidealan dan kebersihan sebuah masyarakat hanya mungkin terjadi jika terdapat kesesuaian antara realitas aktual dengan keyakinan (aqidah), nilai-nilai luhur (akhlaq), dan tata aturan (syariat) yang diyakini.

Cerminannya: terbangunnya kehidupan yang seimbang dan tenteram; strkturnya yang stabilitas dan kokoh; dan produktifitasnya laksana kebun yang pohon-pohonnya rindang yang akar-akarnya kokoh menghunjam ke bumi, tertata dan terawat, enak dipandang, dan buah (kemanfaatan)-nya tidak mengenal musim, serta sekaligus menjadi tempat persemaian generasi mendatang.

Sistem kepercayaan, nilai-nilai, dan tata kehidupan yang telah dipancangkan oleh Nabi Ibrahim itulah yang terbukti melahirkan cita-cita ketenteraman dan kemakmuran hidup manusia. Itulah agama Nabi Ibrahim, agama Islam yang tulus dan jelas. Tidak ada yang membencinya kecuali orang yang menzhalimi, memperbodoh, dan merendahkan diri sendiri.

Ibrahim adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. "Ketika Allah berfirman kepadanya, "Tunduk patuhlah (Islamlah)," maka ia tidak pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikit pun, apa lagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.

Ternyata keislaman Ibrahim tidak hanya untuk dirinya sendiri, ketundukannya kepada ajaran-ajaran dan syari'at Allah bukan hanya buat dirinya sendiri, bahkan tidak hanya untuk generasi sezamannya, melainkan untuk seluruh generasi ummat manusia. Atas dasar itulah beliau wariskan Islam dan sikap ketundukan kepadanya untuk anak cucu sepeninggalnya, untuk generasi berikutnya sampai akhir masa.


 

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".Wahai anak-anakku! Sesungguhnyaa Allah telah memilih agama ini bagimu!" (QS, al-Baqarah [2]: 132)

Apa yang diwasiatkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ya'qub tersebut jelas mengisyaratkan agar anak cucu mereka, agar generasi sesudahnya menerima dan menegakkan Islam secara utuh serta konsisten dalam merealisasikan cita-cita kesejahteraan. Ketulusan dalam menerima dan menegakkan Islam serta konsistensi pada cita-cita luhur adalah jaminan untuk memperoleh kesejahteran hidup. Sebaliknya, ketidakpatuhan dan inkonsistensi kepada Islam dapat menjermuskan kehidupan kaum muslimin ke dalam lembah yang penuh nestapa dan akan menjerembabkan manusia ke dalam krisis multi dimensi yang berkepanjangan.

Fenomena sosial yang dikhawatirkan Rasulullah SAW pada kenyataannya telah bermunculan di tengah-tengah bangsa yang sedang dirundung krisis multi dimensi ini. Kita dapat menyaksikan lahirnya manusia-manusia yang secara zahir berpenampilan rapih, bersih, menarik, perlente, dengan gaya dan isi pembicaraan yang memukau seolah ingin menggambarkan tingginya kemampuan intelektual mereka dan keberpihakan kepada kebenaran dan keadilan. Padahal, kondisi sebenarnya adalah mereka membenci dan memusuhi tegaknya kebenaran dan keadilan dalam kehidupan bahkan sekedar untuk dirinya sendiri. Orang-orang seperti itulah yang kemudian populer disebut politisi busuk dan birokrat tengik.

Celakanya, tampilan diri yang dapat menutupi dan mengelabui pandangan orang tentang kondisi bathin yang sesungguhnya sehingga menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan telah menjadi realitas sosial yang membudaya. Akibatnya, terjadi pergeseran norma-norma sosial dan budaya yang pada akhirnya membiakkan berbagai perilaku menyimpang yang berpengaruh besar terhadap keamanan dan kenyamanan hidup bermasyarakat.

Tentu saja gaya hidup seperti itulah yang mengobarkan kemunafiqan dan kepura-puraan di semua sektor kehidupan. Di sana ada politisi busuk, birokrat tengik, pemimpin yang tidak berkualitas yang kerjanya hanya mengeruk kekayaan buat dirinya sendiri, pedagang culas yang tidak mengindahkan norma-norma, para suami yang tidak berdaya, dan merebaknya dekadensi moral yang dilakukan masyarakat secara terang-terangan.

Dalam waktu yang sama ketidakberdayaan untuk memberantas berbagai jenis perilaku menyimpang itu telah menyerang semua lapisan masyarakat. Akibatnya persepsi dan pandangan orang menjadi berubah. Perilakunya telah melenceng jauh dari nita-nilai dan aturan agama. Salah satunya adalah pandangan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesucian diri dari segala perbuatan nista dan dari bahaya hubungan seksual di luar nikah (zina).

Beberapa tahun lalu kita merasakan adanya suatu pandangan yang sama di tengah masyarakat bahwa berhubungan seksual di luar nikah adalah sesuatu yang sangat aib dan merupakan dosa besar yang harus benar-benar dijauhi, baik oleh yang belum maupun yang sudah menikah. Pandangan ini diterima sebagai suatu norma yang berlaku di masyarakat, sehingga bila ada orang yang melanggarnya akan mendapat perlakuan yang seragam dari seluruh lapisan masyarakat di mana saja. Ia akan menerima sangsi sosial berupa penyingkiran dari pergaulan sosial, dimusuhi, tidak mendapatkan hak-haknya sebagai warga dsb. Akibatnya, ia akan teralienasi dari masyarakatnya, merasakan kehidupan yang sempit dan tersiksa, serta merasakan sebagai pihak yang 'terhukum' Hal ini akan melahirkan perasaan 'jera' yang efektif mengurangi frekuensi pengulangan.

