Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Kamis, 31 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (57)

12/31/2009 03:54:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WALIYYU AHYINAA HAYAATAL AULIYAA"
(Yaa Allaah Tuhan Yang Maha Melindungi, hidupkanlah kami seperti hamba-hamba-Mu yang mendapat perlindungan)

Selasa, 29 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (56)

12/29/2009 03:59:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MATIIN UMTUN IMAANANAA WATSABBIT AQDAAMANAA"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Kokoh, kokohkanlah iman kami dan mantapkan pendirian kami)

Senin, 28 Desember 2009

Minggu, 27 Desember 2009

Sabtu, 26 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (53)

12/26/2009 03:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAQQU DULLANAA HAQQON WA'THI KULLA DZII HAQQIN HAQQOO"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Haq, tunjukilah kami kepada yang haq dan berikanlah hak pada setiap orang yang mempunyai haq)

Jumat, 25 Desember 2009

”Pelajaran dari Kematian”

12/25/2009 06:22:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Pernahkah kita membayangkan kalau diri kita sedang berada di atas ranjang kematian, apa yang kita perbuat kala itu? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh semua manusia yang masih hidup. Lalu bagaimanakah keadaan detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu itu? Apakah kita termasuk orang yang senang untuk bertemu Allah, ataukah sebaliknya seperti budak yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya karena kesalahan yang dilakukannya?

Belajar dari akhir kehidupan para salaf adalah sangat perlu bagi kita semua, mereka adalah orang-orang terdepan dari umat ini, para pemimpin dan ulama kaum muslimin. Sungguh mereka sangat takut kalau menghadap Allah dalam keadaan membawa dosa dan kemaksiatan.


 

Marilah kita simak beberapa pelajaran berharga dari mereka:

Aisyah Radhiallaahu 'anha menceritakan bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu wadah air, beliau memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" lalu beliau wafat dan tangannya tergeletak lemas.

Ketika Umar al Faruq menjelang ajal, beliau berkata kepada putranya Abdullah, "Letakkan pipiku di atas tanah", namun Abdullah enggan untuk melakukan itu. Beliau berkata hingga untuk ketiga kalinya, "Letakkan pipiku di atas tanah, semoga Allah melihatku dalam keadaan demikian, kemudian Dia merahmatiku." Diriwayatkan, bahwa beliau terus menangis sehingga pasir-pasir menempel di kedua mata beliau seraya mengatakan, "Celakalah Umar, celaka juga ibunya, jika Allah tidak memaafkannya."

Ketika Abu Hurairah sakit parah beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?" Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia ini, namun saya menangisi perjalanan setelah ini (dunia), bekalku yang sedikit, lalu saya akan menapaki tempat yang menanjak lagi amat luas, sementara saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka atau ke surga."

Utsman Radhiallaahu 'anhu berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang berbuat aniaya. Ya Allah aku mohon pertolongan dalam seluruh urusanku, dan aku memohon kesabaran dalam menghadapi ujian yang menimpaku."

Wahai manusia! Kini saatnya orang-orang yang tertidur untuk bangun dari tidurnya, sudah saatnya orang yang lalai sadar dari keterlenaannya, sebelum datang maut dengan membawa kegetiran dan kepahitan, sebelum tubuh berhenti bergerak dan sebelum nafas terputus. Mumpung belum memasuki perjalanan menuju alam kubur dan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Abu Darda' ketika menjelang wafat mengatakan, "Apakah seseorang tidak mau beramal untuk mempersiapkan panggung pergulatan ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menghadapi waktu ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menyongsong hariku ini?" Kemudian beliau menangis, maka istri beliau bertanya, "Mengapa engkau menangis, bukankah engkau telah menemani Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam?" Beliau menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis sementara aku tidak mengetahui bagaimana dosa-dosa telah menyerangku."

Dan berkata Abu Sulaiman ad-Darani, "Aku berkata kepada Ummu Harun seorang wanita yang rajin beribadah, "Apakah anda senang dengan kematian? Maka dia menjawab, "Tidak! Aku bertanya, "Mengapa? Maka dia mejawab, "Demi Allah, andaikan aku berbuat kesalahan kepada makhluk saja, maka aku takut untuk bertemu dengannya, maka bagaimana lagi jika aku bermaksiat kepada Khaliq Yang Maha Agung?"

