Rasakan... Kita di lingkaran... "...Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi..."

Senin, 27 Oktober 2008

“RAHASIA HIDUP SEHAT CARA ISLAM” (bag. 1)

10/27/2008 05:48:00 PM Posted by Ady'S No comments


 

                         
 

Tujuan dasar ibadah dalam Islam memang bukan dilakukan untuk mencari kemanfaatan praktis, tapi bertujuan altruist yakni mengharap ridha Ilahi. Orang berpuasa misalnya, target utamanya meraih predikat taqwa meski kemudian terbukti bahwa puasa bermanfaat untuk kesehatan. Demikian pula dengan praktek ibadah-ibadah lainnya, jika dikajii ternyata memberi manfaat yang bersifat praktis duniawi. Ajaran Islam diistilahkan dienul fitrah yakni ajaran yang sama dan sebangun dengan kodrat kemanusiaan. Meminjam istilah cendekiawan muslim bahwa; Islam itu sesungguhnya merupakan kelanjutan dari desain dasar kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain hubungan agama dengan pemeluknya adalah hubungan yang bersifat kebutuhan bukan semata–semata kewajiban, setiap perintah dan larangan kemanfaatannya akan terpulang kembali pada pelakunya itu sendiri. Tuhan yang menurunkan risalah ini adalah Dia Yang Maha Kaya lagi tumpuan puji, Yang kepadaNya segala bergantung. Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun. Pada hakekatnya Tuhan tidak bertambah mulia dengan ibadah hambaNya dan tidak akan terluka oleh kedurhakaan hambaNya, sesuatu yang Dia perintahkan bagi hambaNya berarti penting bagi kita, sehingga Dia mewajibkanNya, karena Dia mencintai hamba-hambaNya.

RASULULLAH SEBAGAI TELADAN HIDUP SEHAT

Rasulullah Muhammad saw berusia 64 tahun, dan diantara keistimewaan hidup beliau yang mungkin jarang dibahas adalah kondisi fisiknya yang prima. Dari biografi kehidupan Nabi disebutkan bahwa sepanjang hidupnya Nabi hanya sakit 2 kali saja. Ini fakta prestasi kebugaran fisik yang sangat luar biasa. Betapa tidak, Rasulullah Muhammad saw itu, hidup dengan beban pekerjaan yang besar dan memikul amanat yang berat. Ia menjalani hidupnya dengan episode "penderitaan demi penderitaan"; lahir berpredikat yatim, beranjak enam tahun menjadi piatu, muda belia menjadi pekerja keras, beranjak dewasa predikat yang diembannya semakin bertambah kompleks; selain sebagai seorang suami dan ayah bagi keluarganya, ia adalah Nabi bagi umatnya, Rasul yang diutus bagi seluruh umat manusia, kepala pemerintahan di jazirah arabia, komandan di banyak medan peperangan,  pelindung kaum yang lemah & tertindas.

Kehidupannya amat bersahaja, ketika datang tawaran kepada Nabi yang mulia ini segala bentuk kesenangan duniawi berupa harta yang melimpah, kekuasaan luas untuk menjadi Nabi yang Raja, tapi ia lebih memilih hidup menjadi seorang Nabi yang Rakyat Jelata.  Berbeda dengan banyak pemimpin-pemimpin dunia, menurut Emha Ainun Nadjib, rumah Nabi luasnya hanya 4,80 cm X 4,62 cm, meski kelak ditangannya telah terbayang kunci masyriq dan maghrib (kelak Persia & Konstantinopel jatuh dalam Islam) tapi ia tidur hanya beralaskan dipan tikar yang kasar. Nabi tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut, menu sehari-hari yang ia konsumsi adalah roti gandum yang keras, dalam rumahnya tidak pernah tersimpan makanan untuk hari esok, waktu tidurnya sangat sedikit. Ketika beliau wafat, harta kekayaan yang diwariskan hanyalah uang sebanyak 7 (tujuh) dinar saja. Meski kelak beberapa tahun setelah beliau meninggal dunia, Islam terentang luas sejak dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, membentuk sebuah imperium keimanan yang paling besar yang pernah dikenal umat manusia !

