Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Sabtu, 12 September 2009

“Iman Bertambah dan Berkurang”

9/12/2009 02:02:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

A. ARTI IMAN

Anda tahu bahwa iman itu adalah suatu pembenaran dalam hati, dan pengucapan atau pengakuan lewat lisan, serta perwujudan dalam amal perbuatan. Dalam kaitannya dengan masalah kali ini, adalah perbuatan yang akan menjadi pembahasan kita, maksudnya perbuatan yang dilakukan oleh anggota tubuh dalam rangka mewujudkan tuntutan iman. Ketika kita berikrar bahwa kita beriman maka ikrar kita tersebut menuntut suatu kewajiban sebagaimana telah diatur oleh agama. Jadi masalahnya jika perbuatan yang kita lakukan sesuai dengan tuntutan iman maka apa pengaruhnya terhadap iman itu sendiri?, dan sebaliknya jika perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan tuntutan iman apakah pengaruh yang akan kembali pada iman tadi?

Al-qodli Ibnu Abil 'Izz dalam syarah " Al 'aqidah at-Thahawiyah " mengatakan dalam kitab tersebut : "Adapun bertambahnya iman dengan perbuatan dan pembenaran yang menghasilkan amalan hati (pembenaran) dan amalan tubuh (perbuatan), maka ia lebih sempurna dari pada keyakinan hati (tashdiiq) tanpa disertai pengamalannya, karena ilmu yang diamalkan oleh pemiliknya tentulah lebih sempurna dari pada ilmu yang tidak dipakai (tidak diamalkan) oleh pemiliknya, jadi kalau tidak ada pengamalan dalam bentuk perbuatan, maka hal ini menunjukkan lemahnya keyakinan (iman yang di hati) ."


 

B. DALIL TENTANG BERTAMBAHNYA IMAN

  1. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal." Q.S al-Anfaal : 2
  2. "Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya." Q.S maryam : 76
  3. "dan supaya orang yang beriman bertambah imannya." Q.S al-Mudatstsir : 31
  4. "Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." Q.S al-Fath : 4

Adapun dalil dari Atsar ataupun perkataan-perkataan sahabat, maka banyak sekali di antaranya ; do'a Ibnu Mas'ud ra : "Ya Allah tambahkanlah kepada kami Iman, keyakinan, dan kefahaman (dalam masalah agama ini)"

Ibnu Mas'ud ra, pernah berkata pada seseorang : "Kemarilah duduk bersamaku untuk menambah iman barang sesaat !"

Abu Darda' ra berkata : "termasuk ilmu seseorang adalah dia harus selalu menjaga dan mengamati imannya dan apa yang kurang darinya (iman), dan termasuk ilmu seorang hamba adalah jika dia mengetahui apakah imannya bertambah atau berkurang."

Umar bin al-Kaththab ra berkata kepada sahabat-sahabatnya : "Mari kita tambah iman kita ! maka merekapun segera berzikir pada Allah."


 

C. PENGARUH AMAL TERHADAP IMAN

Jika kita telah tahu bahwa iman itu adalah pembenaran dalam hati, pengakuan dengan lisan, dan pembuktian dalam amal perbuatan, maka jelas bagi kita bahwa iman tidak dapat lepas dari amal, karena itu amal sangat besar peranannya dalam iman.

Sebagai bukti ada baiknya kalau kita perhatikan nash-nash hadits yang menunjukkan bahwa perbuatan masuk dalam iman.

  1. "Rasulullah bersabda : "Iman itu ada lebih dari 70 cabang, yang paling tinggi adalah ucapan "tiada tuhan yang haq melainkan Allah", sedang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan." H.R. Muslim
  2. "Malu itu sebagian dari iman ." H.R. Muslim
  3. "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya." H.R. Abu Daud, at-Tirmidzi, Imam Ahmad dan lainnya.
  4. "Tidaklah berzina seseorang ketika sedang zina dan dia dalam keadaan mukmin, dan seorang pencuri ketika sedang mencuri bukanlah seorang mukmin, seorang pemabuk ketika sedang minum khamr bukanlah seorang mukmin." H.R. Bukhori dan Muslim dan lainnya.

Jika kita perhatikan dalil-dalil di atas jelaslah bagaimana hubungan amal dan iman.

