Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Kamis, 31 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (57)

12/31/2009 03:54:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WALIYYU AHYINAA HAYAATAL AULIYAA"
(Yaa Allaah Tuhan Yang Maha Melindungi, hidupkanlah kami seperti hamba-hamba-Mu yang mendapat perlindungan)

Selasa, 29 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (56)

12/29/2009 03:59:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MATIIN UMTUN IMAANANAA WATSABBIT AQDAAMANAA"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Kokoh, kokohkanlah iman kami dan mantapkan pendirian kami)

Senin, 28 Desember 2009

Minggu, 27 Desember 2009

Sabtu, 26 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (53)

12/26/2009 03:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAQQU DULLANAA HAQQON WA'THI KULLA DZII HAQQIN HAQQOO"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Haq, tunjukilah kami kepada yang haq dan berikanlah hak pada setiap orang yang mempunyai haq)

Jumat, 25 Desember 2009

”Pelajaran dari Kematian”

12/25/2009 06:22:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Pernahkah kita membayangkan kalau diri kita sedang berada di atas ranjang kematian, apa yang kita perbuat kala itu? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh semua manusia yang masih hidup. Lalu bagaimanakah keadaan detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu itu? Apakah kita termasuk orang yang senang untuk bertemu Allah, ataukah sebaliknya seperti budak yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya karena kesalahan yang dilakukannya?

Belajar dari akhir kehidupan para salaf adalah sangat perlu bagi kita semua, mereka adalah orang-orang terdepan dari umat ini, para pemimpin dan ulama kaum muslimin. Sungguh mereka sangat takut kalau menghadap Allah dalam keadaan membawa dosa dan kemaksiatan.


 

Marilah kita simak beberapa pelajaran berharga dari mereka:

Aisyah Radhiallaahu 'anha menceritakan bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu wadah air, beliau memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" lalu beliau wafat dan tangannya tergeletak lemas.

Ketika Umar al Faruq menjelang ajal, beliau berkata kepada putranya Abdullah, "Letakkan pipiku di atas tanah", namun Abdullah enggan untuk melakukan itu. Beliau berkata hingga untuk ketiga kalinya, "Letakkan pipiku di atas tanah, semoga Allah melihatku dalam keadaan demikian, kemudian Dia merahmatiku." Diriwayatkan, bahwa beliau terus menangis sehingga pasir-pasir menempel di kedua mata beliau seraya mengatakan, "Celakalah Umar, celaka juga ibunya, jika Allah tidak memaafkannya."

Ketika Abu Hurairah sakit parah beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?" Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia ini, namun saya menangisi perjalanan setelah ini (dunia), bekalku yang sedikit, lalu saya akan menapaki tempat yang menanjak lagi amat luas, sementara saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka atau ke surga."

Utsman Radhiallaahu 'anhu berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada Ilah selain Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang berbuat aniaya. Ya Allah aku mohon pertolongan dalam seluruh urusanku, dan aku memohon kesabaran dalam menghadapi ujian yang menimpaku."

Wahai manusia! Kini saatnya orang-orang yang tertidur untuk bangun dari tidurnya, sudah saatnya orang yang lalai sadar dari keterlenaannya, sebelum datang maut dengan membawa kegetiran dan kepahitan, sebelum tubuh berhenti bergerak dan sebelum nafas terputus. Mumpung belum memasuki perjalanan menuju alam kubur dan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Abu Darda' ketika menjelang wafat mengatakan, "Apakah seseorang tidak mau beramal untuk mempersiapkan panggung pergulatan ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menghadapi waktu ini? Mengapa orang tidak beramal untuk menyongsong hariku ini?" Kemudian beliau menangis, maka istri beliau bertanya, "Mengapa engkau menangis, bukankah engkau telah menemani Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam?" Beliau menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis sementara aku tidak mengetahui bagaimana dosa-dosa telah menyerangku."

Dan berkata Abu Sulaiman ad-Darani, "Aku berkata kepada Ummu Harun seorang wanita yang rajin beribadah, "Apakah anda senang dengan kematian? Maka dia menjawab, "Tidak! Aku bertanya, "Mengapa? Maka dia mejawab, "Demi Allah, andaikan aku berbuat kesalahan kepada makhluk saja, maka aku takut untuk bertemu dengannya, maka bagaimana lagi jika aku bermaksiat kepada Khaliq Yang Maha Agung?"

Atha' as Sulami ditanya tatkala sakit yang mengantarkan pada ajalnya, "Bagaimanakah keadaan anda?" Beliau menjawab, "Kematian berada di leherku, kuburan ada di hadapanku, kiamat adalah akhir perjalananku, jembatan Jahannam adalah jalanku, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diriku." Kemudian beliau menangis dan terus menangis sehingga pingsan. Ketika sadar kembali beliau mengucapkan, "Ya Allah kasihanilah aku, hilangkanlah kesedihan di dalam kuburku, mudahkan kesulitanku ketika menjelang kematian, rahmatilah kedudukanku di hadapan-Mu wahai Dzat Yang Paling Pengasih di antara para pengasih."

Sementara itu ketika Sulaiman at Taimi telah dekat wafatnya, dikatakan kepada beliau, "Kabar gembira buat anda, karena anda adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Allah." Maka beliau menjawab, "Janganlah kalian mengatakan demikian, sesungguhnya aku tidak mengetahui apa yang tampak di hadapan Allah Azza wa Jalla, karena Dia telah berfirman, "Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan." (QS. 39:47)

Disebutkan, bahwa Abu Darda' apabila ada seseorang yang meninggal dalam keadaan yang baik, maka beliau berkata, "Berbahagialah engkau, andaikan aku dapat menggantikan dirimu." Maka Ummu Darda' bertanya kepadanya tentang hal itu, lalu beliau menjawab, "Betapa bodohnya engkau, bukankah engkau tahu, bahwa ada seseorang yang pagi-pagi dia beriman, namun di sore hari telah menjadi munafik, ia lepaskan keimanannya tanpa dia menyadari hal itu."

Muhammad al Munkadir menangis tatkala menjelang wafatnya, lalu ia ditanya, "Apa yang membuat anda menangis?" Beliau menjawab, "Demi Allah aku menangis bukan karena dosa yang aku ketahui telah aku lakukan, namun aku takut jika telah melakukan sesuatu yang aku anggap sepele namun dihadapan Allah ternyata itu adalah sesuatu yang amat besar."

