Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Selasa, 24 November 2009

Senin, 23 November 2009

“Kisah Kelebihan Berselawat Ke Atas Rasulullah S.A.W”

11/23/2009 04:22:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku."

Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."

Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."

Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."

Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi."

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.

(1001 Teladan)

Minggu, 22 November 2009

“Mengapa Do'a Tak Di-ijabah”

11/22/2009 05:22:00 AM Posted by Ady'S No comments

Pada suatu hari Sayyidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, "Ya Amirul Mu'minin, mengapa do'a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Ud'uuni astajiblakum" (berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu)?"

Sayyidina Ali menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

  1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada manfaatnya keimananmu itu.
  2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari'atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
  3. Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
  4. Engkau berkata, "Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
  5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
  6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
  7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala" (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau tidak memusuhi syetan dan bersahabat dengannya.
  8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia."


 

Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do'amu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja'far Ash Shiddiq, lalu berkata, "Ada dua ayat dalam Al Qur'an yang aku paham apa maksudmu?"

"Bagaimana dua bunyi ayat itu?" Tanya Imam Ja'far.

Yang pertama berbunyi "Ud'uuni astajib lakum" (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu'min [40] : 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah," ujarnya.

"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.

"Tidak," jawab orang itu.

"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.

"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.

"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.

"Aku tidak tahu," jawabnya.

Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."

"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.

Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.


 

(M-Qolbu; KH. Abdullah Gymnastiar)

Sabtu, 21 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (32)

11/21/2009 06:01:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA KHOBIIRU IHYINAA HAYAATAL KHUBAROO"
(Ya Tuhan Yang Maha Waspada, jadikanlah hidup kami seperti kehidupan orang-orang yang selalu waspada )

Jumat, 20 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (31)

11/20/2009 10:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'ADLU I'DIL MAN ROHIIMANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menetapkan Keadilan, berikan keadilan kepada orang yang sayang kepada kami)

Kamis, 19 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (30)

11/19/2009 05:28:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAKAMU UHKUM MAN HASADA ALAINAA WA GHOSYSYANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menetapkan Hukum, hukumlah orang-orang yang dengki dan curang kepada kami)

Rabu, 18 November 2009

“Getaran Allah Di Padang Arafah”

11/18/2009 09:18:00 AM Posted by Ady'S No comments

Saudaraku para tamu Allah dan juga saudaraku di Tanah Air yang kali ini atas izin Allah bisa merasakan getaran orang-orang yang bersyukur di tanah Arafah. Inilah saat yang paling dirindukan oleh orang-orang yang beriman, saat diundang ke tanah di mana Allah menghadapkan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat di hari Arafah. Pada saat inilah Allah menjanjikan pembebasan dari api jahanam sebanyak-banyak hamba-hamba-Nya. Dan pada hari ini Allah juga menjanjikan diampuni lumuran dosa-dosa, dihapus aib-aib yang menyelimuti, kerak-kerak kenistaan disingkirkan, dibukanya lembaran-lembaran baru yang putih bersih.

Saudaraku para tamu Allah. Begitu banyak orang yang bertawakal dan bersimpuh di hadapan Allah. Diseluruh pelosok negeri. Mungkin di pedesaan, di lereng-lereng, maupun dipersawahan. Mereka ini mungkin siang malam bersandar kepada Allah. Mereka tiada henti memuja Allah. Bahkan mungkin bisa jadi kedudukan mereka lebih tinggi di sisi Allah dibanding kita yang sehari-hari melumuri diri dengan dosa, lebih banyak dipakai memuaskan diri kita dibanding memuaskan perintah Allah. Tapi sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan Allah di Arafah ini. Inilah saatnya kita harus merasa malu. Karena, lebih banyak orang yang berhak wukuf di Arafah ini dibanding kita.

Kita lihat orang di keningnya berbekas dengan bekas sujud hanya bisa menangis sepanjang hayatnya untuk bisa dijamu oleh Allah di Padang Arafah ini. Tapi, kapan kita melakukan seperti itu? Karena itu, saudaraku yang hadir di bumi Arafah ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridlo Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas sakit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita. Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa fakir miskin yang kita lempar dengan uang seratus rupiah tapi mereka menerimanya dengan ridlo dan memohon kepada Allah agar mengampuni kita.

Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa para pembantu yang tidak pernah kita hargai jasa baiknya tetapi mereka sabar bangun malam dan meminta kita diberi hidayah. Mungkin kita berada ditempat ini karena doa orang tua kita yang tiada henti-hentinya agar memilik ianak yang saleh dan salehah, padahal begitu sering kita melukai hatinya. Atau, mungkin kita berada di tempat ini karena doa anak-anak kita yang sering dikecewakan contoh buruk yang kita lakukan sehingga mereka meminta kepada Allah agar memiliki orang tua yang saleh dan salehah. Tentunya tiada kebaikan yang mengantar kita ke tempat ini selain kemurahan Allah yang Maha Agung. Kita berutang banyak saudara-saudaraku sekalian.

Baiklah saudara-saudaraku sekalian. Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah di Arafah ini kecuali kita harus malu dan jujur kepada diri sendiri. Harta yang Allah titipkan kepada kita, tak jarang kita nafkahkan sekadar sisa dari uang jajan kita. Zakat enggan kita bayarkan. Sedekah bagi orang yang paling lusuh dengan cara yang paling memalukan. Bahkan, kita lebih suka membelikan barang-barang yang mahal untuk kita pamerkan kepada makhluk dari pada menafkahkan harta di jalan Allah untuk bekal kepulangan kita.

Lalu lihatlah bagaimana kita bersujud kepada Allah. Dari 24 jam satu hari Allah memberikan waktu kepada kita, sujud sering kita percepat. Bahkan, kalau perlu hampir kita tidak pernah ingat kepada Allah yang Maha Agung. Di manakah letak amal baik kita? Nikmat dari Allah tiada henti dan tiada putus. Sedangkan pengkhianatan kita tiada henti dan tiada terputus. Entah mengapa Allah memberi kesempatan kita berada di tanah Arafah ini? Rasanya lebih banyak orang yang lebih layak untuk dimuliakan Allah saat ini.