Muhammad lahir di tahun 570 M, di suatu tempat yang jauh dari pusat peradaban dunia yang berkultur tinggi. Jazirah arabia saat itu adalah tempat yang paling terbelakang di dunia, jauh dari seni dan ilmu pengetahuan dengan tradisi masyarakat jahiliyah & tribalisme. Kota Mekkah saat kelahiran Nabi hanya "dipandang sebelah mata" karena tidak ada yang dapat dibanggakan sebagai suatu peradaban, apatah lagi membincangkan sistem kesehatan saat itu ? Dunia ilmu kedokteran ketika Nabi lahir didominasi takhayul, mitos dan khurafat. Namun alangkah aneh, bila Rasulullah Muhammad saw hanya sakit dua kali saja seumur hidupnya ?

Lalu kira-kira apa rahasianya yang menyebabkan beliau memiliki stamina fisik yang mengagumkan itu ? jawaban atas "pencerahan hidup" yang dialami Nabi tentu bersumber dari Al-Qur'an yang memang ditujukan Tuhan untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia untuk meraih kesejahteraan hidup didunia dan akhirat. Dan Muhammad di setting Tuhan sebagai suri teladan manusia (QS 33: 21), ia merupakan wujud operasional Qur'an sehingga Nabi sering dijuluki sebagai "Qur'an yang berjalan" (the living qur'an). Sebagai sumber keteladanan, perilaku kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad saw adalah perilaku kehidupan manusia biasa; yang dapat ditiru (QS. 18: 110).

Ternyata jika kita kaji lebih dalam, konsep pemeliharaan kesehatan dalam Islam itu terintegrasi dalam perintah-perintah agama itu sendiri, murah dan mudah dilakukan. Bersama akan kita bahas apa saja bagian kandungan Qur'an dan perilaku Rasulullah (Sunnah Nabi) yang memberikan kontribusi untuk memelihara kesehatan itu.

PERTAMA : MENJAGA KEBERSIHAN

Sebagaimana motto kedokteran modern bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, maka Islam punya semboyan yang lebih tinggi maknanya "kebersihan bagian dari keimanan". Seolah-olah perilaku hidup yang tidak bersih adalah cermin dari kurangnya nilai iman dalam diri seseorang. Bahwa hidup yang bersih (bersih; jasmani, pakaian, makanan minuman & lingkungan) merupakan syarat mutlak untuk 'hidup yang sehat' tidak perlu diperdebatkan lagi. Terlalu banyak penyakit yang bisa ditimbulkan akibat lingkungan yang tidak hygienis, khususnya penyakit-penyakit dalam kategori infeksi menular.

Kebersihan jasmani merupakan syarat mutlak pertama kali bagi seorang muslim jika ia hendak melakukan sholat menghadap Allah swt. Kebersihan dipandang sentral dalam yurisprudensi (fiqh) Islam, kajian tentang kebersihan merupakan tema yang pertama ada dalam kitab fiqh, dengan spektrum pembahasan yang sangat luas. Kita akan mendapati berjilid-jilid buku-buku fiqh tentang thaharah (bersuci) yang membahas tema-tema : seputar najis (dengan klasifikasi ringan, sedang, berat), jenis-jenis air, mandi (junub, jum'at), wudhu, istinjak (pembersihan dua jalur eksresi), haid, nifas, bersugi (sikat gigi), memotong kuku, memotong janggut, larangan merajah tubuh (membuat tatto), tayamum, khitan, memandikan jenazah, menyegerakan pemakaman atau  tema-tema yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan yang dikaji dengan sangat rinci. Kajian yang lengkap mengenai hidup bersih seperti itu rasanya tidak akan pernah ditemukan secara tekstual normatif dalam ajaran-ajaran lain. Alm. K.H Efendy Zarkasy dalam kesempatannya mengelilingi eropa menemukan hal yang unik tentang kebersihan, ternyata diantara semua negara eropa hanya di Spanyol yang toiletnya terdapat penampungan air, mengapa? Toilet-toilet dengan bak air itu merupakan warisan tradisi kaum muslimin dahulu, karena orang Islam sangat memerlukan tempat untuk bersuci & mandi. Di banyak negara Eropa lainnya atau disuatu gedung yang arsitekturnya mengacu pada gaya dunia barat "modern", misalnya seperti di hotel-hotel berbintang, kita akan temukan toilet yang hanya disediakan kertas tissue untuk istinjak atau jikapun ada sumber air di toilet tersebut, maka biasanya hanya dari selang kecil saja.