Namun lihatlah kondisi masyarakat kita sekarang ini. Di televisi tampil tidak mempunyai malu , pakaian yang digunakantidak sesuai dengan jaran agama dan budaya kita Berbagai perilaku menyimpang terjadi di mana-mana. Dari mulai kejahatan politik sampai kejahatan moral. Akibatnya masyarakat merasa kesulitan untuk memilah dan membedakan mana perbuatan yang baik yang dapat membawa keamanan dan kebahagiaan hidup, dan mana perbuatan buruk yang dapat membawa kesengsaraan pada kehidupan.

Kita berdo'a semoga mereka sadar, dan takut kepada siksa Allah. Dan Allah sudah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaanNya dengan beberapa peristiwa, mulai dari tsunami di Aceh, gempa di Jokja, Banjir dan longsor di mana , dan tentu tangung jawab keluarga membina anak-anak mereka supaya tidak terjerumus kepada perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah Swt.

Kondisi seperti pasti akan mengobarkan dekadensi moral di mana-mana. Menurut data BKKBN: 1,6 juta orang melakukan aborsi. Penelitian lain dari Pusat Informasi Keluarga Berkualitas mencatat: di Indonesia terjadi 2,5 juta aborsi setiap tahunnya, sebagiannya dilakukan oleh remaja. Menurut PKBI Wonosobo,1/3 remaja puteri di Wonosobo telah hamil di luar nikah. Sedangkan di Yogyakarta setiap bulan ada 30 anak kos yang hamil. Di Palembang tercatat 20% mahasiswi melakukan hubungan seks pranikah. Di Surabaya, 6 dari 10 gadis tidak perawan lagi. Dalam catatan Dr. Boyke Dian Nugraha diperkirakan 20-15 persen remaja Indonesia pernah ngeseks sebelum nikah.

Kebejatan moral seperti itu masih diperparah oleh perilaku para pemimpin bangsa yang bobrok. Mereka terus melakukan korupsi dan manipulasi, penipuan dan penyalahgunaan jabatan. Pada hal seharusnya mereka bersyukur dan mau berkorbankan seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibahim As, dan setiap tahun jumlah jamah haji terus bertambah, tetapi mengapa ya? Semakin banyak yang pulang haji perilaku justru tak dapat dicontoh.

Dan baru-baru ini terjadi lagi pada orang yang menjadi figuran ditayangan televisi terlibat narkoba, Roy Marten, Ahmad Albar, para tokoh-tokoh yang dimasukkan ke penjara , pertanyaannya siapakah yang pantas menjadi contoh di negara ini?

Kita hanya bisa menjaga anak-anak kita, serta berdo'a untukmereka supaya kembali kepada jalan yang benar.


 

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.


 

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.


 

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ

Kamis, 23 Oktober 2008

“Nun di London, Mereka Memilih Islam”

10/23/2008 05:51:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dalam ruang tamu rumah teras di London Utara, Islington, dengan terbata-bata Tony, seorang pria Inggeris belajar mengaji dengan metode Iqro dibimbing Muhammad Hilaal Abubakar, pria kelahiran Singapura yang beribu asal Yogyakarta. Sore itu di tengah hujan rintik rintik, Tony yang baru masuk Islam beberapa bulan lalu bertekad untuk belajar dan mengetahui lebih banyak mengenai Islam.

Sejak kejadian pemboman di kota London, 7 Juli 2005, dan juga gencarnya media massa memojokan Muslim dan Islam tidak menyurut keinginan masyarakat Inggeris dan lainnya mencari tahu mengenai agama yang dianggap agama jahat dan teroris. Di ruang tamu yang tidak terlalu luas itu, selain Tony dan Gaffar asal Inggris juga ada Ciraan dan Cullan, keduanya dari Irlandia, dan wanita semampai Aisya dari Ceko yang baru tamat belajar Iqra, buku kecil metode belajar Al Qur'an yang diterbitkan di Indonesia.

Buku Iqro yang biasa digunakan mereka yang baru belajar membaca Al Qur'an di tanah air itu digunakan Hilaal untuk mengenal dan membaca ayat ayat suci Al Qu'ran. Ahli hukum yang mendirikan komunitas pengajian yang "Step to Allah" itu khusus ditujukan bagi kaum muallaf yang multinatioanal dan warna itu untuk belajar dasar-dasar rukun agama Islam serta fondasi dengan Tauhid dan Aqidah.

Banyak pria lainnya seperti Lukman, pria Inggeris asal Lagos, dan James yang kini menjadi Jamal mengikuti pengajian setiap dua mingguan di ruang tamu rumah Hilaal yang bermula dari acara minum kopi kelompok Laywers muda di perusahaan Advokasi di kawasan Euston, London. Mereka adalah Mohammad Hilaal, Simon, Farhana, Yunus dan lainnya sering berkumpul untuk makan bersama atau sekedar minum kopi yang akhirnya membentuk kelompok pengajian.

Acara minum kopi memberikan inspirasi bagi Hilaal untuk membuat suatu pengajian kecil-kecilan yang kini berkembang dan bahkan mereka juga melakukan umroh bersama. Pengajian yang dimulai ba`da Asyar, Hilaal yang sebelumnya tidak pernah belajar bagaimana berdakwah memberikan ceramah mengenai Islam dan melakukan shalat bersama dan diakhiri makan malam.

Meskipun ia bukan seorang pendakwah, Hilaal yang merupakan seorang ahli hukum yang dulunya adalah seorang dokter gigi dengan mahirnya menyampaikan ajaran Muhammad kepada muallaf Inggris. Berkumpul bersama sambil mempelajari Islam dan yang telah melahirkan rasa persaudaraandan keakraban di antara mereka.

Dari Hukum ke Agama
Tidak pernah terfikir dibenak Hilaal di saat ia harus menterjemahkan bahasa agama dalam bahasa Inggris dari bahasa Melayu. Menurutnya cukup pening mempelajari bahasa-bahasa hukum yang tengah ia geluti saat itu. Karenanya, tak pernah terlintas bahwa ia akan berhadapan dengan orang-orang atau teman-temannya yang bertanya dan minat tentang agama Islam.

