Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Sabtu, 05 September 2009

“Keraguan Orang-Orang yang Ingkar terhadap Wahyu” (2)

9/05/2009 10:00:00 AM Posted by Ady'S No comments


 

  1. Orang-orang jahiliah, dahulu dan sekarang, menyangka bahwa Rasulullah saw. mempunyai ketajaman otak, kedalaman penglihatan, kekuatan firasat, kecerdikan yang hebat, kejernihan jiwa, dan renunan yang benar, yang menjadikannya memahami ukuran-ukuran yang baik dan yang buruk, benar dan salah melalui ilham (inspirasi), serta mengenali perkara-perkara yang rumit melalui kasyaf, sehingga Alquran itu tidak lain dari hasil penalaran intelektual dan pemahaman yang diungkapkan oleh Muhammad dengan gaya bahasa dan retorikanya.


 

Apakah yang sebenarnya didasarkan pada kecerdasan, penalaran, dan perasaan di dalam Alquran itu?

Segi berita yang merupakan bagian terbesar dalam Alquran tidak diragukan oleh orang yang berakal bahwa apa yang diterimanya hanya didasarkan pada penerimaan dan pengajaran. Alquran telah menyebutkan berita-berita tentang umat terdahulu, golongan-golongan dan peristiwa sejarah dengan kejadiannya yang benar dan cemat, seperti halnya yang disebutkan oleh saksi mata, sekalipun masa yang dilampaui oleh sejarah itu amat jauh, bahkaaan sampai pada kejadian pertama alam semesta ini. Hal demikian tentu tidak memberikan tempat bagi penggunaan pikiran dan kecermatan firasat. Sedang Muhammad sendiri tidak semasa dengan umat-umat dan peristiwa-peristiwa di atas dengan segala macam kurun waktunya, sehingga beliau dapat menyaksikan kejadian-kejadian itu dan menyampaikan beritanya. Demikain pula, beliau tidak mewarisi kitab-kitabnya untuk dipelajari secara terperinci dan kemudian menyampaikan beritanya.

"Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi sebelah barat lembah Tuwa ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan. Tetapi, kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul." (Al-Qashash: 44--45).

"Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini." (Hud: 49).

"Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui." (Yusuf: 3).

"Padahal kamu tidak hadir beserta mereka ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam." (Ali Imran: 44).

Dan, di antaranya ialah berita-berita yang cermat mengenai angka-angka hitungan yang tidak diketahui oleh orang yang terpelajar yang sudah sangat luas pengetahuannya.

"Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (Al-Ankabut: 14).

Hal ini sesuai apa yang terdapat dalam kitab kejadian di dalam Taurat. Dan, di dalam kisah Ashabul Kahfi (penghuni gua), "Dan mereka tinggal di dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun lagi." (Al-Kahfi: 25).

Hitungan itu menurut ahli kitab adalah tiga ratus tahun matahari. Sedang sembilan tahun yang disebutkan di atas ialah perbedaan perhitungan antara tahun matahari dengan tahun bulan. Dari manakah Muhammad memperolah angka-angka yang benar ini, seandainya bukan karena wahyu yang diberikan keapdanya, sebab dia adalah seorang buta huruf yang hidup di kalangan bangsa yang buta huruf pula, tidak tahu tulis-menulis dan berhitung. Orang-orang jahiliah lama lebih pintar dalam menentang Muhammad daripada orang-orang jahiliah modern. Sebab, orang jahiliah lama itu tidak mengatakan bahwa Muhammad mendapat berita ini dari kesadaran dirinya seperti dikatakan orang-orang jahiliah modern, tetapi mereka mengatakan bahwa Muhammad memperoleh berita ini dan kemudian dituliskan.

"Dan, mereka berkata, 'Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan-dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang'." (Al-Furqaan: 5).

Muhammad tidak menerima pelajaran dari seorang guru pun (akan kami jelaskan nanti), jadi dari manakah berita-berita ini datang kepadanya secara seketika di waktu usianya telah empat puluh tahun?

"Apa yang diucapkannya itu tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." (An-Najm: 4).

Itulah mengenai segi berita dalam Alquran, belum lagi ilmu-ilmu lain yang ada di dalamnya. Bagian akaid saja mengandung perkara-perkara yang begitu terinci tentang permulaan makhluk dan kesudahannya, kehidupan akhirat dan apa yang ada di dalamnya, seperti surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan segala azabnya dan lain sebagainya, seperti malaikat dengan segala sifat dan pekerjaannya. Pengetahuan ini semua tidaklah memberikan tempat bagi kecerdasan akal dan kekuatan firasat semata.

"Dan, tidaklah Kami jadikan penjaga-penjaga neraka itu melainkan dari para malaikat, dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi al-kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya ...." (Al-Muddatstsir: 31).

"Tidaklah mungkin Alquran ini dibuat-buat selain Allah, akan tetapi Alquran itu membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah diterapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, diturunkan dari Rab semesta alam." (Yunus: 37).

Begitu pula ketentuan-ketentuan yang memberikan keputusan tentang berita-berita yang akan datang yang berlaku pada sunatullah yang bersifat sosial mengenai kekuatan dan kelemahan, naik dan turun, mulia dan hina, bangun dan runtuh yang terdapat dalam Alquran.

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku." (An-Nuur: 55).

"Allah pasti akan menolong orang yang membela agama-Nya, Allah benar-benar Maha Kuat Maha Perkasa. Yaitu, orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah perbuatan yang mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan." (Al-Hajj: 40--41).