Atha' as Sulami ditanya tatkala sakit yang mengantarkan pada ajalnya, "Bagaimanakah keadaan anda?" Beliau menjawab, "Kematian berada di leherku, kuburan ada di hadapanku, kiamat adalah akhir perjalananku, jembatan Jahannam adalah jalanku, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku." Kemudian beliau menangis dan terus menangis sehingga pingsan. Ketika sadar kembali beliau mengucapkan, "Ya Allah kasihanilah aku, hilangkanlah kesedihan di dalam kuburku, mudahkan kesulitanku ketika menjelang kematian, rahmatilah kedudukanku di hadapan-Mu wahai Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pengasih."

Sementara itu ketika Sulaiman at Taimi telah dekat wafatnya, dikatakan kepada beliau, "Kabar gembira buat anda, karena anda adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Allah." Maka beliau menjawab, "Janganlah kalian mengatakan demikian, sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang tampak di hadapan Allah Azza wa Jalla, karena Dia telah berfirman, "Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan." (QS. 39:47)

Disebutkan, bahwa Abu Darda' apabila ada seseorang yang meninggal dalam keadaan yang baik, maka beliau berkata, "Berbahagialah engkau, andaikan aku dapat menggantikan dirimu." Maka Ummu Darda' bertanya kepadanya tentang hal itu, lalu beliau menjawab, "Betapa bodohnya engkau, bukankah engkau tahu, bahwa ada seseorang yang pagi-pagi dia beriman, namun di sore hari telah menjadi munafik, ia lepaskan keimanannya tanpa dia menyadari hal itu."

Muhammad al Munkadir menangis tatkala menjelang wafatnya, lalu ia ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?" Beliau menjawab, "Demi Allah aku menangis bukan karena dosa yang aku ketahui telah aku lakukan, namun aku takut jika telah melakukan sesuatu yang aku anggap sepele namun dihadapan Allah ternyata itu adalah sesuatu yang amat besar."

Sufyan ats Tsauri berkata, "Tidak ada tempat yang lebih dahsyat bagiku daripada (tempat) terjadinya sakaratul maut, aku sangat takut kalau dia (sakarat) terus menerus menekanku, aku telah meminta keringanan, namun dia tidak menghiraukan, sehingga aku terkena fitnahnya." Kemudian beliau menangis semalaman hingga menjelang pagi, ketika beliau ditanya, "Apakah tangis tersebut karena dosa? Maka beliau mengambil segenggam tanah dan berkata, "Dosa lebih ringan dari pada ini (tanah, maksudnya adalah maut), aku menangis karena takut terhadap su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk)."

Shofwan bin Sulaim mengatakan, "Di dalam kematian ada rahah (istirahat) bagi seorang mukmin dari huru hara dan hiruk pikuk dunia, walaupun harus merasakan putusnya nafas dan kepedihan." Kemudian beliau mengucurkan air mata.

Wahai saudaraku! Marilah kita mengumpamakan diri kita masing-masing sebagai seorang yang sedang berbaring menunggu ajal. Saudara dan tetangga sedang mengerumuni kita, lalu di antara mereka ada yang berkata, "Si Fulan telah berwasiat, sedangkan hartanya telah dihitung." Ada lagi yang berkata, "Si fulan sudah tidak dapat berbicara, sudah tidak mengenali para tetangganya dan mulutnya tertutup rapat." Orang-orang memandangi kita, kita mendengar apa yang mereka perbincangkan, namun tidak kuasa untuk menjawabnya. Lalu kita lihat anak kita yang masih kecil menangis sesenggukan di sisi kita seraya mengatakan, "Wahai ayah tercinta siapakah yang akan mengasuhku nanti setelah ayah pergi? Siapakah yang akan memenuhi kebutuhanku nanti?"
Kita mendengarkan semua itu, namun demi Allah kita sudah tidak mampu manjawab lagi.

Syafiq bin Ibrahim berkata, "Bersiap-siaplah kalian semua di dalam menghadapi kematian, jangan sampai ketika ia datang lalu kalian minta di kembalikan lagi ke dunia (karena belum beramal)."

Al 'Alla' bin Ziyad mengatakan juga, "Hendaknya setiap orang dari kalian merasakan, bahwa dirinya telah meninggal, lalu memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, kemudian Allah memenuhinya, maka hendaklah kalian beramal ketaatan kepada Allah."

Syamith bin 'Ajlan menuturkan, "Manusia itu ada dua macam, pertama orang yang terus mencari bekal di dunia, dan yang kedua; orang yang terus bersenang-senang di dunia. Maka lihatlah, termasuk golongan yang manakah dirimu?"