Hilaal, seperti kebanyakan kaum muda yang hari-harinya sibuk bekerja membina karir, rasa-rasanya tak mungkin melakukan kegiatan ekstra di akhir pekan sampai pada suatu hari ia dituntut oleh suatu keadaan. Simon teman seprofesi sering main ke rumah begitu tertarik tentang Islam. Buku-buku, leaflet, literature tentang Islam yang bertumpuk dirak buku atau meja kecil di ruang tamu itu menarik bagi Simon.

Konon Simon, pada saat itu tidak memiliki agama apapun, ia meminta izin pada Hilaal untuk membawa pulang beberapa literatur agama Islam dan ia juga banyak bertanya karena begitu minatnya dengan Islam.Hal ini membuat Hilaal terpaksa belajar istilah agama Islam dalam bahasa Inggris, yang membuatnya tertantang.

Selang beberapa pekan Simon begitu yakin dengan agama Islam, lalu ia meminta Hilaal untuk menemani dan mengantarnya untuk bersyahadat, pergilah mereka ke masjid besar Regent Park Mosque, di Park Road, London. Usai bersyahadat Imam masjid menyarankan untuk bergabung dengan "Islamic Circle" mendengarkan ceramah yang berlangsung setiap hari Sabtu diselenggarakan di mesjid raya London itu.

Hilaal pun merasa bertanggung jawab mendampingi Simon yang berganti nama menjadi Syaiful. Ia mengajarinya bagaimana berwudhu, shalat, melafazkan surat-surat pendek saat shalat serta doa-doa yang mudah. Di masjid, Hilaal banyak bertemu dengan para muallaf baik yang muda, setengah baya dan ia merasa banyak teman dan terasa bersaudaraan yang mendalam di antara mereka.

Seringnya mereka berteman dengan kelompok yang berjumlah enam orang ini, sambil berdiskusi dan belajar agama terbesitlah untuk membentuk sebuah peguyuban, "circle" atau pengajian untuk belajar agama. Di kelompok itu tidak semua muallaf, bahkan ada yang lahir Muslim, namun tidak mempraktikkan shalat dan puasa dengan ikut pengajian mereka mulai shalat dan belajar agama Islam.

Datanglah James, Jason, Peter, Gavin, Stewart dan sebagainya yang kini namanya berubah. Jamal adalah nama yang paling banyak disukai muallaf Inggris yang kebanyakan berasal dari James. Kelompok yang berjumlah enam orang membengkak dan kian membesar hingga mencapai 25-30 orang.

Akhirnya terbentuklah pengajian kecil yang diselenggarakan setiap hari Ahad atau Minggu yang juga kunjungan rutin ke masjid setiap hari Sabtu untuk mendengar ceramah dari para ustadz yang yang datang dari berbagai bangsa dan banyak memilki ilmu agama. Menurut Nizma Agustjik yang dari awal pembentukan pengajian ikut membantu penuh mengatakan tadinya mereka tidak berminat untuk diberi nama untuk kelompok pengajian.


Umroh Bersama

Mereka juga sepakat untuk memberi nama kelompok pengajian dengan nama "Langkah Menuju Allah" atau "Steps to Allah" dan sekaligus mereka mendirikan mailing list terbentuk di pekan ketiga Mei 2006. Saat ini menurut Nizma, "Steps to Allah" akan mencapai tiga tahun pada bulan Desember tahun ini dan anggotanya berjumlah 79 walaupun tidak selau datang semua. "Saya tidak perlu kuantitas, jamaah yang banyak, namun kualitas adalah yang saya tekankan," ujar Hilaal.

Keseharian Hilaal yang penuh dedikasi terhadap kegiatan dakwahnya yang cukup unik. Dia selalu berada di masjid usai bekerja untuk shalat maghrib lalu dilanjutkan mengajar Iqro dari buku Iqro Indonesia pada teman-teman muallaf hingga beberapa muridnya telah tamat dan bisa membaca Juz`ama. Ramadhan tahun lalu Hilaal memimpin rombongan kecil sejumlah 12 orang untuk melakukan umrah pada 10 hari terakhir dan dirasakan bagaimana indahnya melakukan umrah bersama mereka.

Mereka begitu bersemangat melakukan ibadah dan berupaya berada di garis terdepan pada saat shalat, baik di Masjid Nabawi atau di Masjidil Haram, Mekkah. Yang lebih uniknya lagi di antara mereka ada yang baru pertama kali melakukan ibadah puasa. Rombongan ini terdiri dari empat orang Inggeris, dua asal Filipina dan masing masing seorang dari Afrika, Malaysia dan Indonesia serta Bangladesh.

Pada bulan Ramadhan tahun ini merupakan penyelenggaraan umroh kedua yang berjumlah 14 orang yang dipimpinnya yang juga dilakukan pada sepuluh hari terakhir, di antaranya Miya, wanita Indonesia dengan sang suami muallaf, Amin asal Belgia. (hidayatullah.com)


 

“Pendeta Yahudi Itupun Bersyahadat”

10/23/2008 05:48:00 AM Posted by Ady'S No comments

Awalnya, kedatangan Shimon, seorang Rabbi Yahudi di Islamic Forum membuat curiga. Siapa sangka, Shimon justru tertarik Islam dan mengucapkan syahadat.

Seminggu menjelang Ramadan lalu, kelas the Islamic Forum nampak lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena banyak di antara muallaf itu ingin lebih mendalami puasa, baik dari segi hukum-hukum yang terkait maupun makna-makna hakikat dari puasa itu. Hampir semuanya wajah lama atau murid-murid lama, baik muallaf maupun non Muslims, yang telah mengikuti diskusi Islam di forum tersebut lebih dari 3 bulan. Tapi nampak juga beberapa wajah yang belum aku kenali sama sekali. Salah satu wajah baru itu adalah seorang pria putih dengan janggut pendek yang terurus rapih. Duduk di pinggiran ruangan, dan nampak memperhatikan dengan seksama tapi terlihat cuwek.