"Yang demikian itu karena Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, kalau kaum itu tidak mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (Al-Anfaal: 53).

Dapat ditambahkan pula, bahwa Alquran Karim telah menceritakan tentang Rasulullah saw. bahwa dia hanyalah mengikuti wahyu.

"Dan, apabila kamu tidak membawa suatu ayat Alquran kepada mereka, mereka berkata, 'Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Rabku kepadaku ...'."(Al-A'raaf: 203).

Dan, bahwa dia adalah manusia yang tidak mengetahui perkara yang gaib dan tidak pula berkuasa atas dirinya sedikit pun.

"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, aku mendapat wahyu, tetapi sesungguhnya Ilah kamu adalah Ilah yang Maha Esa'." (Al-Kahfi: 110).

"Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa menarik manfaat untuk diriku dan tidak dapat menolak mudarat kecuali yang dikehendaki Allah. Dan, sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa mudarat. Aku hanyalah memberi peringatan dan membawa berita gembira'." (Al-A'raaf: 188).

Rasulullah saw. tidak sanggup memahami apa yang sebenarnya terjadi antara dua orang yang berselisih yang datang menghadapnya untuk meminta keputusan, meskipun ia mendengarkan kata-kata mereka berdua. Maka tentu saja dia tidak sanggup untuk mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang.

"Rasulullah saw. telah mendengar suatu perselisihan yang terjadi di dekat pintu kamar beliau. Ia mendatangi mereka dan berkata, 'Aku hanyalah seorang manusia, sedang kamu meminta kepadaku untuk diadili. Mungkin salah satu pihak dari kamu akan lebih baik dalam menyampaikan alasan, sehingga aku mengira bahwa dialah yang benar, lalu aku memutuskan hal itu dengan memenangkannya. Yang kuputuskan dengan memberikan kemenangan kepadanya dari hak seorang muslim itu adalah sepotong api neraka. Dia boleh mengambilnya dan boleh pula meninggalkannya'." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah).

Dr. Muhammad Abdullah Daraz mengatakan, "Pendapat inilah yang diramaikan oleh orang-orang ateis masa kini dengan nama wahyu nafsi. Mereka mengira bahwa dengan nama ini mereka telah memberikan kepada kita pendapat ilmiah yang baru. Tetapi, hal itu sebenarnya tidaklah baru, itu adalah pendapat jahiliah yang kuno, tidak berbeda sedikit pun baik dalam garis besarnya maupun dalam perinciannya. Mereka melukiskan Nabi saw. sebagai seorang lelaki yang mempunyai imajinasi yang luas dan perasaan yang dalam, maka dari itu beliau adalah seorang penyair.

Kemudian mereka menambahkan bahwa kata hatinya mengalahkan inderanya, sehingga ia berkhayal bahwa dia melihat dan mendengar seseorang bicara kepadanya. Apa yang dilihat dan didengarnya itu tidak lain dari gambaran khayal dan perasaan sendirinya saja. Yang demikian itu suatu kegilaan dan ilusi. Namun, mereka tidak bisa berlama-lama mempertahankan alasan-alasan ini. Mereka terpaksa harus meninggalkan istilah "gerak hati"(al-wahyun an-nafsi) itu, ketika mereka melihat bahwa di dalam Alquran terdapat segi berita, baik berita masa lalu maupun berita masa yang akan datang. Mereka mengatakan, mungkin berita-berita itu diperoleh dari para ahli ketika ia pergi berdagang. Dengan demikian berarti dia diajar oleh seorang manusia. Jadi, manakah yang baru dalam pendapat ini semua? Bukankah hal itu hanyalah omongan biasa yang menyerupai omongan kaum Quraisy? Demikianlah, ateisme dalam pakaiannya yang baru itu mempunyai bentuk yang kotor, bahkan amat kotor. Itulah yang menjadi sumber segala gagasan yang sudah "maju" di masa kini. Padahal, ia hanya sisa-sisa hidangan yang diwariskan oleh hati yang sudah membatu di masa jahiliah pertama. "... demikianlah orang-orang yang sebelum itu berkata, persis seperti perkataan mereka. Memang hati mereka itu serupa ...." (Al-Baqarah: 118).

Namun demikian, kalau ada orang yang merasa heran, yang lebih mengherankan lagi adalah kata-kata mereka yang menyebutkan bahwa dia (Muhammad) adalah orang yang jujur dan terpercaya, dan bahwa dia beralasan menisbahkan apa yang dilihatnya sebagai wahyu ilahi, sebab mimpi-mimpinya yang kuat itu menyatakan sebagai wahyu ilahi. Dia tidak mau menjadi saksi kecuali apa yang dilihatnya. Demikianlah Allah menceritakan kepada kita tentang pendahulu-pendahulu mereka. "Sebenarnya mereka bukan mendustakan kamu, tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (Al-An'am: 33).

Apabila ini alasan Rasulullah dalam menyatakan apa yang dilihat dan didengarnya, apakah alasannya dalam pengakuannya bahwa dia tidak mengetahui berita-berita itu, juga tidak kaumnya sebelum itu, sedang menurut sangkaan mereka dia telah mendengarnya sebelumnya? Dengan demikian, mereka hendak mengatakan bahwa dia mengada-ada, agar tuduhan mereka itu sempurna. Tetapi, mereka tidak mau menyatakan kata-kata itu, sebab mereka mendakwakan diri mereka sebagai orang yang objektif dan bijaksana. Ingatlah sebenarnya mereka telah mengatakannya tetapi tidak merasa.


Bersambung ...!

(Sumber: Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, Manna Khalil al-Qattan, Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.