Dikisahkan, bahwa suatu hari al Hasan al Bashri melewati sekelompok pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak, maka beliau bertanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kalian pernah menyebrangi ash Shirath (jembatan Jahannam)?" Para pemuda itu menjawab, "Belum." Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian tahu ke surga ataukah ke neraka kalian akan dimasukkan?" Mereka menjawab, "Tidak." Kemudian beliau berkata, "Lalu untuk apakah tawamu yang demikian itu? Semoga Allah memberi maaf kepada kalian semua." Dan ketika beliau menjelang wafat beliau menangis seraya mengatakan, "Jiwa yang lemah, sedang urusan sangat dahsyat dan besar, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali."

Wahai saudaraku! Kita semua tidak dapat membayangkan bagaimanakah keadaan malam pertama di alam kubur itu. Anas Radhiallaahu 'anhu pernah berkata, "Maukah kalian kuberi tahu dua hari dan dua malam yang belum pernah diketahui dan didengar oleh manusia (yang masih hidup)? Hari yang pertama adalah hari di mana datang kepadamu pembawa berita dari Allah, baik dengan membawa keridhaan-Nya maupun murka-Nya (waktu meninggal-pen), dan kedua yaitu hari dimana kalian dihadapkan kepada Allah untuk mengambil buku catatan amal, dengan tangan kiri ataukah dengan tangan kanan. Sedangkan dua malam, adalah malam pertama kali di dalam kubur dan malam dimana pagi harinya dilenyapkan tatkala terjadinya Hari Kiamat."

Kematian adalah perkara yang mengerikan, urusan yang sangat dahsyat, suguhan yang rasanya paling pahit dan tidak disukai. Dia adalah peristiwa yang menghancurkan seluruh kelezatan dunia, memutuskan ketenangan, serta pembawa duka dan kesedihan. Dia memutuskan segala yang telah tersambung, memisahkan anggota badan dan menghancurkan seluruh tubuh, sungguh dia adalah perkara yang sangat besar dan mengerikan.

Kita bayangkan bagaimana keadaan kita tatkala kita diangkat dari tempat tidur kita, dibawa ke suatu tempat untuk dimandikan, lalu kita dibungkus dengan kain kafan, keluarga dan tetangga bersedih, saudara dan teman menangis. Orang yang memandikan kita berkata, "Dimanakah istri si fulan, dia akan melepas kepergian suaminya, dan dimanakah anak-anak yatim si fulan, kalian semua akan ditinggalkan oleh ayah, kalian tidak akan bertemu lagi dengannya setelah ini."

Jika para Nabi dan Rasul, shalihin dan muttaqin semuanya mengalami hal itu, maka apakah kita akan terlena dari mengingatnya? Wallahu a'lam bish shawab.


 

(Sumber: Buletin Dar Ibnu Khuzaimah, " 'Ala Firasyil Maut.", LIMA MENIT SAJA)

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (52)

12/25/2009 03:33:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA SYAHIIDU ISYHAD BI ANNAA MUSLIMUUN"
(Ya Tuhan Yang Maha Menyaksikan, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Mu (Muslimin))

Kamis, 24 Desember 2009

“Buah Mengembalikan Urusan Kepada Allah dan Bersabar”

12/24/2009 05:30:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dalam hidup ini setiap muslim kadang menghadapi ujian, cobaan dan bencana. Karena itu, ketika diuji, hendaknya ia bersabar dan mengharapkan pahala kepada Allah atas musibahnya. Jika demikian, tentu Allah tidak akan menyia-nyikan sesuatu pun untuknya, bahkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang hilang darinya.

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah ra, bahwasanya ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw, 'Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya,' kecuali Allah akan memberinya ganti yang lebih baik.' Ummu Salamah berkata, 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, 'Siapakah orang Islam yang lebih baik dari Abu Salamah?, (penghuni) rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah saw? Lalu aku mengucapkan perkataan diatas, kemudian Allah menggantikan untukku Rasulullah saw sebagai suami'."

Wahai ummat Islam, ketahuilah! Sesungguhnya barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari padanya. Siapa yang meninggalkan dari menampar pipi sendiri, mengoyak-ngoyak pakaian dan berteriak-teriak meratap serta kemungkaran yang sejenisnya, kemudian ia memohon pahala di sisi Allah atas musibahnya serta mengembalikan semuanya kepada Allah, niscaya Allah akan menggantikanya dan sungguh Allah adalah sebaik-baik Pemberi ganti.