Aku sangka bahwa orang ini adalah seorang Muslim karena wajahnya mengekspresikan persetujuan dengan setiap poin yang kusebutkan siang itu. Tapi, nampak dingin dan sepertinya tidak nampak bahwa dia tertarik dengan penjelasan saya itu.

Saya memang memulai penjelasan saya dengan sejarah puasa kaum-kaum terdahulu. Merujuk pada kata-kata "kamaa kutiba 'alalladzina min qablikum" (sebagaimana telah diwajibkan atas kaum-kaum sebelum kamu), saya kemudian merujuk kepada beberapa fakta sejarah puasa umat-umat terdahulu, termasuk kaum yahudi. Di saat saya intens menjelaskan ayat ini, tiba-tiba dia tersenyum dan mengangkat tangan.

"Yes Brother!" sapa saya. "Can I say something?" tanyanya. Tentu dengan senang saya menyetujuinya. Dia kemudian meminta maaf karena tiba-tiba masuk ke kelas ini tanpa permisi. "I feel I did some thing impolite", katanya. "Oh no, this forum is open for every person, and doesn't require any registration. You are in the right place on the right time", jawabku.

"What did you want to say Brother? But let me ask you first, what is your name?", tanyaku. "Sorry, I am Shimon!", jawabnya.

Dia kemudian menjelaskan puasa dari perspektif Yahudi. Dengan sangat lancar dan seolah berceramah dia bersungguh-sungguh menjelaskan sejarah dan makna puasa dari pandangan ajaran Yahudi. Mendengarkan penjelasan itu, hampir semua yang hadir terkejut. Melihat situasi itu, sayapun bertanya: "Sorry Brother, are you a Muslim or not? And why do you know a lot about Judaism?".

Sedikit gugup dia kemudian mengatakan: "Imam, actually I am a Rabbi. I was ordained Rabbi two years ago". Mendengarkan penjelasannya itu rupanya membuat banyak peserta ternganga. Baru pertama kali kelas the Forum for non Muslims ini ditangani seorang Rabbi (pendeta Yahudi). Apalagi dalam penjelasannya tentang puasa itu seperti mendakwahkan ajarannya. Sehingga wajar kalau ada yang curiga kalau-kalau dia datang untuk sebuah misi.

Saya kemudian menyapah dengan ramah dan mengatakan: "Welcome to our class sir!". Tapi untuk menenangkan para peserta saya menyampaikan kepadanya bahwa saya sudah seringkali terlibat dialog dengan pendeta-pendeta Yahudi, seraya menyebutkan beberapa Rabbi senior di kota New York . Mendengarkan nama-nama itu, rupanya cukup mengagetkan bagi dia. "All those are very respectful Rabbis!" katanya. "Yes, I am fortunate to have known them and be known by them!" kataku.

Saya kemudian menyampaikan terima kasih atas penjelasan-penjelasannya mengenai puasa di agama Yahudi. "It's almost similar to ours. The only thing that you guys keep changing it throughout the history". Mendengar itu, nampaknya dia setuju dan hanya mengangguk.

Saya kemudian melanjutkan penjelasan saya mengenai hukum-hukum puasa. Murid-murid muallaf, dan bahkan non Muslim yang hadir hari itu memang ingin tahu bagaimana menjalankan ibadah puasa. Tanpa terasa, penjelasan mengenai puasa itu memakan waktu lebih 2 jam. Akhirnya tiba sesi tanya jawab.

Rupanya tidak terlalu banyak hal yang ditanyakan oleh peserta dan waktu masih ada sekitar 45 menit. Maka kesempatan itu saya pergunakan untuk menjelaskan agama dan umat Yahudi dalam perspektif Al-Quran dan sejarah. Bahwa memang Al-Quran menyinggung secara gamblang sikap orang-orang Yahudi terdahulu, mulai sejak nabi Ya'kub hingga nabi-nabi kaum Israil lainnya, termasuk umat nabi Musa A.S.

Sejarah pergulatan politik, agama, kultur dan budaya antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi di Madinah, termasuk bagaimana awal terbentuknya Piagam Madinah. Saya kemudian menjelaskan bagaimana toleransi Rasulullah S.A.W di Madinah dengan fakta-fakta sejarah yang akurat. Bagaimana Umar bin Khattab memberikan keluasan bagi kaum Yahudi untuk kembali menetap di Jerusalem setelah diusir oleh kaum Kristen. Bagaiman penguasa Islam di Spanyol memberikan "kesetaraan" (equality) kepada seluruh rakyatnya, termasuk kaum Yahudi. Bahkan bagaimana penguasa kaum Muslim di bawah Khilafah Utsmaniyah menerima pelarian Yahudi dari pengusiran dan "inquisasi Spanyol" kaum Kristen di Spanyol.

Penjelasan-penjelas an saya itu rupanya tidak bisa diingkari oleh Shimon. Rupanya mereka juga tahu fakta-fakta sejarah itu. Bahkan sebenarnya kebanyakan buku-buku sejarah toleransi Islam kepada umat Yahudi itu justeru ditulis oleh mereka yang non Muslim dan bahkan mereka yang beragama Yahudi sendiri. Saya bahkan mengutip pernyataan Kofi Annan, mantan Sekjen PBB, dalam sebuah acara interfaith di PBB tahun lalu.

Tanpa terasa 30 menit berlalu. Di akhir-akhir pertemuan itu, tiba-tiba Shimon sekali lagi dengan tatapan mata yang nampak acuh, mengangkat tangan. "Yes Brother, any comment?", pancingku. "Yes, I think what you just said, for us Jews, are well known", katanya. Dia kemudian berbicara panjang lebar mengenai upaya penyembunyian fakta-fakta sejarah itu. Dan pada akhirnya dia mengakui bahwa bagi mereka yang murni masih mengikuti ajaran Yahudi seharusnya percaya kepada risalah terakhir dan nabinya.