Saudara-saudaraku sekalian. Hari ini Allah menurunkan para malaikat di sekitar tenda. Sebagian para malaikat sudah menyaksikan aib-aib yang ada pada diri kita. Sebagian malaikat yang lain tahu secara persis siapa diri kita, ada yang mencatat kata-kata kita yang begitu jarang menyebut nama Allah. Lalu mereka tahu betapa banyaknya orang yang terluka hatinya, tercabik-cabik perasaannya. Allah maha tahu fitnah yang tersebar karena lisan kita selama ini, berapa banyak orang yang terjerumus ke dalam maksiat karena kita yangmenunjukkannya. Di antara malaikat yang hadir saat ini ada yang menyaksikan kita mendekati zina dengan mata kita, dengan lisan kita, karena tiada yang tersembunyi bagi Allah.

Sesungguhnya hari ini adalah hari yang paling malu bagi kita. Orang busuk seperti kita ini diberi kesempatan berada di tempat mulia, bahkan amal-amal yang paling tidak disukai Allah kita pun sering melakukannya. Kesombongan, ketakaburan adalah amal yang membuat iblis dilaknat oleh Allah selamanya. Tidak akan pernah selamat masuk surga orang yang di dalam hatinya ada takabur walau sebesar biji zarah. Lihatlah apa yang Allah titipkan bagi jalan kesombongan bagi kita. Otak kita dicerdaskan sedikit oleh Allah. Kita diberi kesempatan sekolah, kesempatan kuliah. Namun malah membuat kita jadi petentang-petenteng menganggap rendah orang tua kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah pembantu kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah orang lain yang tidak pernah mengenyam pendidikan setinggi kita. Padahal, demi Allah, saudara-saudaraku, otak ini adalah milik Allah. Jikalau Allah mengambil beberapa bagian saja, niscaya kita tidak bisa mengingat apa pun.

Sungguh! Gelar, pangkat adalah lambang kebodohan bagi orang-orang yang takabur. Malu kita ini mengapa diberi otak yang sulit mengenal Allah. Padahal, otak kita ini tunduk mengejar keagungan Allah. Kita diberikan harta yang cukup. Tapi kita sering tidak mempedulikan dari mana harta itu kita dapatkan. Yang haram kita ambil, hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Kita lumuri diri kita dengan kenistaan. Naudzubilah min dzalik. Tapi kita bangga dengan kendaraan yang mewah, dengan rumah yang megah, dengan perhiasan. Padahal, sungguh, semua itu adalah sekadar titipan Allah, yang Allah juga berikan kepada makhluk-makhluk nista lainnya. Para penjahat, para pelacur, penzina, orang-orang yang durjana diberi dunia oleh Allah. Karena dunia ini bukan tanda kemuliaan bagi seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh malang bagi orang yang takabu dengan tempelan duniawi padahal Allah menghinakan seseorang dengan duniawi itu sendiri.

Saudaraku-saudaraku sekalian.Waspadalah sepulang dari tempat ini. Haji yang mabrur adalah haji yang merasa malu kepada Allah. Allah memberikan nikmat tiada henti. Kita jarang mensyukurinya bahkan kita mengkhianatinya. Allah yang Maha Agung, Allah yang Maha Perkasa, memberikan kesempatan kali ini kepada kita untuk mengubah sisa umur kita. Mungkin, mungkin kali ini adalah yang terakhir kali kita berada di tanah Arafah ini. Tidak ada jaminan kita tahun depan bertemu kembali ditempat ini. Tanah yang kita duduki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti, Kita berangkat mengeluarkan harta, waktu, dan tenaga. Kita lalui jalan berjam-jam sampai tempat ini, tapi nikmat sekali. Itulah nikmat yang datang dari Allah. Nikmat adalah pengorbanan. Rasululah SAW mulia bukan karena apa yang dimilikinya, tapi karena pengorbanannya untuk umat. Harta yang dikorbankan, tenaga yang dikorbankan, waktu yang dikorbankan, perhatian yang dikorbankan, demi kemaslahatan umat. Sepulang dari sini tidak pernah akan bahagia kecuali orang yang paling menikmati berkurban untuk orang lain. Yakinkanlah bahwa apa pun yang kita miliki agar bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah. Sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak manfaatnya.

Saudaraku, percayalah bahwa kita tidak akan bahagia dengan mengumpulkan uang. Justru kebahagiaan datang dengan menafkahkan uang. Kita tidak bahagia dengan ingin ditolong orang lain. Kita bahagia justru dengan menolong orang lain. Kita tidak akan bahagia dengan dihormati orang lain, kebahagiaan hati kita dengan menghargai orang lain. Jadikanlah diri kita menjadi orang yang tidak pernah berharap apa pun selain dari Allah. Itulah kebahagiaan yang awal dari pelajaran kita. Yang kedua, ingatlah baik-baik. Kain ihram yang kita pakai ini, ternyata inilah yang menemani kita saat pulang nanti. Tidaklah harta, tidak pangkat, dan juga tidak jabatan. Semua itu adalah topeng sejenak saja yang tidak berharga sama sekali, kecuali penyandangnya memiliki rasa syukur dan takwa kepada Allah.

Saudaraku, sepulang dari tempat ini pastikan jangan sembunyi di balik jabatan. Jangan bersembunyi di balik penampilan yang bagus, jangan bersembunyi di balik rumah yang megah, jangan bersembunyi di balik gelar yang bertenteng. Tapi bersembunyilah di balik Allah. Harta, pangkat, dan jabatan tidaklah berharga kecuali orang yang bertakwa kepada-Nya. Sekuat-kuatnya jangan ubah yang Allah titipkan ini menjadi jalan kesombongan kita. Tiada yang dimuliakan oleh Allah, tiada satu pun yang diangkat derajatnya oleh Allah kecuali orang-orang yang tawadhu. Tiada seorang pun yang tawadhu di antara kamu semata-mata karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya. Oleh karena itu, sepulang dari sini pastikanlah menjadi orang yang paling rendah hati, yang tidak akan memamerkan topeng seperti ini. Kecuali, insya Allah, kemuliaan akhlak yang menjadi andalan bekal kepulangan dan kemuliaannya.