Sufyan ats Tsauri berkata, "Tidak ada tempat yang lebih dahsyat bagiku daripada (tempat) terjadinya sakaratul maut, aku sangat takut kalau dia (sakarat) terus menerus menekanku, aku telah meminta keringanan, namun dia tidak menghiraukan, sehingga aku terkena fitnahnya." Kemudian beliau menangis semalaman hingga menjelang pagi, ketika beliau ditanya, "Apakah tangis tersebut karena dosa? Maka beliau mengambil segenggam tanah dan berkata, "Dosa lebih ringan dari pada ini (tanah, maksudnya adalah maut), aku menangis karena takut terhadap su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk)."

Shofwan bin Sulaim mengatakan, "Di dalam kematian ada rahah (istirahat) bagi seorang mukmin dari huru hara dan hiruk pikuk dunia, walaupun harus merasakan putusnya nafas dan kepedihan." Kemudian beliau mengucurkan air mata.

Wahai saudaraku! Marilah kita mengumpamakan diri kita masing-masing sebagai seorang yang sedang berbaring menunggu ajal. Saudara dan tetangga sedang mengerumuni kita, lalu di antara mereka ada yang berkata, "Si Fulan telah berwasiat, sedangkan hartanya telah dihitung." Ada lagi yang berkata, "Si fulan sudah tidak dapat berbicara, sudah tidak mengenali para tetangganya dan mulutnya tertutup rapat." Orang-orang memandangi kita, kita mendengar apa yang mereka perbincangkan, namun tidak kuasa untuk menjawabnya. Lalu kita lihat anak kita yang masih kecil menangis sesenggukan di sisi kita seraya mengatakan, "Wahai ayah tercinta siapakah yang akan mengasuhku nanti setelah ayah pergi? Siapakah yang akan memenuhi kebutuhanku nanti?"
Kita mendengarkan semua itu, namun demi Allah kita sudah tidak mampu manjawab lagi.

Syafiq bin Ibrahim berkata, "Bersiap-siaplah kalian semua di dalam menghadapi kematian, jangan sampai ketika ia datang lalu kalian minta di kembalikan lagi ke dunia (karena belum beramal)."

Al 'Alla' bin Ziyad mengatakan juga, "Hendaknya setiap orang dari kalian merasakan, bahwa dirinya telah meninggal, lalu memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, kemudian Allah memenuhinya, maka hendaklah kalian beramal ketaatan kepada Allah."

Syamith bin 'Ajlan menuturkan, "Manusia itu ada dua macam, pertama orang yang terus mencari bekal di dunia, dan yang kedua; orang yang terus bersenang-senang di dunia. Maka lihatlah, termasuk golongan yang manakah dirimu?"

Dikisahkan, bahwa suatu hari al Hasan al Bashri melewati sekelompok pemuda yang sedang tertawa terbahak-bahak, maka beliau bertanya, "Wahai anak saudaraku, apakah kalian pernah menyebrangi ash Shirath (jembatan Jahannam)?" Para pemuda itu menjawab, "Belum." Beliau bertanya lagi, "Apakah kalian tahu ke surga ataukah ke neraka kalian akan dimasukkan?" Mereka menjawab, "Tidak." Kemudian beliau berkata, "Lalu untuk apakah tawamu yang demikian itu? Semoga Allah memberi maaf kepada kalian semua." Dan ketika beliau menjelang wafat beliau menangis seraya mengatakan, "Jiwa yang lemah, sedang urusan sangat dahsyat dan besar, sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan kembali."

Wahai saudaraku! Kita semua tidak dapat membayangkan bagaimanakah keadaan malam pertama di alam kubur itu. Anas Radhiallaahu 'anhu pernah berkata, "Maukah kalian kuberi tahu dua hari dan dua malam yang belum pernah diketahui dan didengar oleh manusia (yang masih hidup)? Hari yang pertama adalah hari di mana datang kepadamu pembawa berita dari Allah, baik dengan membawa keridhaan-Nya maupun murka-Nya (waktu meninggal-pen), dan kedua yaitu hari dimana kalian dihadapkan kepada Allah untuk mengambil buku catatan amal, dengan tangan kiri ataukah dengan tangan kanan. Sedangkan dua malam, adalah malam pertama kali di dalam kubur dan malam dimana pagi harinya dilenyapkan tatkala terjadinya Hari Kiamat."

Kematian adalah perkara yang mengerikan, urusan yang sangat dahsyat, suguhan yang rasanya paling pahit dan tidak disukai. Dia adalah peristiwa yang menghancurkan seluruh kelezatan dunia, memutuskan ketenangan, serta pembawa duka dan kesedihan. Dia memutuskan segala yang telah tersambung, memisahkan anggota badan dan menghancurkan seluruh tubuh, sungguh dia adalah perkara yang sangat besar dan mengerikan.

Kita bayangkan bagaimana keadaan kita tatkala kita diangkat dari tempat tidur kita, dibawa ke suatu tempat untuk dimandikan, lalu kita dibungkus dengan kain kafan, keluarga dan tetangga bersedih, saudara dan teman menangis. Orang yang memandikan kita berkata, "Dimanakah istri si fulan, dia akan melepas kepergian suaminya, dan dimanakah anak-anak yatim si fulan, kalian semua akan ditinggalkan oleh ayah, kalian tidak akan bertemu lagi dengannya setelah ini."

Jika para Nabi dan Rasul, shalihin dan muttaqin semuanya mengalami hal itu, maka apakah kita akan terlena dari mengingatnya? Wallahu a'lam bish shawab.


 

(Sumber: Buletin Dar Ibnu Khuzaimah, " 'Ala Firasyil Maut.", LIMA MENIT SAJA)

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (52)

12/25/2009 03:33:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA SYAHIIDU ISYHAD BI ANNAA MUSLIMUUN"
(Ya Tuhan Yang Maha Menyaksikan, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada-Mu (Muslimin))

Kamis, 24 Desember 2009

“Buah Mengembalikan Urusan Kepada Allah dan Bersabar”

12/24/2009 05:30:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dalam hidup ini setiap muslim kadang menghadapi ujian, cobaan dan bencana. Karena itu, ketika diuji, hendaknya ia bersabar dan mengharapkan pahala kepada Allah atas musibahnya. Jika demikian, tentu Allah tidak akan menyia-nyikan sesuatu pun untuknya, bahkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang hilang darinya.