 

(Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia)

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (51)

12/24/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA BAA'ITSU IB'ATSNAA MA'ASY SYUHADAAI WASH SHOOLIHIIN"
(Ya Tuhan Yang Maha Membangkitkan, bangkitkanlah kami bersama orang-orang yang syahid dan orang yang shaleh)

Rabu, 23 Desember 2009

Selasa, 22 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (49)

12/22/2009 04:09:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WADUUDU WUDDAKA ISTA'TSARNAA WA ALHIMNAA MAWADDATAN WAROHMAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Mencintai, hanya cintaMu kami mementingkan, dan ilhamkanlah kepada kami rasa cinta dan kasih sayang)

“Kepada Ibu Muslimah”

12/22/2009 04:00:00 AM Posted by Ady'S No comments

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.

Selanjutnya, saya tulis beberapa baris berikut ini untuk setiap ibu yang telah rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad s.a.w. sebagai Nabinya, Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang merenungi firman Allah:

"Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah', janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: "wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil." (Al-Isra': 23-24).

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu." (Luqman:14).

Saya menulis baris-baris ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku. Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. dan bertanya : "wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. "tanyanya lagi : "kemudian siapa? Beliau menjawab : 'Ibumu. 'tanyanya lagi : 'kemudian siapa? "Beliau menjawab : 'Ibumu" kemudian tanyanya lagi : "kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu." (Muttafaq alaih).

Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

"Katakanlah: 'wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al-Isra':24).

"Wahai ibuku, jadilah – semoga Alah memberi petunjuk – seorang yang mu'minah, yang beriman kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasulnya.
Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib Radiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam. pernah bersabda:

"Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagi agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya." (riwayat Muslim).

Wahai ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa." (al-Baqarah:197).


 

Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit." (Ali Imran:5).

Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan hindarilah wahai ibuku, dari perbuatan yang mengikuti hawa nafsu, karena Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

"Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan orang yang (telah dijadikan oleh syetan) memandang perbuatannya yang buruk itu sebagai perbuatan baik dan mengikuti hawa nafsunya." (Muhammad:14).

Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur'an.

Dari Aisyah Radiyallahu 'anha berkata: "Akhlak Nabi adalah alqur'an".

Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Allah Subhanahu wa ta'ala . dan RasulNya Shalallahu 'alaihi wassalam karena anak-anak biasanya banyak terpengaruh oleh ibunya.

Wahai ibuku, jadilah ibu sebagai isteri shalehah yang paling nikmat bagi sang suami, agar anak-anak ibu dapat terdidik dengan pertolongan Allah dalam suatu rumah yang penuh kebahagiaan suami isteri.

Wahai ibuku, saya wasiatkan – semoga Allah menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan- agar ibu memperhatikan kuncup-kuncup mekar dari anak-anak ibu dengan pendidikan Islam, karena mereka merupakan amanat dan tanggung jawab yang besar bagi ibu, maka peliharalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janjinya." (Al-Mu'minun:8).

Rasulullah saw bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya." (muttafaq alaih).

Wahai ibuku, hendaklah rumah ibu merupakan contoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terlihat di dalamya suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak- dapat tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.

Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikan- sebagai isteri yang dapat bekerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersama-sama mencarikan upaya penyelesaiannya dengan cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin. Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan putera-puteri ibu bapak pada masa lebih awal dan bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih menjaga mata dan keselamatan seksual mereka, dimana Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam telah menunjukkan hal ltu:

"Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah, karena hal itu lebih membantu menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat baginya." (muttafaq alaih).

Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa':103).

Usahakan untuk selalu khusyu' dalam shalat. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Al-Mu'minun: 1-2).

Dan dengan itu, ibu menjadi suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu.

Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai pakaian hijab syar'i yang sempurna, terutama tutup wajah.

Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya: "Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu'min, agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab:59).

Wahai ibuku, handaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi Allah malu itu termasuk bagian dari iman.

Dari Ibnu Umar Radiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. pernah melewati seorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya tentang rasa malu, kemudian Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu termsuk bagian dari iman." (Muttafaq alaih).

Wahai ibuku, hendaknya do'a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Robb telah menjanjikan kita dengan firmannya: "Dan tuhanmu berfirman: 'berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu." (Al-Mu'min: 60).

Dari An-Nu'man bin Basyir Radiyallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Do'a adalah ibadah." (riwayat Abu Daud, dan Tirmizi, dan katanya: hadist hasan shahih).

Kepada Allah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaanNya, memelihara ibu dengan pemeliharaanNya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat di dalam surgaNya yang ni'mat. Sesungguhnya Robbku Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan do'a.


 

(Lima Menit; Dinukil dari : "Beberapa Nasehat Untuk Keluarga Muslim", Yusuf Bin Abdullah At-Turki)

“Cinta Sejati Seorang Ibu Terhadap Anak-Anaknya”

12/22/2009 03:49:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang disekitarnya. Maklumlah, ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa bin Amru, demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab. Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr :

"Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada Sakhr, malang. Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang dii ufuk barat Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku."