Dan yang ketiga, saudaraku sekalian, sepulang dari haji ini ingatlah baik-baik bahwa ternyata Allah menciptakan haji dengan pertemuan dari segala bangsa. Kulit hitam, mata sipit, yang tinggi, yang buruk, yang cacat; mereka semua adalah saudara kita. Terkadang kita merasa saudara karena darah, persaudaraan karena tempat, persaudaraan karena bangsa. Tapi kita lihat disini, saudara kita begitu banyak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersempit kehidupan kita, tapi memperbanyak teman tidak akan pernah cukup. Sebab, memperbanyak teman adalah memperbanyak saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara. Orang-orang yang merasakan banyak saudara hidupnya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan harga yang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi pedagang yang masih saudara kita sendiri. Kita naik kendaraan umum denganmembayar kelebihan, kita bahagia karena sudah memberikan bekal bagi keluarga keturunan para sopir saudara kita sendiri. Kita mendidik orang lain sehingga maju namun tidak berterima kasih tidak apa-apa karena mereka adalah saudara kita sendiri. Semakin banyak yang bisa kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan hidup kita ini.

Dan yang terakhir ingatlah baik-baik. Hari ini adalah penutup lembaran lama kita. Sudah terlalu lama hidup kita gunakan untuk mengkhianati Allah. Sudah terlalu banyak napas kita diisi lalai pada Allah. Sudah terlalu banyak keringat kita terkuras untuk menzalimi kebenaran, sudah terlalu banyak harta yang kita nafkahkan tidak dijalan Allah. Saudaraku sekalian, mau ke mana lagi. Hidup hanya sekali dan sebentar. Esok lusa mungkin malaikat maut sudah ada di hadapan kita.

Pastikan mulai saat ini, tekadkan dalam hati kita, ya Allah tiada tujuan dalam hidup kami selain Engkau. Tiada yang kami tuju selain pulang kepada-Mu, ya Allah. Dunia pasti kami tinggalkan, harta kami tinggalkan, keluarga kami tinggalkan. Kami ingin bisa berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tuntun dengan amal yang bisa membuat berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tingkatkan kepada kami segala bekal yang bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Karuniakan segala nikmat yang bisa membuat kami bisa mensyukuri agar kami bisa berjumpa dengan-Mu. Bebaskan kami dari setiap harta dan kesibukan apa pun yang tidak bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu. Barang siapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, niscaya hari-hari yang dinanti adalah hari-hari pertemuan dengan Allah. Hari-hari yang diisi dengan bekal untuk pulang. Hidup di dunia adalah kesenangan yang menipu sejenak saja.


 

(M-Qolbu; KH. Abdullah Gymnastiar)

“12 Azab Bagi Mereka Yang Meninggalkan Sembahyang”

11/18/2009 05:49:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dalam sebuah hadits menerangkan bahwa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan sholat secara berjemaah, maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya.

Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :

  1. Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
  2. Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
  3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :

  1. Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
  2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
  3. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.

Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :

  1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
  2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
  3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :

  1. Hisab ke atasnya menjadi sangat berat.
  2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
  3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka."

     

(1001 Teladan)

Minggu, 15 November 2009

“10 Jenis Sholat Yang Tidak Diterima Oleh Allah S.W.T”

11/15/2009 12:48:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa : "10 orang sholatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

  1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
  2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
  3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
  4. Orang lelaki yang melarikan diri.
  5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
  6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
  7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
  8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
  9. Orang-orang yang suka makan riba'.
  10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."


 

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang sholatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."

Hassan r.a berkata : "Kalau sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

(1001 Teladan)

Sabtu, 14 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (23)

11/14/2009 03:37:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA BAASITHU UBSUTH YADAAKA 'ALAINAA BIL ATHIYYAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Meluaskan, luaskan kekuasaan-Mu kepada kami dengan penuh pemberian)

Jumat, 13 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (22)

11/13/2009 05:59:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA QOOBIDHU IDZAA JAA'A AJALUNAA FAQBIDH RUUHANAA FII HUSNIL KHOOTIMAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Mencabut, jika telah sampai ajal kami, cabutlah ruh kami dalam keadaan khusnul khotimah)

Rabu, 11 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (21)

11/11/2009 04:07:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'ALIIMU A'LIMNAA MAA LAA NA'LAM"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengetahui, beritahukanlah kepada kami apa yang kami tidak mengetahuinya)

“Lima Belas Bukti Keimanan”

11/11/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini?"

Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"

Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu?"

Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."

Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu?"

Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"

Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh."

Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir sahaja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."

Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Maukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

(1001 Teladan)

Selasa, 10 November 2009

“Tidak Akan Masuk Neraka Orang Yang Menangis Kerana Takutkan Allah”

11/10/2009 04:15:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahawa tidak akan masuk neraka orang menangis kerana takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."

Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahawa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka.

Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, sesiapa yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.

Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahawa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggetarkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya. Allah S.W.T berfirman yang bermakna, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Sebaik sahaja mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahawa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah)", kecuali hanya seorang nabi sahaja yang akan berkata, "Umatku, umatku."

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.

Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W, "Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."


 

(1001 Teladan)

Senin, 09 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (19)

11/09/2009 04:02:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA ROZZAAQU URZUQNAA HALAALAN THOYYIBAN WAASI'AA"
(Ya Tuhan Yang Maha Memberi rezeki, berikanlah rezki yang halal, baik dan banyak)

Minggu, 08 November 2009

“5 Wasiat dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW”

11/08/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dari Nabi SAW, "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah SWT telah memberikan lima wasiat, antaranya :

  1. Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
  2. Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
  3. Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.
  4. Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.
  5. Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail."


 

Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu, dan saya tahu mereka itu adalah wakil guru tariqat. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah SWT. Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, iaitu :

  1. Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.
  2. Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya.
  3. Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.
  4. Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.
  5. Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.
  6. Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.
  7. Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya."


     

(1001 Teladan)

Sabtu, 07 November 2009

Jumat, 06 November 2009

Kamis, 05 November 2009

“Paksalah Diri Berbuat Taat”

11/05/2009 04:40:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

Mahasuci Allah, Zat yang memiliki segalanya. Mahacermat dan Mahasempurna Allah sehingga sama sekali Ia tidak membutuhkan apapun dari hamba-hamba-Nya. Tidak ada kepentingan dan manfaat yang bisa kita berikan, karena Allah secara total dan Mahasempurna telah mencukupi dirinya sendiri. Ribuan malaikat yang gemuruh bertasbih, bertahmid, dan bertakbir tiap detik, tiap waktu, tiap kesempatan memuji Allah, itupun hanya menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya.

Jika Allah menciptakan makhluk jin dan manusia kemudian diperintahkan untuk taat, bukan karena Allah membutuhkan ketaatan makhluk-Nya. Sungguh, semua perintah dari Allah adalah karunia agar kita menjadi terhormat, mulia, dan bisa kembali ke tempat asal mula kita yaitu surga. Jadi kalau kita masuk neraka, naudzubillaah, sama sekali bukan karena kurangnya karunia Allah, tapi karena saking gigihnya kita ingin jadi ahli neraka, yaitu dengan banyaknya maksiat yang kita lakukan.