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah ra, bahwasanya ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw, 'Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya,' kecuali Allah akan memberinya ganti yang lebih baik.' Ummu Salamah berkata, 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, 'Siapakah orang Islam yang lebih baik dari Abu Salamah?, (penghuni) rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah saw? Lalu aku mengucapkan perkataan diatas, kemudian Allah menggantikan untukku Rasulullah saw sebagai suami'."

Wahai ummat Islam, ketahuilah! Sesungguhnya barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari padanya. Siapa yang meninggalkan dari menampar pipi sendiri, mengoyak-ngoyak pakaian dan berteriak-teriak meratap serta kemungkaran yang sejenisnya, kemudian ia memohon pahala di sisi Allah atas musibahnya serta mengembalikan semuanya kepada Allah, niscaya Allah akan menggantikanya dan sungguh Allah adalah sebaik-baik Pemberi ganti.


 

(Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia)

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (51)

12/24/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA BAA'ITSU IB'ATSNAA MA'ASY SYUHADAAI WASH SHOOLIHIIN"
(Ya Tuhan Yang Maha Membangkitkan, bangkitkanlah kami bersama orang-orang yang syahid dan orang yang shaleh)

Rabu, 23 Desember 2009

Selasa, 22 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (49)

12/22/2009 04:09:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WADUUDU WUDDAKA ISTA'TSARNAA WA ALHIMNAA MAWADDATAN WAROHMAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Mencintai, hanya cintaMu kami mementingkan, dan ilhamkanlah kepada kami rasa cinta dan kasih sayang)

“Kepada Ibu Muslimah”

12/22/2009 04:00:00 AM Posted by Ady'S No comments

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.

Selanjutnya, saya tulis beberapa baris berikut ini untuk setiap ibu yang telah rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad s.a.w. sebagai Nabinya, Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang merenungi firman Allah:

"Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah', janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: "wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil." (Al-Isra': 23-24).

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu." (Luqman:14).

Saya menulis baris-baris ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku. Dari Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. dan bertanya : "wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. "tanyanya lagi : "kemudian siapa? Beliau menjawab : 'Ibumu. 'tanyanya lagi : 'kemudian siapa? "Beliau menjawab : 'Ibumu" kemudian tanyanya lagi : "kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu." (Muttafaq alaih).

Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

"Katakanlah: 'wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al-Isra':24).

"Wahai ibuku, jadilah – semoga Alah memberi petunjuk – seorang yang mu'minah, yang beriman kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasulnya.
Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib Radiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam. pernah bersabda:

"Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagi agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya." (riwayat Muslim).

Wahai ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa." (al-Baqarah:197).


 

Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit." (Ali Imran:5).

Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan hindarilah wahai ibuku, dari perbuatan yang mengikuti hawa nafsu, karena Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

"Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan orang yang (telah dijadikan oleh syetan) memandang perbuatannya yang buruk itu sebagai perbuatan baik dan mengikuti hawa nafsunya." (Muhammad:14).

Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur'an.

Dari Aisyah Radiyallahu 'anha berkata: "Akhlak Nabi adalah alqur'an".

Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah Allah Subhanahu wa ta'ala . dan RasulNya Shalallahu 'alaihi wassalam karena anak-anak biasanya banyak terpengaruh oleh ibunya.

Wahai ibuku, jadilah ibu sebagai isteri shalehah yang paling nikmat bagi sang suami, agar anak-anak ibu dapat terdidik dengan pertolongan Allah dalam suatu rumah yang penuh kebahagiaan suami isteri.

Wahai ibuku, saya wasiatkan – semoga Allah menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan- agar ibu memperhatikan kuncup-kuncup mekar dari anak-anak ibu dengan pendidikan Islam, karena mereka merupakan amanat dan tanggung jawab yang besar bagi ibu, maka peliharalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janjinya." (Al-Mu'minun:8).

Rasulullah saw bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya." (muttafaq alaih).

Wahai ibuku, hendaklah rumah ibu merupakan contoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terlihat di dalamya suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak- dapat tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.

Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikan- sebagai isteri yang dapat bekerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersama-sama mencarikan upaya penyelesaiannya dengan cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin. Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan putera-puteri ibu bapak pada masa lebih awal dan bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih menjaga mata dan keselamatan seksual mereka, dimana Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam telah menunjukkan hal ltu:

"Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah, karena hal itu lebih membantu menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat baginya." (muttafaq alaih).

Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa':103).

Usahakan untuk selalu khusyu' dalam shalat. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Al-Mu'minun: 1-2).

Dan dengan itu, ibu menjadi suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu.

Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai pakaian hijab syar'i yang sempurna, terutama tutup wajah.

Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya: "Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu'min, agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab:59).

Wahai ibuku, handaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi Allah malu itu termasuk bagian dari iman.

Dari Ibnu Umar Radiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam. pernah melewati seorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya tentang rasa malu, kemudian Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu termsuk bagian dari iman." (Muttafaq alaih).

Wahai ibuku, hendaknya do'a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya kebaikan, karena Robb telah menjanjikan kita dengan firmannya: "Dan tuhanmu berfirman: 'berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu." (Al-Mu'min: 60).

Dari An-Nu'man bin Basyir Radiyallahu 'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Do'a adalah ibadah." (riwayat Abu Daud, dan Tirmizi, dan katanya: hadist hasan shahih).

Kepada Allah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaanNya, memelihara ibu dengan pemeliharaanNya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat di dalam surgaNya yang ni'mat. Sesungguhnya Robbku Maha Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan do'a.


 

(Lima Menit; Dinukil dari : "Beberapa Nasehat Untuk Keluarga Muslim", Yusuf Bin Abdullah At-Turki)

“Cinta Sejati Seorang Ibu Terhadap Anak-Anaknya”

12/22/2009 03:49:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang disekitarnya. Maklumlah, ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa bin Amru, demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab. Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr :

"Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada Sakhr, malang. Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang dii ufuk barat Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku."

Setelah Khansa memeluk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakan untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian puteranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.

Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuan tentera Islam.

Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan ke medan perang, "Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturunan kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahawasanya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa."

Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermaksud, "Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga menjadi orang yang beruntung."

Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bunda yang disayanginya.

Seterusnya Khansa berkata, "Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergejolak, masuklah kamu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapat balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal."

Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap-sedia sebaik sahaja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satu pun bermula dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah .

Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikit pun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang dari mereka bersyair,

"Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah. Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi."

Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair,

"Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu tua kami Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur mush-musuh bersama-sama Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah."

Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya dan bersyair,

"Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas tidak goncang Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi."

Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair,

"Bukanlah aku putera Khansa', bukanlah aku anak jantan. Dan bukanlah pula kerana 'Amru yang pujiannya sudah lama terkenal Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahay, dan musnah mangsa oleh senjataku."

Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat bundanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau kerana pada mulanya tentera Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, sementara tentera berjalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi yang lannya. Kesempatan ini digunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka. Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya mereka lari lintang-pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil sahaja yang dapat menyelamatkan diri.

Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syuhada itu terbujur empat orang adik-beradik Khansa. Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahawa keempat-empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan,

"Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengahrapkan dari Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!"

Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan mayat-mayat puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperanan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan 'Ummu syuhada yang artinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid."

(1001 Teladan)

Senin, 21 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (48)

12/21/2009 04:05:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAKIIMU AHYINAA HAYAATAL HUKAMAAI"
(Ya Tuhan Yang Maha Bijaksana, hidupkanlah kami sebagaimana kehidupan orang-orang yang bijaksana)

Minggu, 20 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (47)

12/20/2009 05:21:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA WAASI'U URZUQNAA RIZQON WAASI'AA WAWASSI SHUDUURONAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Meluaskan, berikanlah kami rizki yang luas dan luaskanlah dada kami)

Sabtu, 19 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (46)

12/19/2009 03:38:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUJIIBU AJIB DA'WATANAA WAQDHI HAWAAIJANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengabulkan, kabulkanlah do'a dan ajakan kami, luluskanlah semua keperluan kami)

Jumat, 18 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (45)

12/18/2009 05:56:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA ROQIIBU AHYINAA TAHTA RIQOOBATIK"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengamati gerak-gerik, hidupkanlah kami selalu dalam pengamatan-Mu)

Renung Muharram 1431

12/18/2009 02:23:00 AM Posted by Ady'S No comments
Yaa Robb Yang Maha Agung…
Di pergantian tahun ini, hamba menghiba kehadirat-Mu…
Mantapkanlah keikhlashanku untuk selalu membutuhkan-Mu,
Luruskanlah gerak amal perbuatanku dari liku kesesatan,
Lindungilah hati ini dari fitnah dunia,
Kuatkanlah jiwa ini melawan sanjungan iblis laknatulloh alaih,
Pagarilah seluruh akal dan fikiranku dari belenggu kesombongan, cinta dunia, berlomba-lomba mengangkat martabat di mata setan,
Terangilah jalan menuju keridhaan-Mu,
Demi akhirat, demi shirothol mustaqiim…
Aamiin…

Kamis, 17 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (43)

12/17/2009 03:29:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA JALIILU AHYINAA HAYAATAL AJILLAAL"
(Ya Tuhan Yang Maha Luhur, hidupkanlah kami seperti orang-orang yang mempunyai keluhuran)

Selasa, 15 Desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (41)

12/14/2009 05:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUQIITU A'THINAA QUWWATAKA LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAABIKA"
(Ya Allah Tuhan Yang Maha Memberi Kekuatan, berikanlah kami kekuatan, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Engkau)

Minggu, 13 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (40)

12/13/2009 04:32:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAFIIZHU IHFAZHNAA MIN FITNATID DUNYA WASUUIHAA"
(Ya Allah Yang Maha Memelihara, peliharalah kami dari fitnah dunia dan kejahatannya)

Sabtu, 12 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (37)

12/12/2009 05:34:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA SYAKUURU A'INNAA 'ALAA SYUKRIKA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menerima syukur, berikanlah kami kemampuan untuk selalu bersyukur kepada-Mu)

Jumat, 11 Desember 2009

Rabu, 09 Desember 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (35)

12/09/2009 05:23:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'AZHIIMU AHYINAA HAYAATAL 'UZHOMAA"

(Ya Tuhan Yang Maha Agung, hidupkanlah kami sebagaimana kehidupan orang-orang yang agung)

Selasa, 24 November 2009

Senin, 23 November 2009

“Kisah Kelebihan Berselawat Ke Atas Rasulullah S.A.W”

11/23/2009 04:22:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku."

Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."

Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."

Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."

Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi."

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.

(1001 Teladan)

Minggu, 22 November 2009

“Mengapa Do'a Tak Di-ijabah”

11/22/2009 05:22:00 AM Posted by Ady'S No comments

Pada suatu hari Sayyidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, "Ya Amirul Mu'minin, mengapa do'a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Ud'uuni astajiblakum" (berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu)?"

Sayyidina Ali menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

  1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada manfaatnya keimananmu itu.
  2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari'atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
  3. Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
  4. Engkau berkata, "Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
  5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
  6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
  7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala" (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau tidak memusuhi syetan dan bersahabat dengannya.
  8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia."


 

Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do'amu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja'far Ash Shiddiq, lalu berkata, "Ada dua ayat dalam Al Qur'an yang aku paham apa maksudmu?"

"Bagaimana dua bunyi ayat itu?" Tanya Imam Ja'far.

Yang pertama berbunyi "Ud'uuni astajib lakum" (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu'min [40] : 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah," ujarnya.

"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.

"Tidak," jawab orang itu.

"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.

"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.

"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.

"Aku tidak tahu," jawabnya.

Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."

"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.

Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.


 

(M-Qolbu; KH. Abdullah Gymnastiar)

Sabtu, 21 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (32)

11/21/2009 06:01:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA KHOBIIRU IHYINAA HAYAATAL KHUBAROO"
(Ya Tuhan Yang Maha Waspada, jadikanlah hidup kami seperti kehidupan orang-orang yang selalu waspada )

Jumat, 20 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (31)

11/20/2009 10:20:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'ADLU I'DIL MAN ROHIIMANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menetapkan Keadilan, berikan keadilan kepada orang yang sayang kepada kami)

Kamis, 19 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (30)

11/19/2009 05:28:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA HAKAMU UHKUM MAN HASADA ALAINAA WA GHOSYSYANAA"
(Ya Tuhan Yang Maha Menetapkan Hukum, hukumlah orang-orang yang dengki dan curang kepada kami)

Rabu, 18 November 2009

“Getaran Allah Di Padang Arafah”

11/18/2009 09:18:00 AM Posted by Ady'S No comments

Saudaraku para tamu Allah dan juga saudaraku di Tanah Air yang kali ini atas izin Allah bisa merasakan getaran orang-orang yang bersyukur di tanah Arafah. Inilah saat yang paling dirindukan oleh orang-orang yang beriman, saat diundang ke tanah di mana Allah menghadapkan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat di hari Arafah. Pada saat inilah Allah menjanjikan pembebasan dari api jahanam sebanyak-banyak hamba-hamba-Nya. Dan pada hari ini Allah juga menjanjikan diampuni lumuran dosa-dosa, dihapus aib-aib yang menyelimuti, kerak-kerak kenistaan disingkirkan, dibukanya lembaran-lembaran baru yang putih bersih.