D. DAMPAK MAKSIAT TERHADAP IMAN

Dalam poin di atas, kita mengetahui bagaimana pengaruh amal perbuatan terhadap keimanan seseorang. Kemudian kalau kita lihat amal perbuatan itu sendiri terbagi menjadi dua kategori; amal shalih (ketaatan) dan amal fasid (kemaksiatan), artinya amal shalih adalah amal yang berdampak positif terhadap iman, sedangkan amal fasid berdampak negatif. Dan dalam poin ini kita akan konsentrasi pada amal fasid yang dapat merugikan iman seseorang, karena mempertahankan kualitas iman sangatlah susah, maka kita memerlukan pengetahuan cukup yang meyakinkan agar bisa terhindar dari amalan yang merusak iman, berbeda dengan amal shalih yang begitu banyak jalan dan macamnya, sehingga akan memakan waktu yang lama dan tempat yang banyak untuk membahasnya secara rinci, karena itulah kita mengutamakan untuk mengetahui pengaruh amal fasid terhadap iman kita.

Maksiat (amal fasid) adalah lawan ketaatan, baik itu dalam bentuk meninggalkan perintah (agama) maupun melakukan suatu larangan. Sedangkan iman, sebagaimana telah kita ketahui ada 70 cabang lebih, yang tertinggi adalah mengucapkan "la ilaaha illa Allah" dan yang terendah menyingkirkan gangguan dari jalan. Artinya cabang-cabang ini tidaklah sama bobotnya, baik yang berupa mengerjakan kebaikan (amal shalih) maupun yang berupa meninggalkan larangan. Karena itu maksiat juga berbeda-beda.

Maksiat berarti keluar dari jalan taat, jika ia dilakukan karena ingkar atau mendustakan maka ia bisa membatalkan iman (memurtadkan), artinya si pelakunya menjadi kafir. Tapi ada juga maksiat yang tidak sampai pada derajat ini, sehingga tidak menyebabkan pelakunya jadi kafir, tetapi ia dapat memperburuk dan mengurangi iman. Sebagai contoh barang siapa yang berzina, minum arak, mencuri, membunuh, dan lainnya, tanpa meyakini bahwa hal-hal tersebut tadi halal, maka hilanglah rasa takut dan khusyu' dan cahaya iman yang ada dalam hatinya, walaupun secuil rasa iman yang merupakan pokok pembenaran (iman di hatinya) masih ada. Tapi jika ia bertobat dan melakukan amal shalih maka kembalilah rasa khusyu' dan cahaya iman tadi ke dalam hatinya. Dan apabila kemaksiatan tadi dilakukan terus menerus maka bertambahlah kotoran dan selimut hitam yang menutupi hatinya bahkan bisa sampai menutupinya (menguncinya) dari hidayah, sehingga hatinya mati, dan jika hati seseorang mati maka ia tidak akan bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : "Seorang mukmin jika berbuat dosa maka terbentuklah titik hitam dalam hatinya, apabila ia tobat meninggalkan (maksiat) dan beristighfar maka mengkilaplah hatinya. Dan jika menambah dosa maka bertambahlah titik hitamnya sampai menutupi hatinya. Itulah "rain" yang disebut Allah dalam al-Qur'an : "Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang mereka upayakan itu menutup hati mereka" Q.S. Al-Muthaffifin : 14" H.R. Ahmad.

Di akhir pembahasan ini ada baiknya kalau kita perhatikan sebuah perumpamaan yang menggambarkan pengaruh maksiat terhadap iman, yaitu bahwasanya iman itu seperti pohon besar yang rindang. Maka akar-akarnya adalah tashdiiq (kepercayaan dalam hati) dan dengan akar itulah ia hidup, sedangkan cabang-cabangnya ibarat amal perbuatan, dengan cabang-cabang itulah kelestarian hidupnya terjamin. Semakin banyak bertambah cabangnya maka semakin bertambah dan sempurnalah pohon itu, dan jika semakin berkurang maka tampak buruklah ia. Lalu jika berkurang terus sampai habis cabang dan batangnya maka hilanglah nama pohon itu. Manakala akar-akarnya tidak mengeluarkan batang dan cabang-cabang yang berdaun maka keringlah akar-akar itu dan akhirnya hancur menyatu dengan tanah.

Begitu pula maksiat-maksiat dalam kaitannya dengan pohon iman, ia selalu membuat pengurangan dan aib dari kesempurnaan dan keindahan iman, sesuai dengan besar kecil dan banyak sedikitnya maksiat.


E. KESIMPULAN

Iman menurut pendapat ahlusunnah wal jama'ah bisa bertambah dan bisa berkurang, hal ini berdasarkan pada dalil-dalil yang kuat.

Iman bertambah dengan ibadah dan ketaatan pada Allah, dan berkurang dengan dosa dan maksiat.

Maksiat yang dilakukan terus menerus dapat menutupi iman di hati dan akhirnya dapat mematikannya. Tetapi jika ia bertaubat meninggalkan (dosa) dan beramal shalih maka hatinya akan kembali bersih. Wallahu a'lam


 

(Abu Yusuf M. Al – Faiz; Lima Menit Saja)

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.