Allah SWT Mahatahu bahwa kita memiliki kecenderungan lebih ringan kepada hawa nafsu dan lebih berat kepada taat. Oleh karena itu, jika kita mendapat perintah dari Allah, dalam bentuk apapun, si nafsu ada kecenderungan berat melakukannya, bahkan tak segan-segan untuk menolaknya. Misalnya ibadah shalat cenderung inginnya dilambatkan. Urusan shaf saja, tidak banyak orang berebutan menempati shaf pertama. Amati saja justru shaf belakang cenderung lebih banyak diminati. Perintah shalat memang banyak yang melakukan, tetapi belum tentu semua melakukannya tepat waktu. Begitu juga dengan tepat waktu, belum tentu juga bersungguh-sungguh khusyu. Bahkan ada – mungkin salah satunya kita – yang justru menikmati shalat dengan pikiran yang melantur, melayang-layang tak karuan, sehingga tak jarang banyak program atau urusan duniawi lainnya yang kita selesaikan dalam shalat. Dan yang lebih parah lagi, kita tidak merasa bersalah karenanya.

Saat menafkahkan rizki untuk sedekah, maka si nafsu akan membuat seakan-akan sedekah itu akan mengurangi rizki kita, bahkan pada lintasan berikutnya sedekah ini akan dianggap membuat kita tidak punya apa-apa. Padahal, sungguh sedekah tidak akan mengurangi rizki, bahkan akan menambah rizki kita. Namun, karena nafsu tidak suka kepada sedekah, maka jajan justru lebih disukai.

Sungguh, kita telah diperdaya dengan rasa malas ini. Bahkan saat malas beribadah, otak kita pun dengan kreatif akan segera berputar untuk mencari dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional. Sehingga apa-apa yang kita lakukan karena malas, seolah-olah mendapat legitimasi karena alasan kita yang logis dan rasional itu, bukan semata-mata karena malas. Ah, betapa hawa nafsu begitu pintar mengelabui kita. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi semua kecenderungan negatif diri kita ini?

Cara yang paling baik yang harus kita lakukan adalah kegigihan kita melawan kemalasan diri. Kecenderungan malas itu kalau mau diikuti terus menerus akan tidak ada ujungnya, bahkan akan terus membelit kita menjadi seorang pemalas kelas berat, naudzubillaah. Berangkat ke mesjid, maunya dilambat-lambat, maka harusnya lawan! Berangkat saja. Ketika terlintas, nanti saja wudhunya di mesjid, lawan! Di mesjid banyak orang, segera lakukan wudhu di rumah saja! Itu sunnah. Sungguh, orang yang wudhu di rumah lalu bergegas melangkahkan kakinya ke mesjid untuk shalat, maka setiap langkahnya adalah penggugur dosa dan pengangkat derajat.

Sampai di mesjid, paling nikmat duduk di tempat yang memudahkan dia keluar dari mesjid, bahkan kadangkala tak sungkan untuk menghalangi orang lewat. Lebih-lebih lagi bila memakai sandal bagus, ia akan berusaha sedekat mungkin dengan sandalnya, dengan alasan takut dicuri orang. Begitulah nafsu. Bagi orang yang menginginkan kebaikan, dia akan berusaha agar duduknya tidak menjadi penghalang bagi orang lain. Maka akan dicarinyalah shaf yang paling depan, shaf yang paling utama.

Sesudah shalat, ketika mau zikir, kadang terlintas urusan pekerjaan yang harus diselesaikan. Maka bagi yang tekadnya kurang kuat ia akan segera ngeloyor pergi, padahal zikir tidak lebih dari sepuluh menit, ngobrol saja lima belas menit masih dianggap ringan. Atau ada juga yang sampai pada tahap zikir, diucapnya berulang-ulang, subhanallaah – subhanallah, tapi pikiran melayang kemana saja. Anehnya lagi kalau memikirkan dia si jantung hati konsentrasinya sungguh luar biasa. Kenapa, misalnya, mengucap subhanallaah tiga puluh tiga kali, yang sadar mengucapkannya cuma satu kali? Atau ingatlah saat kita akan berdo'a. Walaupun dilakukan, akan dengan seringkas mungkin. Padahal demi Allah, zikir-zikir yang kita ucapkan akan kembali pada diri kita juga.

Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti hawa nafsu berupa malas sedang merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan mengerahkan segenap kemampuan yang ada, dengan cara segera melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan! Insya Allah itu akan lebih dekat kepada ketaatan. Janganlah karena kemalasan beribadah yang kita lakukan, menjadikan kita tergolong orang-orang munafik, naudzubillaah.

Firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisa [4] : 142)

Ingatlah bahwa kalau kita tergoda oleh bisikan hawa nafsu berupa kemalasan dalam beribadah, maka kita ini sebenarnya sedang menyusahkan diri sendiri, karena semua perintah itu adalah karunia Allah buat kemaslahatan diri kita juga. Coba, Allah menyuruh kita berzikir, siapa yang dapat pahala? Kita. Allah menyuruh kita berdo'a, lalu do'a itu diijabah. Buat siapa? Buat kita. Allah sedikit pun tidak ada kepentingan mamfaat atau madharat terhadap apa-apa yang kita lakukan. Tepatlah ungkapan Ibnu Atho'illah dalam kitabnya, Hikam, "Allah mewajibkan kepadamu berbuat taat, padahal yang sebenarnya hanya mewajibkan kepadamu masuk ke dalam surga-Nya (dan tidak mewajibkan apa-apa kepadamu hanya semata-mata supaya masuk ke dalam surga-Nya)". Maka Abul Hasan Ashadilly menasehatkan bahwa, "Hendaknya engkau mempunyai satu wirid, yang tidak engkau lupakan selamanya, yaitu mengalahkan hawa nafsu dengan lebih mencintai Allah SWT.".

Maka kalau kita sengsara, kita susah, kita menderita, itu bukan karena siapa-siapa, itu semua kita yang buat. Padahal sungguh, setiap desah nafas yang kita hembuskan adalah amanah dari Allah SWT, dan sebagai titipan wadah yang harus kita isi dengan amal-amal kebaikan. Sedangkan hak ketuhanan tetap berlaku pada tiap detik yang dilalui oleh seorang hamba. Abul Hasan lebih lanjut mengatakan, "Pada tiap waktu ada bagian yang mewajibkan kepadamu terhadap Allah SWT (yaitu beribadah).".