Saudaraku para tamu Allah. Begitu banyak orang yang bertawakal dan bersimpuh di hadapan Allah. Diseluruh pelosok negeri. Mungkin di pedesaan, di lereng-lereng, maupun dipersawahan. Mereka ini mungkin siang malam bersandar kepada Allah. Mereka tiada henti memuja Allah. Bahkan mungkin bisa jadi kedudukan mereka lebih tinggi di sisi Allah dibanding kita yang sehari-hari melumuri diri dengan dosa, lebih banyak dipakai memuaskan diri kita dibanding memuaskan perintah Allah. Tapi sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan Allah di Arafah ini. Inilah saatnya kita harus merasa malu. Karena, lebih banyak orang yang berhak wukuf di Arafah ini dibanding kita.

Kita lihat orang di keningnya berbekas dengan bekas sujud hanya bisa menangis sepanjang hayatnya untuk bisa dijamu oleh Allah di Padang Arafah ini. Tapi, kapan kita melakukan seperti itu? Karena itu, saudaraku yang hadir di bumi Arafah ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridlo Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas sakit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita. Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa fakir miskin yang kita lempar dengan uang seratus rupiah tapi mereka menerimanya dengan ridlo dan memohon kepada Allah agar mengampuni kita.

Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa para pembantu yang tidak pernah kita hargai jasa baiknya tetapi mereka sabar bangun malam dan meminta kita diberi hidayah. Mungkin kita berada ditempat ini karena doa orang tua kita yang tiada henti-hentinya agar memilik ianak yang saleh dan salehah, padahal begitu sering kita melukai hatinya. Atau, mungkin kita berada di tempat ini karena doa anak-anak kita yang sering dikecewakan contoh buruk yang kita lakukan sehingga mereka meminta kepada Allah agar memiliki orang tua yang saleh dan salehah. Tentunya tiada kebaikan yang mengantar kita ke tempat ini selain kemurahan Allah yang Maha Agung. Kita berutang banyak saudara-saudaraku sekalian.

Baiklah saudara-saudaraku sekalian. Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah di Arafah ini kecuali kita harus malu dan jujur kepada diri sendiri. Harta yang Allah titipkan kepada kita, tak jarang kita nafkahkan sekadar sisa dari uang jajan kita. Zakat enggan kita bayarkan. Sedekah bagi orang yang paling lusuh dengan cara yang paling memalukan. Bahkan, kita lebih suka membelikan barang-barang yang mahal untuk kita pamerkan kepada makhluk dari pada menafkahkan harta di jalan Allah untuk bekal kepulangan kita.

Lalu lihatlah bagaimana kita bersujud kepada Allah. Dari 24 jam satu hari Allah memberikan waktu kepada kita, sujud sering kita percepat. Bahkan, kalau perlu hampir kita tidak pernah ingat kepada Allah yang Maha Agung. Di manakah letak amal baik kita? Nikmat dari Allah tiada henti dan tiada putus. Sedangkan pengkhianatan kita tiada henti dan tiada terputus. Entah mengapa Allah memberi kesempatan kita berada di tanah Arafah ini? Rasanya lebih banyak orang yang lebih layak untuk dimuliakan Allah saat ini.

Saudara-saudaraku sekalian. Hari ini Allah menurunkan para malaikat di sekitar tenda. Sebagian para malaikat sudah menyaksikan aib-aib yang ada pada diri kita. Sebagian malaikat yang lain tahu secara persis siapa diri kita, ada yang mencatat kata-kata kita yang begitu jarang menyebut nama Allah. Lalu mereka tahu betapa banyaknya orang yang terluka hatinya, tercabik-cabik perasaannya. Allah maha tahu fitnah yang tersebar karena lisan kita selama ini, berapa banyak orang yang terjerumus ke dalam maksiat karena kita yangmenunjukkannya. Di antara malaikat yang hadir saat ini ada yang menyaksikan kita mendekati zina dengan mata kita, dengan lisan kita, karena tiada yang tersembunyi bagi Allah.

Sesungguhnya hari ini adalah hari yang paling malu bagi kita. Orang busuk seperti kita ini diberi kesempatan berada di tempat mulia, bahkan amal-amal yang paling tidak disukai Allah kita pun sering melakukannya. Kesombongan, ketakaburan adalah amal yang membuat iblis dilaknat oleh Allah selamanya. Tidak akan pernah selamat masuk surga orang yang di dalam hatinya ada takabur walau sebesar biji zarah. Lihatlah apa yang Allah titipkan bagi jalan kesombongan bagi kita. Otak kita dicerdaskan sedikit oleh Allah. Kita diberi kesempatan sekolah, kesempatan kuliah. Namun malah membuat kita jadi petentang-petenteng menganggap rendah orang tua kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah pembantu kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah orang lain yang tidak pernah mengenyam pendidikan setinggi kita. Padahal, demi Allah, saudara-saudaraku, otak ini adalah milik Allah. Jikalau Allah mengambil beberapa bagian saja, niscaya kita tidak bisa mengingat apa pun.

Sungguh! Gelar, pangkat adalah lambang kebodohan bagi orang-orang yang takabur. Malu kita ini mengapa diberi otak yang sulit mengenal Allah. Padahal, otak kita ini tunduk mengejar keagungan Allah. Kita diberikan harta yang cukup. Tapi kita sering tidak mempedulikan dari mana harta itu kita dapatkan. Yang haram kita ambil, hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Kita lumuri diri kita dengan kenistaan. Naudzubilah min dzalik. Tapi kita bangga dengan kendaraan yang mewah, dengan rumah yang megah, dengan perhiasan. Padahal, sungguh, semua itu adalah sekadar titipan Allah, yang Allah juga berikan kepada makhluk-makhluk nista lainnya. Para penjahat, para pelacur, penzina, orang-orang yang durjana diberi dunia oleh Allah. Karena dunia ini bukan tanda kemuliaan bagi seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh malang bagi orang yang takabu dengan tempelan duniawi padahal Allah menghinakan seseorang dengan duniawi itu sendiri.

