Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Kamis, 04 September 2008

Bulan Tobat Itu Telah Datang

9/04/2008 06:05:00 PM Posted by Ady'S No comments
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Allah SWT berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al Baqarah: 183).
Wahai kaum muslimin, wahai sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, ratusan juta umat muslimin baik di Barat maupun di Timur kini tengah melaksanakan ibadah yang sangat mulia, puasa Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang menjadikan orang yang berpuasa menjadi bertakwa. Sesungguhnya, bulan ini akan menjadi saksi bagi siapa yang berbuat kebaikan di dalamnya, dan akan menjadi saksi pula bagi siapa yang berbuat jahat, dan akibat yang baik hanya bagi orang-orang yang bertakwa.

Masyiral muslimin rahimakumullah!
Di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan di ikat dengan rantai besi. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. yang artinya, "Jika Ramadhan telah datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu."
Hikmah dari ini adalah agar manusia mempunyai kesiapan dan dorongan untuk menghadap Allah dan bertobat yang sebenarnya kepada-Nya. Karena, sesungguhnya pintu tobat terbuka lebar menunggu orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang kembali, maka adakah orang yang bertobat agar Allah mengampuninya?

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Di dalam Alquran Allah menyebutkan kata tobat sebanyak 82 kali. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tobat tersebut dan juga sebagai dorongan dan motivasi bagi orang yang bermaksiat agar bertobat.
Allah SWT berfirman yang artinya,
"Dan, orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan, adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Furqan : 68-70).
Abdullah bin Abbas meriwayatkan sebab turunnya ayat tersebut, bahwa orang-orang musyrik telah membunuh dan memperbanyak pembunuhan, melakukan zina, dan memperbanyak perzinahan, lalu mereka mendatangi Rasulullah Muhammad saw. dan berkata, "Yang kamu katakan dan kamu dakwahkan adalah sungguh baik jika engkau kabarkan kepada kami ada penebus bagi apa yang telah kami perbuat." (Maksudnya adalah adakah penebus dosa dari perbuatan haram yang mereka lakukan itu?). Maka, turunlah ayat di atas sebagai jawaban dari pertanyaan mereka dengan diterimanya tobat mereka, dan masuknya mereka ke dalam Islam dengan tobat yang sebenar-benarnya dan melepas segala bentuk maksiat dan hal-hal yang diharamkan.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Allah SWT telah berfirman yang artinya,
"Hai orang-orang yang beriman bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rab kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebalah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, 'Ya Rab kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS At-Tahrim: 8).
Para ulama tauhid menyebutkan bahwa ada beberapa syarat tobatan nasuha (tobat yang sebenar-benarnya), yaitu:
1. Meninggalkan maksiat atau menjauhinya,
2. Menyesal atas apa yang diperbuat dan akibatnya,
3. Berjanji agar tidak mengulanginya lagi.
Syarat ini apabila dosa yang dilakukan hanya berkaitan antara dia dan Allah SWT, adapun bila dosa tersebut berkaitan dengan hak-hak manusia, maka syaratnya ditambah satu lagi yaitu agar menyelesaikan urusannya dengan yang bersangkutan. Jika masalah harta, dia harus mengembalikannya, jika pernah menyakiti, mengadu domba, memfitnah, dll, ia harus meminta maaf dan kerelaan dari yang bersangkutan. Demikian juga para makelar yang curang dalam bisnisnya, maka tidak cukup beristigfar, karena dosanya menyangkut orang lain.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Marilah kita bertobat dengan sebenar-benar tobat, memperbanyak istigfar dan membaca Alquran. Jangan sia-siakan waktu dengan banyak bicara dan membual, karena Rasulullah saw. memperbanyak istigfar. Beliau bersabda yang artinya, "Demi Allah, aku benar-benar beristigfar dan bertobat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari." Seorang Rasulullah saw. yang sudah dijamin akan diampuni dosanya, tetapi beliau masih beristigfar lebih dari 70 kali dalam sehari, lalu bagaimana dengan manusia selain dia? Sesungguhnya dia adalah nabi yang mulia yang selalu bersyukur kepada Allah, Zat yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.
Dari hadits ini dipahami bahwa walaupun manusia keadaannya lurus dan istikamah, ia akan selalu dihadapkan pada kekurangan baik dalam dirinya, ketika bersama keluarganya atau ketika bersama siapa saja yang bergaul dengannya. Maka dari itu, ia sangat membutuhkan untuk beristigfar dan membaca Alquran sebagai ganti dari banyak bicara, membual tentang dunia yang fana, menggibah, mengadu domba, dan membuat keributan untuk orang-orang yang salat di masjid.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Janganlah merasa ringan dengan dosa kalian dan jangan menyangka bahwa kalian adalah orang yang terbebas dari dosa dan kejahatan. Orang mukmin adalah yang menganggap sebuah dosa sangat berat bagaikan gunung. Seperti sabda Rasulullah saw. yang artinya, "Orang mukmin melihat dosanya bagaikan gunung yang ada di atasnya dan ia takut bila gunung tersebut menjatuhinya. Sedangkan orang munafik menganggap dosanya bagaikan seekor lalat yang mengitari hidungnya." Artinya, orang munafik merasa ringan dengan dosa dan kejahatannya, sedangkan menganggap ringan dosa dan kejahatan adalah bukan tanda-tanda kebaikan dan keimanan, akan tetapi merupakan tanda kefasikan kemunafikan, kemaksiatan, kesombongan, dan kedustaan.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Bergegaslah menuju tobat yang sebenarnya, karena Allah tidak menerima tobat bagi yang sudah sekarat (hampir mati) Allah SWT berfirman yang artinya, "Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Bijaksana." (QS An-Nisaa': 17-18).
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah menerima tobat hamba-Nya sebelum sekarat." Yaitu, bagi siapa yang belum dihadapkan pada kematian. Maka, jika manusia belum mengetahui kapan dan di mana kematiannya, hendaknya ia bersegera untuk bertobat. Dan, hendaknya menyatakan tobatnya kepada Allah dengan mengulang-ulangnya terus-menerus. Dalam sebuah hadits diterangkan, "Orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa."
Berdoalah kalian kepada Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya dan sungguh beruntunglah orang-orang yang beristighfar. Wallahu a'lam.


(sumber : Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.