Jadi, sungguh sangat aneh jika kita bercita-cita ingin bahagia, ingin dimudahkan urusan, ingin dimuliakan, tapi justru amal-amal yang kita lakukan ternyata menyiapkan diri kita untuk hidup susah. Seperti orang yang bercita-cita masuk surga tapi amalan-amalan yang dipilih amalan-amalan ahli maksiat. Maka, sahabat-sahabat sekalian sederhanakanlah hidup kita, paksakan diri untuk taat kepada perintah Allah kalau belum bisa ikhlash dan ringan dalam beribadah. Mudah-mudahan Allah yang melihat kegigihan diri kita memaksa diri ini, nanti dibuat jadi tidak terpaksa karena Dia-lah yang Maha Menguasai diri ini. Insya Allah.

(M-Qolbu, KH Abdullah Gymnastiar)

Rabu, 04 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (15)

11/04/2009 05:48:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUSHOWWIRU SHOWIRNAA ILAA AHSANIL KHOLQI WALHAALI"
(Ya Tuhan yang Maha Membentuk, bentuklah kami menjadi sebaik-baiknya makhluk dan sebaik-baik keadaan)

Selasa, 03 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (14)

11/03/2009 04:50:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA BAARI'U ABRI'NAA MINASY SYIRKI WALMARODHI WALFITNATI"
(Ya Tuhan yang Maha Membebaskan, bebaskan kami dari syirik, penyakit, dan fitnah)

Senin, 02 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (13)

11/02/2009 05:18:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA KHOOLIQU HASSIN KHOLQONAA WA HASSIN KHULUQONAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menciptakan/Menjadikan, baguskanlah kejadian kami dan baguskanlah akhlak kami)

“Antara Sabar Dan Mengeluh”

11/02/2009 05:10:00 AM Posted by Ady'S No comments

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"

Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abu Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
"Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
"Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula, "Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

(1001 Kisah Teladan)

Minggu, 01 November 2009

“Obat Mujarab Untuk Ketenangan Hati dan Keadaan Batin Pada Setiap Tahapan Sholat”

11/01/2009 04:35:00 AM Posted by Ady'S No comments
  • Obat Mujarab Untuk Ketenangan Hati

Sebagai orang beriman, seseorang harus senantiasa meng-agungkan Allah Azza wa jalla, takut dan berharap hanya kepada Nya semata, dan merasa malu bila mengabaikanNya. Seorang mukmin tidak boleh kendor dari tingkatan iman yang telah dicapainya, meski intensitas keimanan seseorang amat ditentukan oleh tingkat kekuatan iman yang dimiliki. Terabaikannya hal-hal tersebut dalam sholat, dapat disebabkan oleh kekacauan pikiran, perhatian yang terpecah, hilangnya jiwa dalam munajat, dan lalai dalam sholat. Oleh karena itu aktivitas mental yang acak yang akan mengganggu sholat sedapat mungkin harus diatasi, sehingga ketenangan hati selalu terjaga dalam setiap sholat. Untuk menghilangkan gejala tersebut, kita harus mencari penyebabnya, karenanya marilah kita cari di mana letak penyebabnya. Pikiran sesat memang dapat disebabkan oleh hal-hal yang bersifat lahiriah, ataupun hal-hal yang bersifat batiniah.

Sebab-sebab lahiriah (eksternal) merampas perhatian kita lewat mata dan telinga. Semula kita hanya menaruh perhatian. Kemudian pikiran mulai tertarik, dan akhirnya proses berlangsung terus. Penglihatan merangsang pemikiran, dan pikiran akan mendorong lahirnya sesuatu yang lain. Kesan yang ditangkap oleh indera tidak akan pernah menyesatkan mereka yang berkemauan kuat dan bercita mulia, tetapi akan sangat mengganggu mereka yang lemah.

Penyembuhannya adalah dengan memotong habis penyebab-penyebab tersebut dengan jalan menundukkan pandangan, berdoa di tempat yang sunyi dan terpisah, tidak membiarkan adanya pengganggu panca indera, atau sholat dengan posisi dekat dinding, yang dapat mengurangi jangkauan indera penglihatan. Sebaliknya, sebaiknya menghindari dari sholat di tepi jalan, di tempat yang penuh ukiran dan karya seni serta di atas alas bercorak warna-warni.

Itulah mengapa orang-orang yang tekun beribadah biasanya sholat ditempat yang sempit dan bercahaya temaram, yang hanya cukup untuk bersujud, namun demikian hal ini lebih mudah untuk melakukan pemusatan pikiran (khusyu'). Mereka yang menunaikan sholat di masjid, selalu menjaga pandangannya agar tetap tertuju ke tempat sujud. Mereka merasa bahwa sholatnya akan sempurna apabila tidak terpengaruh oleh orang yang ada di sisi kanan dan kirinya. Ibnu Umar tidak pernah membiarkan sesuatu tergeletak di tempat sujud, bahkan satu mushaf Al-Qur;an sekalipun. Ia akan menyisihkan pedang dan akan menghapus tulisan yang ada di hadapannya.

Sebab-sebab batiniah (internal) merupakan suatu persoalan yang lebih serius dan untuk mengatasinya memang lebih sulit. Barangsiapa pikirannya bercabang-cabang pada persoalan duniawiah, niscaya akan melayang-layang ke mana-mana. Menutup mata sekalipun tidak akan membantu memecahkan persoalan, karena sumber gangguan sudah ada di dalam diri. Maka cara untuk mengatasi gangguan tersebut adalah dengan memahami makna bacaan sholat, kemudian berusaha memusatkan perhatian pada makna tersebut, seraya mengusir pikiran lain. Akan sangat bermanfaat apabila sebelum takbiratul ihram melakukan beberapa persiapan, yaitu dengan memperbarui ingatan akan kemungkinan datangnya hari akhirat, dengan menyadari bahwa dirinya akan mermunajat kepada Allah Azza wa jalla, Dzat Yang Maha Perkasa. Tak kalah pentingnya, apabila sebelum takbiratul ihram kita mengosongkan hati dan pikiran dari segala sesuatu yang mengganggu, serta membebaskan diri daripadanya.

Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Utsman bin Abi Syaibah, "Aku lupa mengingatkanmu agar menyembunyikan periuk yang ada di rumahmu. Sesungguhnya tidak wajar, apabila di dalam rumah ada sesuatu yang dapat mengganggu manusia dari sholatnya." (HR Abu Dawud, dari Utsman bin Thalhah).

Ini adalah suatu teknik menenangkan pikiran. Apabila gejolak pikiran tidak kunjung reda, maka yang diperlukan bukan lagi obat penenang, melainkan pencahar yang akan menguras seluruh sumber penyakit hingga ke akar-akarnya.

Artinya bahwa orang tersebut harus meneliti segala sesuatu yang mengganggu dan menyelewengkan  ketenangan hati. Tidak perlu diragukan lagi, penyebabnya dapat ditelusuri pada apa saja yang diminatinya, dan telah berbalik menjadi salah satu bentuk hawa nafsu.

Oleh sebab itu, setiap orang harus berupaya mengendalikan nafsu dengan cara mengosongkan diri, mengekang, atau memutuskan hubungan dengan godaan nafsu. Segala sesuatu yang mengganggu sholat adalah musuh agama, termasuk tentara iblis yang bermaksud mengganggu manusia. Dan menahannya jelas akan mendatangkan kemudharatan, dan akan lebih baik untuk mengeluarkannya. Oleh sebab itu, orang harus berdisiplin, untuk selalu berupaya membersihkan diri dari segala sesuatu yang dapat mengganggu sholat.

Rasulullah saw. suatu saat pernah sholat menggunakan jubah yang bersulam indah, pemberian Abu Jahm. Seusai sholat beliau bermaksud mengembalikan jubah tersebut, dan berkata, "Kembalikan jubah ini kepada Abu Jahm, karena jubah itu telah mengganggu sholatku. Dan tukarkan saja dengan jubah Abu Jahm yang sudah sering dipakainya itu." (H.R.. Bukhori Muslim).

Rasulullah saw juga pernah memiliki sandal baru. Beliau sangat senang terhadap sandal tersebut, sehingga ketika sholat muncul keinginan untuk melihatnya. (H.R. Ibnul Mubarak).

Menurut hadits lain, nabi Muhammad saw. menyadari keteledorannya, sehingga ketika sujud, beliau berdoa, "Kurendahkan diri dihadapanMu ya Allah, kiranya Engkau tidak memurkaiku." Lalu setelah sholat beliau beranjak pergi, dan memberikan sandal baru tersebut kepada pengemis pertama yang dijumpainya. Kemudian beliau meminta kepada Ali ra. untuk membelikan sandal dari kulit yang hanya dibuang bulunya saja. (H.R. Abu Abdullah bin Haqiq).

Sebelum turun larangan bagi laki-laki untuk memakai hiasan emas, Rasulullah saw. biasa memakai cincin emas di jarinya. Dan ketika beliau berdiri di atas mimbar, cincin itu pun dibuang seraya bersabda, "Barang itu telah menggangguku, aku harus memandang benda tersebut dan juga memandangmu." (H.R. an Nasa'i).

Diriwatkan bahwa Abu Thalhah suatu hari sholat di taman miliknya, kemudian pandangannya tertuju pada burung penghisap madu, dan matanya mengikuti gerak burung tersebut, sehingga tak ingat berapa banyak rakaat yang sudah diselesaikannya. Kemudian, seusai sholat Abu Thalhah mendatangi Rasul saw. dan menerangkan kekacauan yang baru saja menimpanya, dan kemudian berkata, "Ya Rasulullah, taman ini telah memalingkanku dari sholat (yang khusyu'), kini aku hendak menyedekahkannya. Gunakan sekehendak Anda, ya Rasulullah." (H.R. Imam Malik).

Sedang menurut riwayat lain, Abu Thalhah ketika sholat di taman terganggu oleh dengung lebah yang mengelilingi buah dari pohon yang ada di taman tersebut. Ia bertemu dengan Utsman ra. dan kemudian menawarkan taman tersebut sebagai sedekah, agar dimanfaatkan bagi kepentingan di jalan Allah. Utsman kemudian menjual taman tersebut seharga lima puluh ribu.

Hal demikian dimaksudkan untuk menghilangkan pengganggu pikiran dan juga menutupi kekurangan sholat yang telah dilaksanakannya. Obat-obat (pengobatan) ini jelas diharapkan dapat mengatasi sumber penyakitnya; itu adalah obat yang paling efektif. Cara-cara lunak seperti menenangkan diri dan berkonsentrasi penuh pada pemahaman ucapan sholat, hanya bermanfaat jika godaan hawa nafsu dan angan-angan berskala rendah. Akan tetapi tidaklah tepat (mengambil cara tersebut) apabila gangguan dan godaan terlalu kuat, karena justru akan menarik Anda sehingga kehilangan milik terbaik Anda. Disamping itu, Anda juga akan terbelenggu, sehingga seluruh sholat yang Anda kerjakan terganggu.


 

Perhatikan analogi ini:

Ada seorang laki-laki bersandar dibawah pohon untuk istirahat. Ia bermaksud mengosongkan pikirannya, tetapi di atas dahan, burung pipit bertengger sambil tak henti-hentinya berkicau. Lewat sepotong kayu di tangannya, diusirnya burung tersebut, tetapi tidak pernah berhasil. Kembali ia menenangkan pikirannya, dan burung pipit itupun kembali berkicau. Akhirnya datang seseorang dan berkata kepadanya, "Ini adalah pekerjaan yang sia-sia, dan tidak akan pernah ada habisnya. Jika anda menghendaki penyelesaian tuntas, maka potonglah pohon tersebut!" Agaknya seperti itulah pohon hawa nafsu. Jika ia telah bersemi dan bercabang, niscaya akan menempel segala pikiran dan keinginan, sebagaimana burung pipit yang hinggap di dahan. Demikian pula tertariknya lalat pada kotoran-kotoran, yang sudah merupakan karakteristiknya. Dan pikiran yang kacau, ibarat lalat yang beterbangan ke sana ke mari.

Sesungguhnya manusia sentiasa dikelilingi oleh hawa nafsu dan mustahil terbebas darinya, dan juga tidak semua orang bisa mengatasinya. Hawa nafsu tersebut memiliki akar yang sama, yaitu cinta dunia. Inilah sumber dari setiap kesalahan, kekurangan dan kerusakan. Dengan hati yang dipenuhi rasa cinta dunia, seseorang akan demikian tergila-gila terhadapnya, sehingga iapun lalai untuk mencari bekal kehidupan akhirat.