Saudaraku-saudaraku sekalian.Waspadalah sepulang dari tempat ini. Haji yang mabrur adalah haji yang merasa malu kepada Allah. Allah memberikan nikmat tiada henti. Kita jarang mensyukurinya bahkan kita mengkhianatinya. Allah yang Maha Agung, Allah yang Maha Perkasa, memberikan kesempatan kali ini kepada kita untuk mengubah sisa umur kita. Mungkin, mungkin kali ini adalah yang terakhir kali kita berada di tanah Arafah ini. Tidak ada jaminan kita tahun depan bertemu kembali ditempat ini. Tanah yang kita duduki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti, Kita berangkat mengeluarkan harta, waktu, dan tenaga. Kita lalui jalan berjam-jam sampai tempat ini, tapi nikmat sekali. Itulah nikmat yang datang dari Allah. Nikmat adalah pengorbanan. Rasululah SAW mulia bukan karena apa yang dimilikinya, tapi karena pengorbanannya untuk umat. Harta yang dikorbankan, tenaga yang dikorbankan, waktu yang dikorbankan, perhatian yang dikorbankan, demi kemaslahatan umat. Sepulang dari sini tidak pernah akan bahagia kecuali orang yang paling menikmati berkurban untuk orang lain. Yakinkanlah bahwa apa pun yang kita miliki agar bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah. Sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak manfaatnya.

Saudaraku, percayalah bahwa kita tidak akan bahagia dengan mengumpulkan uang. Justru kebahagiaan datang dengan menafkahkan uang. Kita tidak bahagia dengan ingin ditolong orang lain. Kita bahagia justru dengan menolong orang lain. Kita tidak akan bahagia dengan dihormati orang lain, kebahagiaan hati kita dengan menghargai orang lain. Jadikanlah diri kita menjadi orang yang tidak pernah berharap apa pun selain dari Allah. Itulah kebahagiaan yang awal dari pelajaran kita. Yang kedua, ingatlah baik-baik. Kain ihram yang kita pakai ini, ternyata inilah yang menemani kita saat pulang nanti. Tidaklah harta, tidak pangkat, dan juga tidak jabatan. Semua itu adalah topeng sejenak saja yang tidak berharga sama sekali, kecuali penyandangnya memiliki rasa syukur dan takwa kepada Allah.

Saudaraku, sepulang dari tempat ini pastikan jangan sembunyi di balik jabatan. Jangan bersembunyi di balik penampilan yang bagus, jangan bersembunyi di balik rumah yang megah, jangan bersembunyi di balik gelar yang bertenteng. Tapi bersembunyilah di balik Allah. Harta, pangkat, dan jabatan tidaklah berharga kecuali orang yang bertakwa kepada-Nya. Sekuat-kuatnya jangan ubah yang Allah titipkan ini menjadi jalan kesombongan kita. Tiada yang dimuliakan oleh Allah, tiada satu pun yang diangkat derajatnya oleh Allah kecuali orang-orang yang tawadhu. Tiada seorang pun yang tawadhu di antara kamu semata-mata karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya. Oleh karena itu, sepulang dari sini pastikanlah menjadi orang yang paling rendah hati, yang tidak akan memamerkan topeng seperti ini. Kecuali, insya Allah, kemuliaan akhlak yang menjadi andalan bekal kepulangan dan kemuliaannya.

Dan yang ketiga, saudaraku sekalian, sepulang dari haji ini ingatlah baik-baik bahwa ternyata Allah menciptakan haji dengan pertemuan dari segala bangsa. Kulit hitam, mata sipit, yang tinggi, yang buruk, yang cacat; mereka semua adalah saudara kita. Terkadang kita merasa saudara karena darah, persaudaraan karena tempat, persaudaraan karena bangsa. Tapi kita lihat disini, saudara kita begitu banyak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersempit kehidupan kita, tapi memperbanyak teman tidak akan pernah cukup. Sebab, memperbanyak teman adalah memperbanyak saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara. Orang-orang yang merasakan banyak saudara hidupnya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan harga yang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi pedagang yang masih saudara kita sendiri. Kita naik kendaraan umum denganmembayar kelebihan, kita bahagia karena sudah memberikan bekal bagi keluarga keturunan para sopir saudara kita sendiri. Kita mendidik orang lain sehingga maju namun tidak berterima kasih tidak apa-apa karena mereka adalah saudara kita sendiri. Semakin banyak yang bisa kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan hidup kita ini.

Dan yang terakhir ingatlah baik-baik. Hari ini adalah penutup lembaran lama kita. Sudah terlalu lama hidup kita gunakan untuk mengkhianati Allah. Sudah terlalu banyak napas kita diisi lalai pada Allah. Sudah terlalu banyak keringat kita terkuras untuk menzalimi kebenaran, sudah terlalu banyak harta yang kita nafkahkan tidak dijalan Allah. Saudaraku sekalian, mau ke mana lagi. Hidup hanya sekali dan sebentar. Esok lusa mungkin malaikat maut sudah ada di hadapan kita.

Pastikan mulai saat ini, tekadkan dalam hati kita, ya Allah tiada tujuan dalam hidup kami selain Engkau. Tiada yang kami tuju selain pulang kepada-Mu, ya Allah. Dunia pasti kami tinggalkan, harta kami tinggalkan, keluarga kami tinggalkan. Kami ingin bisa berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tuntun dengan amal yang bisa membuat berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tingkatkan kepada kami segala bekal yang bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Karuniakan segala nikmat yang bisa membuat kami bisa mensyukuri agar kami bisa berjumpa dengan-Mu. Bebaskan kami dari setiap harta dan kesibukan apa pun yang tidak bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu. Barang siapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, niscaya hari-hari yang dinanti adalah hari-hari pertemuan dengan Allah. Hari-hari yang diisi dengan bekal untuk pulang. Hidup di dunia adalah kesenangan yang menipu sejenak saja.