Saya kemudian memotong pembicaraan Shimom, seraya bercanda: "If so, do you consider yourself a genuine Jew or not". Dia sepertinya tertawa, tapi nampaknya karena kepribadian dia yang memang kurang tersenyum dan nampak seperti cuwek, dia menjawab: "To be honest with you, I believe that this is the religion of Moses". He came with the same mission that Mohamed brought around 15 centuries ago", tegasnya.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, saya tanya lagi: "So you believe that Mohammed is a messenger and prophet of God and his teaching is the true teaching of God?", tanya saya. Dengan tenang dia menjawab: "I am sure about that. But I really don't know what to do".

"Brother Shimon]", basically you are a Muslim. What you need to do is simply you need to formalize your faith with the presence of witnesses", jelasku.

Mendengarkan itu, dia nampak tersenyum tapi melihat raut wajahnya dia sepertinya cuwek. Tapi karena sejak awal memang demikian, saya yakin bahwa cuwek itu bukan berarti tidak serius, tapi memang itulah kepribadiannya. Tiba-tiba dia bertanya: "And how to do that?". Saya menengok pada peserta lainnya yang juga ikut senang mendengarkan percakapan itu, lalu menjawab: "Brother, it's very easy. What you need to do right know is that you must confess that there is no god worthy of worship but Allah, and that Muhammad is His Prophet and Messenger. Are you ready?" tanyaku.

Setelah dengan mantap menjawab "yes", saya kemudian mengatakan kepada peserta lainnya yang hampir semuanya muallaf, "be witnesses for Allah!". Maka, dengan suaranya yang lantang, Rabbi Shimon resmi mengucapkan "Syahadaaten", diikuti kemudian oleh pekikan takbir para peserta Forum Islam yang kebanyakan wanita itu. Dan Ramadan kemarin adalah awal Ramadan baginya dengan puasa penuh secara Islam.

Kemarin siang, Sabtu 27 Oktober, setelah kelas selesai, Shimon mendekati dan berbisik: "I don't know if this is an appropriate question to ask", katanya. "What is that?", tanyaku. "Who was that lady sitting to your right side, and is she married?", tanyanya. "Why is the question?" tanyaku lagi. "I think it is the time for me to be serious in my life. I need a wife", katanya serius.

"Ok Brother Shimon. I really forgot whom that you are talking about. But let me know next week", jawabku. "Sorry Imam if that is considered inappropriate to ask". "Oh not at all. It is in fact an important thing to ask. And believe me, it is also my responsibility to help you in this regard. We will talk next Saturday about it", kataku sambil meninggalkan kelas.

Alhamdulillah, semoga mantan pendeta Yahudi ini dikuatkan dan dan dijadikan da'i yang tangguh bagi kebenaran di masa depan. Amin!

New York , 29 Oktober 2007
(M. Syamsi Ali : Imam Masjid Islamic Cultural Center of New York, penulis rubrik "Kabar Dari New York" di hidayatullah.com)

“Gaya KOMPAS Mengobarkan Permusuhan”

10/23/2008 05:46:00 AM Posted by Ady'S No comments


 


KH Cholil Ridwan menilai Kompas memang menjadi alat Katholik atau missi zending. "Jadi apa-apa yang merugikan umat Islam pasti dimuat, termasuk tulisan yang menyerang MUI," tegasnya.

Untuk kesekian kalinya Harian Kompas kembali memuat tulisan yang yang sangat tendensius tentang Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tulisan tendensius tentang MUI ini dimuat di Kompas edisi Senin, 8 September 2008, halaman 44, di rubrik Bentara, melalui tulisan Sumanto Al Qurtuby dengan judul, "Mendesain Kembali Format Dialog Agama".

Sumanto menulis, "Menariknya, ma-sih menurut Rumadi, dalam peristiwa kekerasan berbasis agama ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mestinya berperan sebagai pengayom umat, dalam banyak hal justru sering menjadi aktor utama (prime mover) dan inspirator kekerasan.

MUI yang seharusnya menjadi pemersatu kelompok-kelompok keaga-maan yang terbelah justru menjadi "polisi agama" yang ikut menggebuk kelompok-kelompok keagamaan yang divonis sesat dan menyimpang. MUI yang semestinya berfungsi sebagai penyejuk dan "oase spiritual" bagi umat manusia apapun agama dan keyakinan mereka seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW justru ikut menjadi pembakar amarah massa dan penyulut kebencian. Pula, MUI yang seharusnya menjadi wadah dialog agama yang terbuka justru menjadi sarang kelompok konservatif yang anti-dialog dan pluralisme. Apa yang menimpa MUI ini tentu menjadi sebuah ironi mengingat sebagai institusi agama yang "dihidupi" dari uang rakyat melalui APBN, tidak sepantasnya jika MUI terlibat dalam kekerasan agama yang mengorbankan rakyat itu sendiri."

Pemuatan tulisan yang menyerang MUI ini tentu bukan karena unsur ketidaksengajaan. Berkali-kali harian yang diterbitkan oleh kelompok Katholik ini melakukan hal serupa. Sikap tersebut tampaknya memang sudah menjadi ideologi Kompas selama ini.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Ridwan menilai Kompas memang menjadi alat Katholik atau missi zending. "Jadi apa-apa yang merugikan umat Islam pasti dimuat, termasuk tulisan yang menyerang MUI,'' tegasnya kepada SI. Seharusnya jika harian itu menggunakan kaidah jurnalistik yang benar, ada klarifikasi terlebih dahulu dari pihak-pihak yang akan dirugikan dari tulisan tersebut.

Ia menjelaskan, kini banyak pihak menjadi kepanjangan tangan kepen-tingan Barat yang anti Islam. Mereka dibayar untuk melakukan itu. "Jadi kalau mereka tidak anti MUI, tidak menyerang MUI maka berarti mereka tidak melak-sanakan tugasnya. Mereka tidak akan dapat proyek baru lagi. Saya kira itu yang bisa kita pahami,'' tuturnya.