Hidup Hygienis dengan wudhu

Orang muslim paling tidak membasuh 7 anggota tubuhnya yang terpapar dunia luar 5 kali sehari dalam wudhunya dengan air bersih lagi mensucikan. Prosesi wudhu sendiri sangat hygienis untuk pemeliharaan kesehatan. Cuci tangan memutus penularan rantai infeksi. Menjaga kebersihan tangan juga diajar Nabi diluar wudhu terutama ketika tangan dipakai untuk makan. Rasulullah saw mengatakan : "Jika seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah memasukkan tangannya ke sebuah tempat makanan sehingga membasuh tangan tersebut tiga kali,..". Berkumur-kumur melindungi mulut dan tenggorokan dari inflamasi. Satu diantara kebiasaan Nabi adalah bersugi (menyikat gigi), bahkan dalam hadishnya dikatakan " Seandainya tidak  memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka bersugi yaitu meyikati gigi setiap akan sholat" (HR Bukhari). Menyikat gigi melindungi gigi dari kerusakan akibat pembusukan makanan, disamping itu membersihkan area mulut yang dihuni jutaan mikroorganisme, juga mencegah resiko infeksi oportunistik bila daya tahan tubuh kita menurun. Istinsyaq yakni menghirup air ke dalam hidung, merupakan suatu perbuatan yang mungkin tidak akan pernah dilakukan orang (apalagi secara rutin) kecuali jika ia berwudhu. Menurut ahli bedah tumor Dr. Bahar Azwar, Sp.B.Onk, jika terdapat tumor yang letaknya tersembunyi didalam hidung maka aliran air yang melintasi dan menyapu area nasopharyng akan menimbulkan perdarahan sehingga istinsyaq dapat sebagai deteksi dini tumor didaerah yang tersembunyi tersebut. Membasuh wajah membersihkan kotoran sisa sekret kelenjar kulit dan menjadi tabir surya yang melindungi kulit wajah dari efek buruk ultra violet yang diantaranya memicu kanker kulit. Membasuh kedua tangan dan kaki dengan melakukan pemijatan pada ujung-ujung jari dan telapaknya memperkuat pembuluh darah perifer, menambah vitalitas dan aktivitas tubuh.

Di samping itu ada paket pemeliharaan kebersihan lainnya yang secara inheren wajib dilakukan bagi tiap muslim ; yakni membebaskan diri dari najis; ajaran istinjak dengan air bersih dan khitan (circumsitio)  merupakan bagian kebiasaan yang sehat. Khusus bagi wanita terkait struktur anatomi, istinjak saat miksi mencegah infeksi saluran kencing dan bagi pria; khitan melindungi dari resiko keganasan akibat akumulasi smegma yang iritatif yang terdepo di kulit dalam penis. Nabi menganjurkan memakai alas kaki bila masuk jamban, melakukan bagian fitrah diri yaitu mandi, memotong kuku, merapikan rambut, janggut, kumis secara rutin.

Oleh : dr. Ade Hashman

 
 


 

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Ady'S
Berdiri di lingkaran, melihat, mendengar, merasakan, membaca, menulis, mencoba berbagi...
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.