 

(M-Qolbu; KH. Abdullah Gymnastiar)

“12 Azab Bagi Mereka Yang Meninggalkan Sembahyang”

11/18/2009 05:49:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dalam sebuah hadits menerangkan bahwa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan sholat secara berjemaah, maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya.

Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :

  1. Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.
  2. Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.
  3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :

  1. Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.
  2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
  3. Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.

Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :

  1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.
  2. Kuburnya akan menjadi cukup gelap.
  3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :

  1. Hisab ke atasnya menjadi sangat berat.
  2. Allah S.W.T sangat murka kepadanya.
  3. Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka."

     

(1001 Teladan)

Minggu, 15 November 2009

“10 Jenis Sholat Yang Tidak Diterima Oleh Allah S.W.T”

11/15/2009 12:48:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa : "10 orang sholatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

  1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
  2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
  3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
  4. Orang lelaki yang melarikan diri.
  5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
  6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
  7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
  8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
  9. Orang-orang yang suka makan riba'.
  10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."


 

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang sholatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."

Hassan r.a berkata : "Kalau sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

(1001 Teladan)

Sabtu, 14 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (23)

11/14/2009 03:37:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA BAASITHU UBSUTH YADAAKA 'ALAINAA BIL ATHIYYAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Meluaskan, luaskan kekuasaan-Mu kepada kami dengan penuh pemberian)

Jumat, 13 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (22)

11/13/2009 05:59:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA QOOBIDHU IDZAA JAA'A AJALUNAA FAQBIDH RUUHANAA FII HUSNIL KHOOTIMAH"
(Ya Tuhan Yang Maha Mencabut, jika telah sampai ajal kami, cabutlah ruh kami dalam keadaan khusnul khotimah)

Rabu, 11 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (21)

11/11/2009 04:07:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA 'ALIIMU A'LIMNAA MAA LAA NA'LAM"
(Ya Tuhan Yang Maha Mengetahui, beritahukanlah kepada kami apa yang kami tidak mengetahuinya)

“Lima Belas Bukti Keimanan”

11/11/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini?"

Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"

Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu?"

Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."

Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu?"

Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"

Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh."

Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir sahaja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."

Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Maukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

(1001 Teladan)

Selasa, 10 November 2009

“Tidak Akan Masuk Neraka Orang Yang Menangis Kerana Takutkan Allah”

11/10/2009 04:15:00 AM Posted by Ady'S No comments

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahawa tidak akan masuk neraka orang menangis kerana takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."

Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahawa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka.

Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, sesiapa yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.

Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahawa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggetarkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya. Allah S.W.T berfirman yang bermakna, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Sebaik sahaja mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahawa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah)", kecuali hanya seorang nabi sahaja yang akan berkata, "Umatku, umatku."

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.

Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W, "Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."


 

(1001 Teladan)

Senin, 09 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (19)

11/09/2009 04:02:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA ROZZAAQU URZUQNAA HALAALAN THOYYIBAN WAASI'AA"
(Ya Tuhan Yang Maha Memberi rezeki, berikanlah rezki yang halal, baik dan banyak)

Minggu, 08 November 2009

“5 Wasiat dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW”

11/08/2009 04:03:00 AM Posted by Ady'S No comments

Dari Nabi SAW, "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah SWT telah memberikan lima wasiat, antaranya :

  1. Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
  2. Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
  3. Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.
  4. Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.
  5. Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail."


 

Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu, dan saya tahu mereka itu adalah wakil guru tariqat. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah SWT. Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, iaitu :

  1. Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.
  2. Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya.
  3. Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.
  4. Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.
  5. Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.
  6. Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.
  7. Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya."


     

(1001 Teladan)

Sabtu, 07 November 2009

Jumat, 06 November 2009

Kamis, 05 November 2009

“Paksalah Diri Berbuat Taat”

11/05/2009 04:40:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

Mahasuci Allah, Zat yang memiliki segalanya. Mahacermat dan Mahasempurna Allah sehingga sama sekali Ia tidak membutuhkan apapun dari hamba-hamba-Nya. Tidak ada kepentingan dan manfaat yang bisa kita berikan, karena Allah secara total dan Mahasempurna telah mencukupi dirinya sendiri. Ribuan malaikat yang gemuruh bertasbih, bertahmid, dan bertakbir tiap detik, tiap waktu, tiap kesempatan memuji Allah, itupun hanya menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya.

Jika Allah menciptakan makhluk jin dan manusia kemudian diperintahkan untuk taat, bukan karena Allah membutuhkan ketaatan makhluk-Nya. Sungguh, semua perintah dari Allah adalah karunia agar kita menjadi terhormat, mulia, dan bisa kembali ke tempat asal mula kita yaitu surga. Jadi kalau kita masuk neraka, naudzubillaah, sama sekali bukan karena kurangnya karunia Allah, tapi karena saking gigihnya kita ingin jadi ahli neraka, yaitu dengan banyaknya maksiat yang kita lakukan.

Allah SWT Mahatahu bahwa kita memiliki kecenderungan lebih ringan kepada hawa nafsu dan lebih berat kepada taat. Oleh karena itu, jika kita mendapat perintah dari Allah, dalam bentuk apapun, si nafsu ada kecenderungan berat melakukannya, bahkan tak segan-segan untuk menolaknya. Misalnya ibadah shalat cenderung inginnya dilambatkan. Urusan shaf saja, tidak banyak orang berebutan menempati shaf pertama. Amati saja justru shaf belakang cenderung lebih banyak diminati. Perintah shalat memang banyak yang melakukan, tetapi belum tentu semua melakukannya tepat waktu. Begitu juga dengan tepat waktu, belum tentu juga bersungguh-sungguh khusyu. Bahkan ada – mungkin salah satunya kita – yang justru menikmati shalat dengan pikiran yang melantur, melayang-layang tak karuan, sehingga tak jarang banyak program atau urusan duniawi lainnya yang kita selesaikan dalam shalat. Dan yang lebih parah lagi, kita tidak merasa bersalah karenanya.

Saat menafkahkan rizki untuk sedekah, maka si nafsu akan membuat seakan-akan sedekah itu akan mengurangi rizki kita, bahkan pada lintasan berikutnya sedekah ini akan dianggap membuat kita tidak punya apa-apa. Padahal, sungguh sedekah tidak akan mengurangi rizki, bahkan akan menambah rizki kita. Namun, karena nafsu tidak suka kepada sedekah, maka jajan justru lebih disukai.