Menanggapi tulisan Sumanto yang menuding MUI sebagai sumber keke-rasan, KH Cholil tidak bisa menerimanya. Ia kemudian mengilustrasikan rusuh musik di Bandung yang menewaskan 10 orang atau rusuh di Maluku Utara serta rusuh di berberbagai daerah yang tidak pernah dibicarakan. "Semata-mata mere-ka memang sudah antipati terhadap MUI. Dia orang Islam yang tidak pernah mau membela Islam. Tapi dia orang Islam yang menjadi kepanjangan kaki tangan Barat," tegasnya seraya menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara fatwa MUI dengan kekerasan.

Jejak Kekurangajaran
Dalam kasus eksekusi mati Tibo dan kawan-kawan, misalnya. Kompas hampir seratus persen menjadi corong mereka yang menolak eksekusi mati tersebut, sebagaimana tercermin melalui berbagai opini yang dipublikasikannya.

Dalam pemberitaannya, Kompas hampir tidak pernah memberikan ruang bagi mereka yang pro eksekusi mati Tibo dkk. Padahal, sudah jelas Tibo dkk membunuh ratusan santri Ponpes Wali-songo, Poso, dengan tangannya sendiri. Dalam hal Tibo dkk hanyalah wayang yang dimainkan aktor intelektual, itu lain persoalan. Yang jelas secara pidana Tibo dkk memang terbukti membantai ratusan orang.

Keberpihakan terhadap mereka yang kontra eksekusi mati Tibo, menunjukkan bahwa sebagai media nasional Kompas tidak punya hati nurani. Harian itu bukan saja meng-abaikan amanat hati nurani rakyat yang menjadi mottonya, tetapi juga telah melukai rasa keadilan umat Islam

Contoh lain, dalam kasus pro-kontra RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Kompas jelas-jelas mengambil posisi kontra RUU APP. Berbagai pemberitaan yang berkenaan dengan itu memperlihatkan dengan jelas bahwa harian itu diskriminatif. Opini yang ditampilkan juga berpihak. Misalnya, Kompas edisi 29 Maret 2006 menampilkan opini Siswono Yudhohusodho berjudul Negara dan Keberagaman Budaya. Siswono yang pada intinya menolak RUU APP karena menganggapnya salah satu produk hukum yang sangat beraroma Syari'at Islam. Menurut Siswono, "...Sebagai konsekuensi negara kesatuan (unitarian) yang menempatkan seluruh wilayah negara sebagai kesatuan tunggal ruang hidup bangsa, sebuah RUU juga harus didrop bila ada satu saja daerah yang menyatakan menolaknya karena tidak cocok dengan adat istiadat dan budaya setempat. RUU APP sudah ditolak di Bali dan Papua."


Majalah Risalah Mujahidin menilai argumen Siswono jelas terlihat dungu. Ia tidak saja mengabaikan konsep demokrasi, tetapi mendorong munculnya tirani minoritas atas mayoritas. Bukankah Bali dan Papua minoritas? Melalui opininya itu, Siswono sengaja menekankan supaya umat Islam yang mayoritas bila hendak membuat aturan bagi umat Islam, harus terlebih dulu meminta persetujuan masyarakat Bali dan Papua. Bila mereka menolak, berarti aturan itu harus juga ditolak sebagai konsekuensi dari konsep unitarian (negara kesatuan). Sebaliknya, bila orang Papua mau berkoteka, atau bila umat Hindu Bali mau menjalankan ritual musyriknya serta memaksakan penerapan 'syariat' Hindu kepada non Hindu di Bali, itu harus didukung dalam rangka melestarikan keluhuran budaya bangsa.

Logika seperti itu, dipublikasikan Kompas tentu bukan tanpa maksud. Tidak bisa disalahkan bila ada yang menafsirkan hal itu dilakukan Kompas dalam rangka memprovokasi umat Islam Patut juga dipertanyakan, apa kualifikasi yang dimiliki Siswono sehingga gagasan dan logikanya layak ditampilkan di harian tersebut dan dalam rangka mewakili kalangan siapa?

Ketika wacana Perda Syari'at mengemuka, Kompas lagi-lagi menempati posisi strategisnya, yaitu menolak! Koran ini selalu menggunakan orang Islam untuk menentang hal-hal berbau Islam. Dalam hal perda ini, lihat saja mereka menampilkan Eros Djarot. Pada Kompas edisi 12 Juni 2006, Eros Djarot melalui opininya berjudul "Saatnya Duduk Bersama" menyimpulkan, perda bernuansa syari'at adalah bagian dari nafsu politik membangun negara di dalam negara, dan Perda Syari'at adalah gambaran Indonesia yang amburadul. Perda Syari'at juga dinilai Eros sebagai "hukum lain" di luar hukum positif.

Padahal orang tahu, Eros Djarot bu-kan pakar hukum, sehingga tidak mengerti bahwa menyerap hukum Islam ke dalam hukum positif adalah meru-pakan salah satu kaidah terbentuknya hukum positif. Tentu aneh dan janggal bila hukum positif di tengah masyarakat yang mayoritas Islam bersumber dari hukum-hukum yang diterbitkan oleh kolonialis dan imperialis. Apalagi, hukum Islam sudah diberlakukan bagi masya-rakat Islam di kawasan Nusantara ini jauh sebelum kemerdekaan NKRI. Eros Djarot juga bukan pakar sejarah, sehingga ia tidak tahu bahwa orang Islam di Indonesia telah menerima dan menerapkan hukum Islam di dalam masyarakatnya secara menyeluruh, dan diperbolehkan pemerintah kolonial Belanda, jauh sebelum kemerdekaan. Fakta ini diungkapkan oleh pakar hukum bangsa Belanda, LWC Van Den Berg (1845-1927).

Sejak berkumandangnya wacana Perda syari'at dan RUU APP, Kompas telah menjadi corong propaganda gerakan anti syariat dan anti Arab. Padahal, Arab dalam konteks sebagai etnik, bahasa dan nilai budaya, sudah menjadi salah satu anasir yang membentuk bangsa dan budaya Indonesia, sebagaimana Cina dan Hindu.