Orang seperti itu tidak akan pernah merasakan nikmatnya sholat. Mereka yang terlalu cinta dunia, berkuranglah cintanya kepada Allah, bahkan mungkin tidak bermunajat kepadaNya. Pada dasarnya manusia digerakkan oleh apa yang dicintainya, sehingga bila kesenangan atau kecintaannya tertumpu pada dunia seisinya, pasti hanya dunia itu saja yang ada di dalam pikirannya. Namun demikian, manusia yang mengharapkan rahmat Allah swt, harus selalu berupaya mengembalikan hatinya pada sholat, dan mengurangi atau mengatasi apa saja yang dapat memalingkan dari Nya.

Ini adalah obat pahit, sedemikian pahitnya, sehingga kita lebih suka memuntahkannya. Bila demikian, maka penyakitnya akan tetap kronis dan tidak akan tersembuhkan. Orang-orang sufi pada umumnya melakukan sholat dengan khusyu', di dalam hatinya tidak sedikitpun terbesit perkara-perkara duniawi, lain halnya diri kita yang mengerjakan sholat sebatas sebagai tugas. Maka, tiada harapan bagi orang seperti kita! Bila kita sekedar ingin selamat dari murka Allah, hanya karena sepertiga atau setengah sholat kita, sungguh amal kita adalah campuran antara yang baik dan yang buruk!

Kesimpulannya, segala keinginan duniawi dan ukhrawi di dalam hati manusia bagaikan air yang dituang ke dalam segelas cuka; seberapa banyak air yang tertuang, sebanyak itu pula cuka yang akan tumpah dari dalam gelas dan keduanya tidak akan tercampur.


 

  • Keadaan Batin Pada Setiap Tahapan Sholat

Adzan

Ketika anda mendengar panggilan sholat oleh muadzin, maka berusahalah membayangkan hingar bingar teriakan di hari kiamat. Persiapkan diri, lahir dan batin untuk menjawabnya. Mereka yang segera menjawab ajakan tersebut, niscaya akan menjadikan dirinya orang yang mendapat perlakuan lemah lembut di hari pembalasan nanti. Untuk itu ingatlah sekarang: Jika Anda menjawab seruan dengan rasa senang dan gembira, didorong oleh keinginan memenuhi panggilan adzan, percayalah di hari pengadilan kelak Anda akan bersuka ria dengan kabar gembira dan kemenangan.

Itulah mengapa Rasulullah saw. sering berkata, "Gembirakanlah kami wahai Bilal!" demikianlah karena Bilal seorang muadzin, dan sholat itu sendiri merupakan kegembiraan dan kesenangan bagi Rasulullah saw.


 

Bersuci Diri

Ketika hendak menyucikan sesuatu yang ada disekitar anda secara cepat ruangan, pakaian, hingga akhirnya kulit anda maka jangan sampai mengabaikan keadaan batin, ayng merupakan tempat bersemayamnya hati, tempat bersemayamnya segala sesuatu. Bersungguh-sungguhlah untuk menyucikan dengan bertobat dan menyesali diri, serta janji untuk meninggalkannya di masa mendatang. Bersihkanlah batin anda dengan cara ini, karena batin merupakan tempat yang diawasi oleh Dzat yang anda sembah.


 

Menutup Aurat

Menutup aurat berarti anda menutup bagian-bagian tubuh dari pandangan manusia. Tetapi bagaimana mengenai aurat batin dan rahasia pribadi anda yang keji, dimana hanya Allah swt. sajalah yang menyaksikannya? Sadarilah kesalahan-kesalahan ini. Tutupilah semuanya, tetapi ingat bahwa tiada sesuatupun yang dapat disembunyikan dari penglihatanNya. Hanya dengan tobat, malu serta takut, niscaya Allah akan memaafkannya.


 

Menghadap Kiblat

Menghadap kiblat berarti anda memalingkan wajah lahiriyah dari segala arah selain ke arah Rumah Allah swt. (Ka'bah). Apakah anda mengira bahwa tidak akan diminta untuk memalingkan hati dari segala sesuatu, lalu hanya menghadapkan diri kepada Allah swt. Semata? Tentu saja tidak benar, karena Ka'bah ini merupakan tujuan dan seluruh gerak sholat!

Nabi Muhammad pernah bersabda, "Ketika seseorang sholat, dimana keinginan, wajah dan hatinya hanya tertuju kepada Allah Azza wa jalla, maka seusai sholat akan menjadikan dirinya bagaikan bayi yang baru dilahirkan ibunya."


 

Berdiri Tegak

Berdiri tegak, maksudnya beridir lurus lahir dan batin di hadapan Allah Azza wa jalla. Kepala anda, yang merupakan bagian tertinggi dari tubuh, supaya sedikit membungkuk sebagai tanda kerendahan hati serta melepaskan diri dari keangkuhan dan kesombongan.


 

Niat

Ketika berniat, bayangkan bahwa diri anda tengah memenuhi pangilanNya, dengan melaksanakan sholat dalam rangka kepatuhan terhadap perintahNya, dengan cara melaksanakan sholat secara tepat serta menghindarkan dan meniadakan segala sesuatu yang akan mengganggu dan merusakkannya. Dan dengan melakukan semuanya secara tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah Azza wa jalla, demi mengharap ganjaran dari Nya dan dijauhkan dari siksaNya, mencari kasih dan sayangNya.


 

Takbir

Ketika mengucapkan takbir, hati anda tidak boleh menyangkal apa yang tengah diucapkan oleh bibir anda. Bila di dalam hati anda merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari Allah swt, walau apa yang anda ucapkan benar, maka Allah swt, akan menggolongkan anda seorang penipu.


 

Doa Iftitah

Ketika mengucapkan doa iftitah (pembuka), anda tengah mewaspadai kemusyrikan yang ada di dalam diri. Ini berkenaan dengan mereka yang beribadah demi manusia, ataupun yang mengharapkan rahmat Allah Azza wa jalla semata.

DifirmankanNya, "maka barangsiapa mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah mengerjakan amal kebaikan. Dan dalam beribadah kepadaNya, jangan mempersekutukan Dia dengan sesuatupun." (QS.18:110)

Ketika anda mengucapkan "A'uudzu billaahi minasy syaithaanirrajiim" (Aku berlindung kepada Allah swt dari godaan setan yang terkutuk), maka sesungguhnya harus disadari bahwa setan adalah musuh sejati, dan ia selalu mencari celah dan kesempatan untuk memisahkan anda dan Allah Azza wa jalla. Setan akan selalu menghalangi anda dalam melakukan munajat kepada Allah swt. dan untuk bersujud kepadaNya.