Sungguh, kita telah diperdaya dengan rasa malas ini. Bahkan saat malas beribadah, otak kita pun dengan kreatif akan segera berputar untuk mencari dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional. Sehingga apa-apa yang kita lakukan karena malas, seolah-olah mendapat legitimasi karena alasan kita yang logis dan rasional itu, bukan semata-mata karena malas. Ah, betapa hawa nafsu begitu pintar mengelabui kita. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi semua kecenderungan negatif diri kita ini?

Cara yang paling baik yang harus kita lakukan adalah kegigihan kita melawan kemalasan diri. Kecenderungan malas itu kalau mau diikuti terus menerus akan tidak ada ujungnya, bahkan akan terus membelit kita menjadi seorang pemalas kelas berat, naudzubillaah. Berangkat ke mesjid, maunya dilambat-lambat, maka harusnya lawan! Berangkat saja. Ketika terlintas, nanti saja wudhunya di mesjid, lawan! Di mesjid banyak orang, segera lakukan wudhu di rumah saja! Itu sunnah. Sungguh, orang yang wudhu di rumah lalu bergegas melangkahkan kakinya ke mesjid untuk shalat, maka setiap langkahnya adalah penggugur dosa dan pengangkat derajat.

Sampai di mesjid, paling nikmat duduk di tempat yang memudahkan dia keluar dari mesjid, bahkan kadangkala tak sungkan untuk menghalangi orang lewat. Lebih-lebih lagi bila memakai sandal bagus, ia akan berusaha sedekat mungkin dengan sandalnya, dengan alasan takut dicuri orang. Begitulah nafsu. Bagi orang yang menginginkan kebaikan, dia akan berusaha agar duduknya tidak menjadi penghalang bagi orang lain. Maka akan dicarinyalah shaf yang paling depan, shaf yang paling utama.

Sesudah shalat, ketika mau zikir, kadang terlintas urusan pekerjaan yang harus diselesaikan. Maka bagi yang tekadnya kurang kuat ia akan segera ngeloyor pergi, padahal zikir tidak lebih dari sepuluh menit, ngobrol saja lima belas menit masih dianggap ringan. Atau ada juga yang sampai pada tahap zikir, diucapnya berulang-ulang, subhanallaah – subhanallah, tapi pikiran melayang kemana saja. Anehnya lagi kalau memikirkan dia si jantung hati konsentrasinya sungguh luar biasa. Kenapa, misalnya, mengucap subhanallaah tiga puluh tiga kali, yang sadar mengucapkannya cuma satu kali? Atau ingatlah saat kita akan berdo'a. Walaupun dilakukan, akan dengan seringkas mungkin. Padahal demi Allah, zikir-zikir yang kita ucapkan akan kembali pada diri kita juga.

Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu berarti hawa nafsu berupa malas sedang merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan mengerahkan segenap kemampuan yang ada, dengan cara segera melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali lagi, bangun dan lawan! Insya Allah itu akan lebih dekat kepada ketaatan. Janganlah karena kemalasan beribadah yang kita lakukan, menjadikan kita tergolong orang-orang munafik, naudzubillaah.

Firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisa [4] : 142)

Ingatlah bahwa kalau kita tergoda oleh bisikan hawa nafsu berupa kemalasan dalam beribadah, maka kita ini sebenarnya sedang menyusahkan diri sendiri, karena semua perintah itu adalah karunia Allah buat kemaslahatan diri kita juga. Coba, Allah menyuruh kita berzikir, siapa yang dapat pahala? Kita. Allah menyuruh kita berdo'a, lalu do'a itu diijabah. Buat siapa? Buat kita. Allah sedikit pun tidak ada kepentingan mamfaat atau madharat terhadap apa-apa yang kita lakukan. Tepatlah ungkapan Ibnu Atho'illah dalam kitabnya, Hikam, "Allah mewajibkan kepadamu berbuat taat, padahal yang sebenarnya hanya mewajibkan kepadamu masuk ke dalam surga-Nya (dan tidak mewajibkan apa-apa kepadamu hanya semata-mata supaya masuk ke dalam surga-Nya)". Maka Abul Hasan Ashadilly menasehatkan bahwa, "Hendaknya engkau mempunyai satu wirid, yang tidak engkau lupakan selamanya, yaitu mengalahkan hawa nafsu dengan lebih mencintai Allah SWT.".

Maka kalau kita sengsara, kita susah, kita menderita, itu bukan karena siapa-siapa, itu semua kita yang buat. Padahal sungguh, setiap desah nafas yang kita hembuskan adalah amanah dari Allah SWT, dan sebagai titipan wadah yang harus kita isi dengan amal-amal kebaikan. Sedangkan hak ketuhanan tetap berlaku pada tiap detik yang dilalui oleh seorang hamba. Abul Hasan lebih lanjut mengatakan, "Pada tiap waktu ada bagian yang mewajibkan kepadamu terhadap Allah SWT (yaitu beribadah).".

Jadi, sungguh sangat aneh jika kita bercita-cita ingin bahagia, ingin dimudahkan urusan, ingin dimuliakan, tapi justru amal-amal yang kita lakukan ternyata menyiapkan diri kita untuk hidup susah. Seperti orang yang bercita-cita masuk surga tapi amalan-amalan yang dipilih amalan-amalan ahli maksiat. Maka, sahabat-sahabat sekalian sederhanakanlah hidup kita, paksakan diri untuk taat kepada perintah Allah kalau belum bisa ikhlash dan ringan dalam beribadah. Mudah-mudahan Allah yang melihat kegigihan diri kita memaksa diri ini, nanti dibuat jadi tidak terpaksa karena Dia-lah yang Maha Menguasai diri ini. Insya Allah.

(M-Qolbu, KH Abdullah Gymnastiar)

Rabu, 04 November 2009

Do'a dan Makna Asmaa ul Husnaa (15)

11/04/2009 05:48:00 AM Posted by Ady'S No comments

"YAA MUSHOWWIRU SHOWIRNAA ILAA AHSANIL KHOLQI WALHAALI"
(Ya Tuhan yang Maha Membentuk, bentuklah kami menjadi sebaik-baiknya makhluk dan sebaik-baik keadaan)

Arsip Blog

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.