Corong Sepilis
Harian Kompas kian terang menjadi corong kaum Sepilis (sekularis, pluralis, dan liberalis). Melalui media inilah kaum Sepilis mengaktualisasikan pemikirannya yang menyerang Islam dan kaum Muslimin. Hanya saja, sebagai corong Sepilis, dalam prakteknya Kompas juga tidak konsisten, karena hanya mau menerima opini dari satu warna saja yaitu warna sepilis.

Paling sering Kompas mempublikasikan opini dari Ulil, Sukidi, Nurcholish, Dawam, Gus Dur dan sejenisnya. Tidak terlihat Kompas punya itikad baik mau menyodorkan warna yang berbeda dengan menampilkan penulis yang terbukti mampu mematahkan argumen nama-nama tadi.

Mungkin Kompas berpikir sedang memberikan kontribusi di dalam menciptakan Indonesia yang damai dan santun dengan mempublikasikan tulisan (opini) yang disumbangkan kaum Sepilis. Patut diduga, diskresi itu justru membuat panas situasi. Jangan-jangan memang Kompas ini sedang memantikkan api yang bisa membakar situasi ketegangan horizontal di Indonesia. (suara-islam.com)



 

“Abigael Mitaart : Aku Yakin Yesus Kristus Bukan Allah”

10/23/2008 05:41:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Nama saya Abigael Mitaart, lahir di Pulau Bacan, Maluku Utara, 30 Maret 1949, dari pasangan Efraim Mitaart dan Yohana Diadon. Latar belakang agama keluarga kami adalah Kristen Protestan. Ketika beragama Kristen Protestan, saya sama sekali tidak pernah membayangkan untuk memilih agama Islam sebagai iman kepercayaan saya. Hal ini dapat dilihat dari situasi keluarga kami yang sangat teguh pendiriannya pada keimanan Kristus.

Bagi saya, saat itu tidak mudah untuk hidup rukun berdampingan bersama umat Islam, karena sejak masa kanak-kanak telah ditanamkan oleh keluarga agar menganggap setiap orang Islam sebagai musuh yang wajib diperangi. Bahkan kalau perlu, seorang bayi Kristen diberikan pelajaran bagaimana caranya membuang ludah ke wajah seorang muslim. Hal ini mereka lakukan sebagai perwujudan dari rasa kebencian kepada umat Islam. Di sanalah, saya tumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen yang sangat tidak bersahabat dengan warga muslim.

Tentu saya tidak pernah absen pergi ke gereja setiap hari Minggu. Bahkan, saya berperan dalam setiap Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Misalnya, saya selalu diminta tampil di berbagai kelompok paduan suara untuk pelayanan lagu-lagu rohani di gereja. Selain itu, saya kerap mengikuti kegiatan "Aksi Natal" yang diselenggarakan oleh gereja dalam rangka pelebaran sayap tugas-tugas misionaris (kristenisasi).

TERTARIK PADA ISLAM

Ihwal ketertarikan saya pada agama Islam berawal dari rasa kekecewaan kepada ajaran-ajaran Kristen dan isi Alkitab yang hanya berisikan slogan-slogan. Bahkan, menurut saya, apabila para pendeta menyampaikan khotbah diatas mimbar, mereka lebih terkesan seperti seorang penjual obat murahan. Ibarat kata pepatah, " tong kosong nyaring bunyinya."

Sekalipun saya sudah menekuni pasal demi pasal, ayat demi ayat dalam Alkitab, tetapi tetap saja saya sulit memahami maksud yang terkandung mengenai isi Alkitab. Misalnya, tertulis pada Markus 15:34, "Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Lalu, siapakah Yesus Kristus sesungguhnya? Bukankah ia adalah paribadi (zat) Allah yang menjelma sebagai manusia? Lalu, mengapa ia (Yesus) berseru dengan suara nyaring dan mengatakan, "Eli, Eli,..lama sabakhtani? " (Tuhanku,..Tuhanku,.. mengapa Engkau tinggalkan aku?)

Akhirnya saya yakin bahwa Yesus Kristus bukanlah Tuhan. Walaupun sebelumnya iman kepada Yesus Kristus sangat berarti dalam kehidupan saya. Apalagi, ketika itu didukung dengan ayat-ayat dalam Alkitab, seperti tertulis,"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus). Sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita diselamatkan." Kisah Para Rasul 4:12

Kemudian dilanjutkan lagi dengan Yohanes 14:6, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapak, kalau tidak melalui Aku (Yesus)."

Setelah membaca ayat ini, kemudian saya mencoba membanding-bandingkan dengan satu ayat yang tertulis dalam QS. 3:19, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) pada sisi Allah ialah Islam."

Entah mengapa, saya merasakan pikiran saya berubah, mungkin ini suatu keajaiban yang luar biasa terjadi dalam diri saya, karena selesai membaca ayat al-Qur'an tersebut, saya mulai merasa yakin bahwa ayat yang tertulis dalam QS. 3:19 itu bukanlah 'ayat rekayasa' dari Nabi Muhammad, tetapi ayat tersebut sesungguhnya adalah firman Allah yang hidup dan kehadiran agama Islam langsung mendapat ridha dari Allah SWT.

Betapa sulitnya seorang Kristen seperti saya bisa memeluk agama Islam, tetapi saya yakin dengan keputusan untuk masuk agama Islam, karena saya berkesimpulan apabila seorang beragama Kristen kemudian memilih agama Islam, selain karena mendapat hidayah, ia juga termasuk umat pilihan Allah SWT.

Alhamdulillah, singkat cerita pada tanggal 22 Desember 1973, di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Moti di wilayah Makian, Maluku Utara dengan disaksikan warga muslim setempat, saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat. Tanpa terasa air mata kemenangan berlinang, sehingga suasana menjadi hening sejenak, keharuan amat terasa saat peristiwa bersejarah dalam hidup saya itu berlangsung. Usai mengucap dua kalimat syahadat, nama saya segera saya ganti menjadi Chadidjah Mitaart Zachawerus.