Membaca Ayat Al-Qur'an

Mengenai membaca Al-Qur'an, maka dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:

  1. Mereka yang menggerakkan lidahnya tanpa kesadaran (artinya tidak memahami apa yang dilafalkan oleh lidah)
  2. Mereka yang secara sadar memahami apa yang dilafalkan oleh lidah, memahami maknanya dan seolah mendengarkannya sebagai ucapan orang lain, inilah derajat yang dicapai "golongan kanan"
  3. Mereka yang bermula dari menyadari makna, menjadikan lidah sebagai juru bahasa bagi kesadaran batin. Lidah memang dapat berperan sebagai penerjemah batin dan sekaligus guru sejati bagi hati. Bagi mereka yang sangat dekat dengan Tuhan, maka lidah berperan sebagai penerjemah.


 

Rukuk

Allah swt. menyaksikan hambaNya yang tengah berdiri, rukuk dan sujud. Sebagaimana Dia berfirman, "Yang melihatmu ketika berdiri dan melihat gerak gerikmu di tengah orang-orang yang bersujud" (QS 26:218).

Rukuk dan sujud yang disertai pengakuan akan keagungan Allah Azza wa jalla. Di dalam rukuk, Anda memperbarui penyerahan diri dan rasa rendah hati, serta selalu menyebarkan kesadaran betapa ketidakmampuan dan ketidak-bermaknaan kita dihadapan Dzat Yang Maha Agung. Untuk menegaskan hal ini, anda memerlukan (mencari) bantuan lidah, dengan mengagungkan asma Tuhan serta berulang kali mengakui keagungan kekuasaanNya, baik secara lahirah ataupun batiniah.

Kemudian anda bangkit dari rukuk, berharap bahwa Dia (Allah) akan mencurahkan rahmatNya kepada anda. Untuk mempertegas harapan ini dalam diri anda mengucapkan, "Sami'allahu liman hamidah" (Allah mendengar siapa saja yang memujiNya). Untuk menyatakan syukur, anda segera menambah, "Rabbana lakal hamdu" (Wahai Tuhan, hanya bagiMu lah segala pujian). Untuk menunjukkan banyaknya atau memperbanyak pujian, anda juga mengucapkan, "mil as samawati wa milal ardhi" (yang memenuhi seluruh langit dan bumi).


 

Sujud

Selanjutnya anda bersujud. Ini adalah tingkatan pengungkapan penyerahan diri tertinggi, yang mana anda menyentuhkan bagian termulia dari badan, wajah ke wujud yang rendah, tanah. Apabila mungkin, akan lebih baik bersujud tanpa alas, yang tentu saja hal ini lebih menggambarkan sikap kerendahan hati dan berserah diri.

Apabila anda meletakkan diri dalam posisi yang sedemikian rendah, maka akan lebih menyadari dengan siapa anda berhadapan. Anda telah mengembalikan cabang pada akarnya, karena anda berasal dari tanah dan kelak akan kembali ke tanah pula. Pada saat yang sama anda juga memperbarui kesadaran batin akan keagungan Tuhan, seraya berkata, "Subhana rabbiyal a'la" (Mahasuci Tuhan Yang Mahatinggi). Pengulangan ucapan ini hanya akan lebih memperkuat pengakuan anda, karena mengucapkannya hanya sekali saja dirasa tidak memadai.

Ketika batin anda merasa terpuaskan dalam mengharapkan kasih sayang Ilahi, yakinlah bahwa Tuhan akan selalu mengaruniakan kasih dan sayang Nya. Bahwa kasih dan sayangNya selalu mengalir kepada mereka yang lemah dan rendah, tidak bagi yang sombong dan congkak.

Selanjutnya anda mulai mengangkat kepala kemudian bertakbir, "Allahu Akbar" (Allah Maha Agung) dan mintalah apa yang anda perlukan, mohonlah hajat (do'a) anda, selanjutnya anda sujud untuk yang kedua kalinya, yang memperkuat penyerahan diri kepada Allah swt.


 

Duduk dan Tasyahud

Ketika anda duduk untuk mengucapkan pengakuan (tasyahud), duduklah dengan sopan. Ungkapkan bahwa sholat dan seluruh amal sholeh yang anda lakukan itu semua semata-mata demi mengharap kasih sayangNya, dan segala sesuatu hanyalah milikNya. Itulah yang dimaksudkan bahwa segala kehormatan (at tahiyyat) adalah milik Allah swt. "Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh". (Salam sejahtera semoga selalu terlimpah bagi Rasul saw. serta rahmat dan berkah Allah atasnya).

Yakin bahwa salam yang anda ucapkan akan sampai kepada beliau. Dan beliau juga akan menjawab, bahkan dengan salam yang lebih sempurna bagi anda. Kemudian ucapkan pula salam bagi diri anda serta seluruh hamba Allah yang sholeh. Kemudian persaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusanNya. Dengan mengulang dua kali kesaksian tersebut, anda telah mengulang kembali pengakuan atas kasih sayang Allah Azza wa jalla, dan meyakinkan diri akan perlindunganNya.


 

Doa Penutup

Pada akhir sholat, hendaknya anda berdoa memohon kepadaNya penuh harap secara santun dan disertai kerendahan hati, dengan yakin bahwa permohonan itu didengar. Tunjukkan doa anda termasuk kepada orang tua serta orang-orang beriman lainnya.


 

Salam

Akhirnya, dengan maksud mengakhiri sholat anda, ucapkan salam kepada para malaikat dan mereka yang hadir. Rasakan semua itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah swt. Atas segala karuniaNya karena anda dapat menyelesaikan sholat. Bayangkan bahwa anda tengah mengatakan selamat berpisah pada ibadah sholat, dan bahwa mungkin anda meninggal hingga tidak bisa lagi melakukan seperti ini.


 

(dari milis rahasia-ilahi)

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (12)

11/01/2009 03:52:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUTAKABBIRU BIFADHLIKA IJ'ALNAA KUBAROO"
(Ya Tuhan Yang Maha Megah, dengan anugerah-Mu jadikanlah kami orang yang megah)

Arsip Blog

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.