Setelah Khansa memeluk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakan untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian puteranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.

Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuan tentera Islam.

Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan ke medan perang, "Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturunan kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahawasanya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa."

Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermaksud, "Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga menjadi orang yang beruntung."

Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bunda yang disayanginya.

Seterusnya Khansa berkata, "Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergejolak, masuklah kamu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapat balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal."

Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap-sedia sebaik sahaja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satu pun bermula dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah .

Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikit pun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang dari mereka bersyair,

"Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah. Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi."

Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair,

"Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu tua kami Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur mush-musuh bersama-sama Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah."

Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya dan bersyair,

"Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas tidak goncang Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi."

Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair,

"Bukanlah aku putera Khansa', bukanlah aku anak jantan. Dan bukanlah pula kerana 'Amru yang pujiannya sudah lama terkenal Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahay, dan musnah mangsa oleh senjataku."

Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat bundanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau kerana pada mulanya tentera Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, sementara tentera berjalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi yang lannya. Kesempatan ini digunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka. Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya mereka lari lintang-pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil sahaja yang dapat menyelamatkan diri.

Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syuhada itu terbujur empat orang adik-beradik Khansa. Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahawa keempat-empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan,

"Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengahrapkan dari Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!"

Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan mayat-mayat puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperanan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan 'Ummu syuhada yang artinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid."

(1001 Teladan)

Senin, 21 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (48)

12/21/2009 04:05:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAKIIMU AHYINAA HAYAATAL HUKAMAAI"
(Ya Tuhan Yang Maha Bijaksana, hidupkanlah kami sebagaimana kehidupan orang-orang yang bijaksana)

Minggu, 20 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (47)

12/20/2009 05:21:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WAASI'U URZUQNAA RIZQON WAASI'AA WAWASSI SHUDUURONAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Meluaskan, berikanlah kami rizki yang luas dan luaskanlah dada kami)

Sabtu, 19 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (46)

12/19/2009 03:38:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUJIIBU AJIB DA'WATANAA WAQDHI HAWAAIJANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengabulkan, kabulkanlah do'a dan ajakan kami, luluskanlah semua keperluan kami)

Jumat, 18 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (45)

12/18/2009 05:56:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA ROQIIBU AHYINAA TAHTA RIQOOBATIK"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengamati gerak-gerik, hidupkanlah kami selalu dalam pengamatan-Mu)

Renung Muharram 1431

12/18/2009 02:23:00 AM Posted by Ady'S No comments
Yaa Robb Yang Maha Agung…
Di pergantian tahun ini, hamba menghiba kehadirat-Mu…
Mantapkanlah keikhlashanku untuk selalu membutuhkan-Mu,
Luruskanlah gerak amal perbuatanku dari liku kesesatan,
Lindungilah hati ini dari fitnah dunia,
Kuatkanlah jiwa ini melawan sanjungan iblis laknatulloh alaih,
Pagarilah seluruh akal dan fikiranku dari belenggu kesombongan, cinta dunia, berlomba-lomba mengangkat martabat di mata setan,
Terangilah jalan menuju keridhaan-Mu,
Demi akhirat, demi shirothol mustaqiim…
Aamiin…

Kamis, 17 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (43)

12/17/2009 03:29:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA JALIILU AHYINAA HAYAATAL AJILLAAL"
(Ya Tuhan Yang Maha Luhur, hidupkanlah kami seperti orang-orang yang mempunyai keluhuran)

Selasa, 15 Desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (41)

12/14/2009 05:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUQIITU A'THINAA QUWWATAKA LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAABIKA"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Memberi Kekuatan, berikanlah kami kekuatan, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Engkau)

Minggu, 13 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (40)

12/13/2009 04:32:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAFIIZHU IHFAZHNAA MIN FITNATID DUNYA WASUUIHAA"
(Ya Allah Yang Maha Memelihara, peliharalah kami dari fitnah dunia dan kejahatannya)

Sabtu, 12 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (37)

12/12/2009 05:34:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA SYAKUURU A'INNAA 'ALAA SYUKRIKA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menerima syukur, berikanlah kami kemampuan untuk selalu bersyukur kepada-Mu)

Jumat, 11 Desember 2009

Rabu, 09 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (35)

12/09/2009 05:23:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'AZHIIMU AHYINAA HAYAATAL 'UZHOMAA"

(Ya Tuhan Yang Maha Agung, hidupkanlah kami sebagaimana kehidupan orang-orang yang agung)

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.