Keputusan saya untuk memilih Islam harus saya bayar dengan terusirnya saya dari lingkungan rumah, pengusiran ini tidak menggoyahkan iman dan Islam saya, karena saya yakin akan kasih sayang Allah SWT, senantiasa tetap memelihara saya dalam lindungan-Nya.

"Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah tidak menolong kamu, maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin berserah diri." QS. 3:160

Alhamdulillah, pada bulan Juni 1996, saya bersama suami, Sulaiman Zachawerus, menunaikan rukun Islam ke-lima, pergi haji ke Baitullah. (al-islahonline.com)


 

Minggu, 19 Oktober 2008

“19 Anak Mentawai Masuk Islam”

10/19/2008 08:23:00 PM Posted by Ady'S No comments

Dengan penuh kesadaran puluhan remaja Mentawai beralih ke Islam dan menggunakan hijab meninggalkan agama lama mereka, Kristen.

Imanuel Jatias (16 th) telah berganti nama. Cukup bermakna nama "hijrah" itu, Muhammad Syukri. Anak lelaki asli Siberut itu memang tak sendiri. Di mesjid Babussalam Ulakarang Kecamatan Padang Utara, usai shalat Jumat kemarin, Imanuel bersama 18 remaja dari Kabupaten Kepulauan Mentawai melafadzkan dua kalimah syahadat di hadapan para saksi dan jemaah mesjid.

Dengan penuh kesadaran dan keikhlasan mereka berhijab meninggalkan agama lama yang diwarisi dari orang tua mereka, ada Kristen Katolik, ada pula Kristen Protestan, dengan masuk dan memeluk agama Islam.

Resminya pensyahadatan memang baru Jumat (18/7/2008). Namun proses penyadaran telah berlansung cukup lama. "Kita memeluk Islam setelah benar-benar menyadari hanya Islam-lah agama yang dijamin Allah Swt kebenarannya," tutur Imanuel (Muhammad).

Sebagian dari para mualaf itu memang sudah cukup lama belajar di Panti Asuhan Anak-anak Mentawai di Gurun Lawas Padang. Kendati pada awalnya mereka datang hanya untuk belajar, tidak menjadi persoalan bagi pengasuh Panti. Dari lamanya proses pembelajaran itulah akhirnya mereka memutuskan sendiri dan dengan kesadaran sendiri untuk memeluk Islam.

"Tidak ada yang membujuk-bujuk atau memaksa. Kami datang sendiri, dan masuk Islam dengan kesadaran sendiri. Itu pun setelah mendalami benar bahwa memang hanya Islam agama yang kebenarannya telah dijamin Allah Swt," ungkapnya.

Lafadz pensyahadatan sebanyak 19 remaja (5 putra dan 14 putri) dari Kabupaten Kepulauan Mentawai itu dipimpin Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Padang Utara, Syafrizal.

Pesyahadatan ini antara lain disaksikan Ketua Kamar Dagang dan Industri Sumbar H. Bachtiar Khahar, Ketua DPW Partai Keadilan/PK Sejahtera H. Mahyeldi Ansharullah, Ketua Forum Penegakan Syariat Islam H. Irfianda Abidin, Pimpinan Ponpes Modern Ash-Haabul Kahfi , H. Hafiif 'Abdulhaady, Pimpinan STQ Ust. M.Husnie Thamrin, Direktur Pusat Kajian Setrategis Rahmat Hidayat, Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol, Pengurus Panti Asuhan Anak Mentawai, Camat Padang Utara dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

H. Irfianda Abidin menyatakan, Forum Penegak Syariat Islam bersama pengasuh PA Gurun Lawas sekedar pelaksana acara dari apa yang sesungguhnya telah "di-skenariokan" oleh Allah Swt.

Melihat kenyataan betapa lebih maju dan lebih mampunya orang lain 'menggarap' ummat di Kabupetan termuda itu, kata H. Irfianda, tanpa "skenario" Allah sahaja, sangat mustahil pensyahadatan kemarin terjadi.

"Tapi inilah keyakinan kita. Sehebat-hebat skenario dan rencana manusia dengan dukungan fasilitas apapun juga, yang pasti berlaku tetaplah "skenario" Allah Swt semata," tuturnya.

Dari peristiwa yang terjadi di mesjid Babussalam ba'ada Jumat kemarin, ummat Islam Sumbar juga dapat mengambil hikmahnya.

"Bahwa meskipun tipu daya kaum kuffar dan iblis sangat canggih dan sistematis dalam mendangkalkan aqidah ummat Islam Sumbar namun yang akan berlaku tetap saja "skenario" Allah Swt. Asal saja kita tetap istiqomah di jalan Allah," tandasnya.

Ust.H. Hafiif 'Abdulhaady dalam tausyiah pensyadatan menyatakan, 'kembali ke Islam adalah kembali ke agama yang nyata-nyata telah dijamin Allah Swt kebenarannya. Bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang dijamin kebenarnnya, Allah sendiri yang menyatakan dalam al-Qur'an, bukan kita dan para da'i," ungkapnya mengutif beberapa ayat.

Yang kembali kepada Islam, kata Ust. Hafiif, Allah jamin kembali kepada fitrah. "Segala keburukan dan ketidaktahuan yang dilakukan sebelum muallaf, Allah gantikan dengan kebaikan-kebaikan," jelasnya.

Sedangkan Rahmat Hidayat menyatakan, pensyahadatan merupakan gerbang awal untuk mendalami dan menjadi Islam khaffah. "Untuk itu adalah kewajiban kita semua membantu pendidikan para mualaf muda Mentawai ini menjadi generasi Islam yang tangguh," ungkap mantan aktivis HMI itu.

Senada dengan itu Pengurus PA Anak Mentawai M. Habib mengakui, dari sisi fasilitas dan pendanaan, memang dakwah di Kepulauan Mentawai sangat jauh tertinggal dari yang lain. "Ketika pihak lain telah bermotor boat, perahu sampan pun da'i Islam di sana tidak punya," jelas Habib.


 

(dari beberapa sumber)

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.